Bibliophobia – Banyak orang yang memiliki fobia yang aneh salah satunya fobia terhadap buku. biasa disebut bibliophobia. Berikut adalah penjelasan mengenai bibliophobia.
Apa itu Bibliophobia?
Bibliophobia adalah ketakutan akan buku. Orang-orang yang memiliki ketakutan ini biasanya tidak dapat membaca, yang terkadang menjadi penyebab ketakutan. Asal kata biblio adalah Yunani (buku makna) dan fobia adalah bahasa Yunani (artinya takut).
Apa penyebabnya?
Biasanya fobia muncul karena pengalaman traumatis atau bisa saja faktor keturunan atau genetika. Dipercayai bahwa faktor keturunan, genetika, dan kimia otak bergabung dengan pengalaman hidup untuk memainkan peran utama dalam perkembangan fobia.
Gejala Bibliophobia
Seperti halnya fobia apa pun, gejalanya bervariasi berdasarkan orang tergantung pada tingkat ketakutan mereka. Gejalanya biasanya termasuk kecemasan ekstrem, ketakutan, dan apa pun yang terkait dengan kepanikan seperti sesak napas, napas cepat, detak jantung tidak teratur, berkeringat, keringat berlebih, mual, mulut kering, mual, ketidakmampuan mengartikulasikan kata atau kalimat, mulut kering dan gemetar.
Bisakah minum obat?
Kamu harus tau obat-obatan yang di resepkan oleh doktermu dapat memiliki efek samping. Penting juga diketahui bahwa obat-obatan tidak bisa menyembuhkan fobia kamu, tetapi hanya bisa menekan sementara fobia kamu.
Namun, ada perawatan untuk fobia, yang meliputi konseling, hipnoterapi, psikoterapi, dan pemrograman Neuro-Linguistik. Kamu bisa melakukan konsultasi psikologi terkait masalah fobia mu dengan psikolog professional di aplikasi konseling online Riliv secara mudah.
Bibliophobia memang terdengar aneh tapi memang ada orang yang memiliki fobia tersebut. Jika kamu punya fobia tersebut, semoga kamu bisa mengatasi fobia mu ya. Semoga artikel ini dapat membantu dan jangan lupa baca artikel yang lainnya di Riliv Story.
Disadur dari :
- http://common-phobias.com/biblio/phobia.htm
Written by Fadlurrohman S.M, penulis yang saat ini masih magang dan juga content creator di youtube [Scionation]
Baca juga:
3 Kunci Penting Meningkatkan Kinerja Karyawan, Wajib Tahu!
Transformational Leadership adalah Next Level Leadership, Benarkah?