Suksesi kepemimpinan adalah hal yang penting dalam bisnis keluarga. Namun tidak jarang permasalahan terjadi karena anak enggan menjadi penerus bisnis keluarga. Atau bila dipaksa, biasanya juga tidak akan serius dalam menjalaninya. Tidak heran ada pandangan “generasi pertama yang membangun, generasi kedua yang menikmati dan generasi ketiga yang menghancurkan” dalam bisnis keluarga.
“Rasa memiliki” yang ada dalam diri anak sebagai penerus binis keluarga harus bersifat psikologis, bukan hanya secara fisik
Anak sebagai ahli waris secara fisik mempunyai hak untuk melanjutkan kepemilikan bisnis, namun apakah secara psikologis ia juga mempunyai rasa kepemilikan tersebut? Anak yang punya rasa memiliki tentu akan mengembangkan cara padang, sikap dan tanggung jawab yang berbeda dengan yang “terpaksa”. Penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan psikologis meningkatkan komitmen dan niat untuk melanjutkan bisnis keluarga.
Setidaknya ada 2 aspek penting yaitu mengembangkan keyakinan dan rasa tanggung jawab
Tidak jarang dijumpai calon suksesor enggan untuk melanjutkan bisnis keluarga karena merasa tidak mampu mengemban tugas keluarga tersebut. Skala perusahaan yang begitu besar, figur ayah atau ibu sebagai pimpinan perusahaan yang begitu expert dan terhormat, kompleksitas permasalahan bisnis yang semakin kuat, serta banyaknya karyawan-karyawan senior yang begitu ahli di bidangnya, terkadang membuat anak merasa inferior dan tidak mampu untuk melanjutkan bisnis tersebut.
Orang tua perlu membantu mengembangkan keyakinan anak menjadi penerus bisnis keluarga
Bangun komunikasi yang baik antara orang tua dan anak. Tanamkan rasa percaya diri kepada anak melalui sharing pengalaman di masa muda mereka, termasuk jatuh-bangun yang pernah mereka alami di masa awal menjalankan bisnis. Beri pemahaman bahwa orang tua tidak otomatis menjadi “sakti” namun juga mengalami masa-masa sulit dan penuh tantangan di usia mudaya.
Ketika sharing disampaikan dalam suasana yang kondusif anak akan menjadikan orang tua sebagai role-model. Perlahan-lahan rasa percaya diri mereka akan muncul karena mereka akan berpikir kalau orang tuaku sanggup melalui tantangan-tangan tersebut di masa mudanya tentu saya sebagai keturunannya juga mampu untuk melaluinya.
Keyakinan anak juga dapat dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk mencoba hal-hal kecil dalam bisnis keluarga
Keyakinan perlu ditumbuhkan secara bertahap. Coba percayakan anak dalam mengelola bisnis dari skala yang kecil terlebih dahulu. Kerbehasilan secara bertahap memupuk keyakinan untuk menjalankan bisnis dalam skala yang lebih besar.
Jika dalam proses tersebut anak mengalami kegagalan, orang tua perlu memberikan dukungan sosial sehingga mereka tidak merasa down dan bangkit kembali untuk menjalankan bisnis keluarganya.
Rasa tanggung jawab merupakan hal penting yang juga perlu dikembangkan pada calon penerus bisnis keluarga
Tidak jarang orang tua mengeluhkan anaknya yang hanya memanfaatkan fasilitas milik orang tua, seperti rumah, mobil, dan sebagainya tanpa bertanggung jawab untuk memeliharanya dengan baik. Banyak anak yang hanya menikmati fasilitas perusahaan tanpa benar-benar peduli dan merasa bertanggung jawab dengan kondisi perusahaan yang sebenarnya.
Rasa tanggung jawab dapat dimunculkan melalui rasa keterlibatan. Anak yang merasa selama ini kurang dilibatkan dalam pengambilan keputusan permasalahan keluarga biasanya akan merasa kurang bertanggung jawab terhadap keputusan yang diambil orang tuanya.
Contoh sederhana ketika seorang anak melanjutkan kuliah di jurusan yang ditentukan oleh orang tua. Anak biasanya hanya menjalankan apa adanya karena merasa kuliah di jurusan tersebut bukan dari keputusannya melainkan dipaksakan oleh orang tua. Begitu pula ketika orang tua tidak pernah diajak berdiskusi tentang pemasalahan bisnis, maka anak juga merasa kurang bertanggung jawab.
Oleh karena itu orang tua perlu melibatkan anak dalam diskusi-diskusi bisnis keluarga
Dengarkan dan pertimbangkan pendapat mereka, sehingga mereka merasa ikut dilibatkan dan ikut bertanggung jawab. Keyakinan dan rasa tanggung jawab pada anak dalam meneruskan bisnis keluarga tidak dapat diubah dalam semalam. Hal-hal tersebut perlu dipersiapkan sejak dini sehingga pada saatnya penerus bisnis keluarga dengan senang hati melanjutkannya.
Written by:
Dr. Jimmy Ellya Kurniawan, M.Si., Psikolog (Dosen Fak. Psikologi Universitas Ciputra)
Konten ini merupakan kerjasama Riliv dengan Fakultas Psikologi Universitas Ciputra.