Apology Language – Kunci dari kerekatan hubungan antar pasangan bukan hanya bergantung bagaimana cara kamu mengekspresikan kasih sayang saja, tetapi juga bagaimana kamu bisa meminta maaf untuk memperbaiki kesalahan yang sudah terjadi.
Ya, sebuah hubungan tentu tidak luput dari kesalahan! Bagaimana cara kamu mau untuk meminta maaf demi hubungan yang lebih baik merupakan kunci sukses menghadapi semua badai dalam hubungan.
Jika kamu sudah sering mendengar istilah ‘Love Language‘ atau bahasa cinta, maka tidak ada salahnya jika kamu mempelajari apology language atau bahasa meminta maaf!
Pentingnya Meminta Maaf Atas Kesalahan yang Sudah Terjadi
Kesalahan tidak akan mengurangi harga dirimu.
Sehebat-hebatnya seseorang dalam merencanakan, tentu ada hal-hal di luar kuasa yang mungkin terjadi karena kesalahpahaman atau pun miskomunikasi.
Ini bukanlah hal yang memalukan atau perlu dihindari.
Kunci dari sebuah hubungan adalah bagaimana kamu bisa mengelola kesalahan tersebut. Jika terjadi pada dirimu sendiri, mungkin kamu bisa mencoba untuk memaafkan dirimu dan memulai langkah selanjutnya.
Namun bila kesalahan tersebut berdampak pada orang lain, kamu tentunya harus meminta maaf untuk mencegah dampak kerusakan dari kesalahan tersebut, bukan?
Setiap orang rupanya memiliki cara meminta maaf yang berbeda. Karena itu mengenali apology language milikmu dan orang lain bisa membantumu untuk menerima dan juga mengenali ketulusan seseorang.
5 Jenis Apology Language
Serupa dengan love language, 5 jenis bahasa minta maaf ini dikembangkan oleh Gary Chapman, Ph.D penemu bahasa cinta serta Jennifer Thomas, Ph.D.
1. Mengungkapkan Penyesalan (Expressing Regret)
Apology language yang satu ini merupakan salah satu yang sederhana yakni “Aku minta maaf”.
Sederhana, bukan? Namun kenyataannya banyak orang yang kesulitan untuk mengungkapkannya karena gengsi dan harga diri.
Bukan hanya berkata demikian, namun jenis bahasa yang satu ini juga meliputi menyatakan hal-hal menyakitkan yang telah dilakukan dan menunjukkan rasa bersalah.
Ini merupakan bahasa yang sesuai denganmu jika kamu ingin:
- Kamu ingin orang yang menyakitimu tahu bahwa kamu terluka
- Kamu ingin seseorang dengan tulus menyatakan mereka menyesalinya
- Kamu ingin emosimu divalidasi
2. Menerima Tanggung Jawab (Accepting Responsibility)
Bahasa yang kedua yakni menerima tanggung jawab dan juga menekankan bahwa kamu mau menerima kesalahan bahwa kamu yang salah.
Selain itu kamu juga benar-benar menekankan bahwa kamu mau bertanggung jawab untuk memikul risiko serta menyadari hal yang mungkin terjadi atas kejadian yang kamu lakukan.
Ini merupakan apology language kamu jika:
- Kamu ingin seseorang bertanggung jawab baik material maupun emosional atas rasa sakit yang mereka berikan kepadamu
- Kamu ingin mereka benar-benar menyatakan bahwa apa yang mereka lakukan salah dan juga mengenali apa yang harus dilakukan untuk mencegahnya terulang
- Kamu tidak ingin mendengar alasan lain
3. Mencari Solusi (Making Restitution)
Bahasa minta maaf yang ketiga adalah mencari solusi atau penyelesaian, termasuk berusaha memperbaiki situasi.
Hal ini seringkali ditunjukkan ketika sesuatu rusak atau hilang dan kamu segera ingin menggantinya atua membayar kerugian tersebut.
Jika hal ini berhubungan dengan emosional, maka kamu akan segera bertanggung jawab untuk membantu mereka pulih maupun merasa lebih baik.
Bahasa ini sesuai denganmu bila:
- Kamu ingin mereka segera menyelesaikan masalah tersebut
- Kamu merasa bahwa ketika mereka yang melakukan kesalahan berusaha memperbaikinya merupakan hal penting
- Kamu ingin merekalah yang mengambil alih untuk memperbaiki situasi
4. Menunjukkan Aksi dengan Tulus (Genuinely Repenting)
Meskipun tidak ada yang tahu bagaimana menilai ketulusan, namun bahasa minta maaf yang satu ini berusaha menunjukkan bahwa mereka tulus dan tidak akan mengulangi tindakan serupa.
Salah satu contohnya adalah menghindari berbagai alasan yang mungkin muncul sebagai penyebab kesalahan tersebut.
Beberapa orang juga meminta rencana spesifik untuk memastikan mereka berubah.
Ini adalah bahasamu jika:
- Kamu membutuhkan bukti bahwa mereka benar-benar berkembang dan berubah
- Kamu membutuhkan jaminan bahwa mereka tidak akan mengecewakanmu di lain hari
5. Meminta Pemaafan (Requesting Forgiveness)
Apology language yang terakhir adalah meminta pemaafan, memberikan waktu bagi orang lain untuk memproses situasi tersebut sebelum kamu bisa meminta mereka untuk memaafkan.
Hal ini memberikan kuasa bagi pihak yang disakiti untuk menentukan apakah mereka mau memaafkan kamu atau tidak.
Ini merupakan bahasa kamu jika:
- Kamu belum siap untuk rekonsiliasi dengan mereka yang menyakitimu
- Kamu membutuhkan lebih dari sekadar permintaan maaf dari mereka dan membutuhkan waktu
- Kamu ingin mereka berani untuk menunggu sampai kamu siap
Bagaimana dengan Memaafkan Diri Sendiri?
Apology language di atas memang masih ditujukan untuk konsep meminta maaf antar dua pihak berbeda.
Jika kamu merasa masih belum bisa memaafkan dirimu sendiri akibat sesuatu yang kamu lakukan, maka ada baiknya berkonsultasi dengan psikolog profesional.
Bukan hanya divalidasi, kamu juga akan diajak untuk menemukan pusat rasa bersalah yang mungkin berakar dari kejadian di masa lampau dan menemukan cara untuk mengatasinya bersama.
***
Sumber:
- https://www.mindbodygreen.com/articles/apology-language
- https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1111/ncmr.12073
- https://www.psychologytoday.com/us/blog/friendship-20/201906/how-apologize-8-tips-keep-in-mind