Anak stres – Sering dianggap nggak memiliki beban hidup seperti orang dewasa, banyak orang tua yang nggak menyadari kalau ternyata anaknya sedang dilanda stres. Loh, memang bisa? Tentu saja.
Masalahnya, ciri anak yang sedang stres nggak sama dengan orang dewasa sehingga orang tua nggak mengerti kalau si anak sedang stres. Selain itu, tanda stres yang terjadi pada anak juga berbeda untuk tiap tahap pertumbuhan.
Nah, supaya kamu sebagai orang tua nggak merasa kecolongan karena sama sekali nggak menyadari kalau anak sedang stres, berikut Riliv akan menjelaskannya.
Stres di usia 4-7 Tahun
Di usia ini, stress pada anak ditunjukkan dengan adanya tanda-tanda kemunduran. Misalnya, anak yang telah berhasil dilatih menggunakan toilet mungkin mulai mengompol lagi atau mulai mengisap ibu jarinya lagi atau sulit makan seperti dulu.
Jangan sepelekan juga keluhan anak sering sakit perut karena saat stres tubuh mengeluarkan bahan kimia yang salah satu akibatnya adalah membuat perut sakit. Stres juga menurunkan ambang nyeri sehingga anak jadi lebih sering merasa sakit di beberapa bagian tubuh.
Stres pada anak usia 7-10 Tahun
Saat usia sekolah, anak mungkin melepaskan stres yang dirasakan dengan kemarahan atau lekas marah, yang merupakan bagian dari respons fight or flight saat tubuh stres.
Karena stres bukan istilah yang familiar bagi mereka, anak lebih sering menyebutnya dengan perasaan khawatir, bingung, kesal, atau marah. Bahkan, mereka mungkin merasa bodoh atau nggak ada hal yang menyenangkan untuk dilakukan.
Anak stres di usia preteen atau usia 10-13 tahun
Kelompok usia ini berada dalam tahap akhir SD menuju SMP, yang bisa membuat mereka stres. Tanda-tanda yang bisa dirasakan orang tua dan guru di sekolah di antaranya:
- Menghindar bersosialisasi
- Nilai menurun
- Menolah menyelesaikan tugas sekolah
- Nggak mau bicara tentang perasaannya
Stres di usia remaja
Remaja berjuang dengan banyak masalah. Misalnya, karena pandemi mereka kehilangan ritual penting seperti kelulusan, pesta perpisahan, nongkrong dengan teman-teman, dan masih banyak lagi. Padahal, di masa ini mereka merasa teman sebaya lebih penting daripada keluarga.
Akibatnya, remaja bisa merasa stres yang beberapa tandanya adalah:
- Cepat marah
- Tidur sepanjang hari dan bangun sepanjang malam
- Melanggar jam malam atau aturan social distancing saat pandemi
- Rasa nggak berdaya dan putus asa
- Kecemasan meningkat
- Kehilangan energi atau minat pada aktivitas yang dinikmati sebelumnya
- Menarik diri dari keluarga, bahkan memusuhinya
- Mengisolasi diri
BACA JUGA: Masalah pada Anak? Atasi Bersama Psikolog Anak Online
Apa yang bisa dilakukan orang tua saat anak stres?
1. Pastikan anak merasa aman
Apa pun penyebab anak merasa stres, penting untuk meyakinkan anak bahwa kamu sebagai orang tua akan menjaga mereka tetap aman dan dicintai. Jangan lupa mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan kamu menepati janji tersebut.
2. Bicara dengan anak dari hati ke hati
Berkomunikasilah dengan cara yang terbuka dan suportif. Tanyakan langsung kepada anak bagaimana perasaan mereka dan dengarkan jawabannya dengan sungguh-sungguh. Tetap tenang dan jangan menghakimi anak.
Jangan perlu marah atau frustrasi jika anak nggak bisa atau nggak mau terbuka karena beberapa anak butuhkan lebih banyak waktu dan dorongan daripada yang lain.
3. Ajarkan mereka bagaimana cara mengatasi stres
Anak-anak nggak tahu bagaimana caranya mengatasi stres yang dirasakan. Sebagai orang tua, kamu bisa mengajarkan teknik mindfulness atau latihan pernapasan untuk meningkatkan relaksasi.
Mulai biasakan gaya hidup sehat dengan pola makan seimbang, waktu di luar ruangan yang cukup, dan pembatasan penggunaan layar gadget, termasuk TV, ponsel, dan laptop.
4. Habiskan waktu berkualitas bersama anak
Saat mereka stres, secara teratur berikan pujian, pelukan, dan kasih sayang untuk meningkatkan perasaan harga diri mereka.
Lakukan juga rutinitas keluarga, seperti makan malam bersama di hari kerja atau menonton film di hari Minggu, yang dapat memberikan stabilitas dan kenyamanan pada anak.
Terakhir, coba tanyakan pada diri sendiri apakah kamu juga sedang stres atau tidak. Mengapa? Karena banyak kasus stress pada anak ternyata disebabkan oleh orang tuanya. Jika ini masalahnya, berarti kamu juga harus mengatasi stres yang dirasakan sebelum membantu mereka mengatasi stress.
Coba gunakan layanan meditasi online di Riliv, yang bisa dilakukan dilakukan di rumah sehingga kamu nggak perlu meninggalkan anak. Kamu juga bisa sambil mengajal anak bermeditasi, yang disebut sangat baik untuk mengatasi stres.
Jika dirasa belum cukup, Riliv juga menyediakan layanan konsultasi online atau konseling online dengan psikolog profesional berkualitas. Jadi, jangan biarkan dirimu dan anak stres terlalu lama tanpa mengatasinya.
Referensi:
- kidsmindsmatter.com. Stress in Children: Signs, Symptoms and Strategies
- bgca.org. Is My Child OK? Warning Signs Kids and Teens are Stressed About COVID-19
Ditulis oleh Elga Windasari
Baca Juga: