Diedit oleh Neraca Cinta Dzilhaq, M.Psi., Psikolog
Bahagia Itu Menular – Eh, masa sih?
Tapi, pernah nggak sih kamu merasa ketika orang di sekitarmu memiliki aura yang menyenangkan dan positif, kamu juga tertular dengan mereka, begitu pula sebaliknya? Pastinya pernah, kan? Begitu pula sebaliknya, jika kamu berteman dengan orang-orang yang pesimis dan penuh dengan amarah, maka kamu juga akan tertular sifat itu.
Kali ini, Riliv akan menjelaskan mengenai macam-macam fakta mengenai kebahagiaan, dan apa saja hal yang bisa menyebabkan kebahagiaan!
Kebahagiaan Itu Bisa Muncul Lewat Berbagai Cara
Dalam penelitian Mehrdadi (2016) pada pemuda di Iran, sejumlah faktor sosial dan ekonomi turut mempengaruhi adanya kebahagiaan, yakni usia, jenis pekerjaan, aktivitas fisik dan tempat tinggal. Mengapa usia dimasukkan ke dalam faktor yang mempengaruhi kebahagiaan? Penelitian terdahulu pernah juga menyelidiki hal ini, dan didapatkan hasil bahwa semakin tua usianya, semakin bertambah kebahagiaannya. Selain itu, jenis pekerjaan bisa menjadi faktor kebahagiaan karena mempengaruhi perbedaan pendapatan yang dimiliki.
Bahagia itu Menular dari Lingkungan Pergaulan
Menurut Nicholas Christakis, seorang praktisi psikologi dan sosiologi dari Harvard University, kebahagiaan itu seperti flu yang menular dan menyebar dari satu orang ke orang lain. Penelitiannya membuktikan bahwa pertemanan yang bahagia membawa dampak 15% kebahagian bagi teman-teman yang lain. Jadi, kalau kamu hidup dengan orang-orang yang bahagia, otomatis kamu juga akan merasa bahagia.
Sadar atau tidak, Pertemanan yang positif akan membawa dampak yang positif pula, seperti bertambahnya teman, jenjang karir semakin naik, relasi semakin bertambah. Membagikan kebahagiaan sesederhana itu, memberi senyuman atau berbincang tentang pengalaman lucu hari ini, bisa meningkatkan mood seseorang. Dalam penelitian Fowler dan Christaksis (2008), orang-orang yang tinggal berdekatan dan beraktivitas bersama akan merasa lebih bahagia dibandingkan orang-orang yang tinggal terpisah. Selain itu, interaksi yang dinamis antara dua orang atau lebih dalam lingkungan yang sehat juga bisa menjadi suplai kepercayaan satu sama lain.
Jadi, lingkungan seperti apa yang ingin kamu ketahui, seberapa berdampaknya bagi dirimu. Akan lebih menarik jika kamu bisa memberikan semangat positif bagi lingkungan itu.
Bahagia Itu Berawal dari Diri Sendiri!
Orang lain bahagia, tapi mengapa kamu merasa tidak sama sekali? Mungkin yang menjadi pertanyaan adalah apakah diri kamu sendiri sudah bahagia tanpa orang lain?
Seringkali orang mencari orang lain supaya mereka dapat merasakan kebahagian dari orang tersebut. Hal itu wajar saja terjadi. Namun, akan lebih baik kamu membahagiakan diri sendiri dulu. Karena bagaimanapun juga, kamu tidak bisa terus menerus mengandalkan orang lain untuk bahagia. Kebahagiaan yang hakiki datangnya dari dalam diri sendiri.
Lalu, bagaimana caranya mengembangkan kebahagiaan bagi diri sendiri? Kuncinya adalah menerima diri dan meyakini bahwa diri sendiri pantas untuk bahagia, alias punya self-esteem yang tinggi. Tidak hanya memberi efek positif pada diri sendiri, self-esteem mampu memberikan kita kesan bahwa hidup itu bermakna dan jadi merasa puas dengan apa yang kita miliki.
Tersenyumlah kepada Dunia
Penelitian Beamish (2019) membuktikan bahwa senyuman yang diberikan oleh tenaga medis kepada pasiennya dapat memberikan efek positif bagi well-being, yakni sebagai tanda bahwa seseorang memiliki kasih sayang, empati, dan keramahan. Selain itu, senyuman juga dapat menjadi sarana untuk memulai hubungan saling percaya dari satu orang kepada yang lain.
Sekuat itu efek senyuman sehingga bisa menyebarkan kebahagiaan bagi orang lain, bukan? Jadi, walaupun harimu semakin berat, tetaplah tersenyum. Meskipun sulit, percaya pada dirimu sendiri bahwa suatu saat, kamu akan menemukan bahagia dalam dirimu. Cobalah memberi ruang pada hati supaya bisa menerima segala hal buruk yang terjadi, dan membiarkannya pergi dengan sendirinya.
Menanggapi Hal dengan Positif adalah Kunci Kebahagiaan
Menanggapi hal dengan positif dapat membawamu menjadi pribadi yang mudah menerima perubahan, baik kecil maupun besar. Sebarkan aura positifmu kepada orang-orang sekitar! Dalam pandangan psikologi positif, fokus diri pada keberhasilan, kebahagiaan, dan pemaknaan hidup dapat menjadi cara kamu untuk lebih bahagia, begitu pula dengan orang-orang di sekitarmu. Dijamin, mereka akan merasakan hal yang sama denganmu. Jika semua orang di dunia ini mampu untuk berpikir positif, betapa indahnya dunia ini!
Intinya, Jangan Ragu untuk Memulai Kebahagiaan Duluan!
Kita sudah tahu bahwa kebahagiaan itu menular. Jadi, kalau kamu terjebak dalam situasi yang buruk dan tidak ada satu pun yang menolong, yang harus kamu lakukan adalah memulai duluan. Semua hal baru memang harus ada pelopor penggeraknya. Kalau mereka tidak bisa, maka kamu harus mencoba membenahinya.
Menyebarkan kebaikan itu sangatlah mudah, yang sulit itu keinginan untuk memberikan hal positif kepada orang lain.
Oiya, usut punya usut, Riliv juga punya aplikasi psikologi yang bisa bikin kamu lebih bahagia, lho! Yuk, download Riliv sekarang buat mempraktikkan meditasi dan curhat dengan psikolog demi hari-hari yang lebih positif!
Referensi:
- Ariely, D. (2009). Beware: Happiness is Contagious. Retrieved from Psychology Today: https://www.psychologytoday.com/us/blog/predictably-irrational/200906/beware-happiness-is-contagious
- Beamish, A. J., Foster, J. J., Edwards, H., & Olbers, T. (2019). What’s in a smile? A review of the benefits of the clinician’s smile. Postgraduate medical journal, 95(1120), 91–95. https://doi.org/10.1136/postgradmedj-2018-136286
- Du, H., King, R. B., & Chi, P. (2017). Self-esteem and subjective well-being revisited: The roles of personal, relational, and collective self-esteem. PloS one, 12(8), e0183958. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0183958
- Fowler, J. H., & Christakis, N. A. (2008). Dynamic spread of happiness in a large social network: longitudinal analysis over 20 years in the Framingham Heart Study. BMJ (Clinical research ed.), 337, a2338. https://doi.org/10.1136/bmj.a2338
- Ortiz-Ospina, E. (2019). Are we happier when we spend more time with others?. Retrieved from Our World in Data: https://ourworldindata.org/happiness-and-friends