Kamu pasti sering mendengar tentang bipolar, bukan? Ya, istilah gangguan mental yang satu ini sangat umum dikenal, namun seringkali disalahgunakan sebagai istilah ‘mood swing’. Padahal, bipolar sangat berbeda dengan mood swing.
Bipolar Disorder Adalah Gangguan Mental dengan Perubahan Mood Ekstrim
Jika biasanya bipolar digambarkan seolah orang yang mengalami mood berbeda dalam waktu cepat, hal ini sangat salah, ya!
Bipolar memang menyebabkan perubahan mood, energi, tingkat aktivitas, dan konsentrasi seseorang.
Tetapi, hal ini minimal terjadi dalam jangka waktu tertentu, ya! Jadi jangan sampai salah diagnosis.
Individu dengan gangguan bipolar akan mengalami mengalami kesulitan mengelola aktivitas kehidupan sehari-hari di sekolah, tempat kerja, atau dalam menjaga hubungan dengan sosial.
Meskipun begitu, orang dengan gangguan bipolar pada umumnya tetap memiliki periode suasana hati yang normal. Sehingga hal ini tidak seperti film-film yang ekstrim!
Bipolar disorder bukanlah kelainan otak yang langka. Karena faktanya, 2,8 persen orang dewasa di Amerika Serikat atau sekitar 5 juta orang telah didiagnosis mengalami gangguan bipolar, dan usia 25 tahun adalah usia rata-rata penderita bipolar mulai menunjukkan gejalanya.
Fase-fase Dalam Bipolar
Ada 3 fase gangguan bipolar. Ketiga fase ini didasarkan pada perubahan suasana hati atau mood, energi, dan tingkat aktivitas.
Fase inilah yang disebut ‘mood’, meskipun penjelasan sesungguhnya tidak sesederhana mood harian.
Suasana hati ini berkisar dari fase perilaku yang sangat ‘tinggi’, gembira, mudah tersinggung, atau bersemangat, yang kemudian dikenal sebagai fase manik.
Ada pula fase yang sangat ‘rendah’, sedih, acuh tak acuh, atau merasa tidak memiliki harapan lagi dalam hidup yang dikenal sebagai fase depresi.
Fase yang ketiga adalah fase manik yang tidak terlalu parah yang dikenal sebagai fase hipomanik.
Fase Manic
Fase manik adalah periode dimana setidaknya selama satu minggu seseorang menjadi sangat bersemangat atau mudah tersinggung dengan cara yang ekstrem sepanjang hari hampir setiap harinya.
Individu dengan gangguan bipolar dikatakan mengalami fase manic bila memiliki lebih banyak energi daripada biasanya dan mengalami setidaknya 3 hal dari hal-hal berikut ini:
- Berbicara dengan sangat cepat, ‘melompat’ dari satu ide ke ide lainnya
- Tidak bisa tidur, atau merasa tidak ingin tidur
- Melakukan banyak aktivitas sekaligus, menjadwalkan lebih banyak acara dalam sehari daripada yang bisa dicapai
- Meningkatnya perilaku berisiko (seperti mengemudi dengan sembrono, berbelanja secara berlebihan)
- Menjadi lebih mudah tersinggung dari biasanya
- Merasa jauh lebih baik tentang diri sendiri daripada biasanya
- Berpikir bahwa dirinya dapat melakukan lebih dari yang sebenarnya ia bisa
- Membuat keputusan yang tidak biasa, atau membuat keputusan tanpa memikirkan resikonya
Fase Depresif
Fase depresi adalah salah satu fase bipolar disorder yang terjadi selama 14 hari, dimana seseorang memiliki setidaknya 5 hal dari hal-hal berikut ini:
- Kesedihan atau keputusasaan yang intens, seperti merasa tidak berdaya, putus asa atau tidak berharga
- Kehilangan minat pada aktivitas yang pernah dinikmati
- Merasa tidak berharga atau bersalah
- Masalah tidur: tidur terlalu sedikit atau terlalu banyak
- Merasa gelisah (misalnya, mondar-mandir atau meremas-remas tangan), atau ucapan atau gerakan yang lambat
- Perubahan nafsu makan (naik atau turun)
- Kehilangan energi, kelelahan
- Kesulitan berkonsentrasi, mengingat, membuat keputusan
- Sering memikirkan kematian atau bunuh diri
Fase Hipomanik
Fase hipomanik mirip dengan fase manik, tetapi gejalanya tidak terlalu parah dan hanya berlangsung 4 hari berturut-turut.
Gejala hipomanik tidak mengarah pada masalah utama yang sering terjadi pada fase manik, sehingga orang dengan bipolar pada fase ini masih dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik.
Beberapa gejala yang terjadi pada fase hipomanik adalah:
- Merasa senang atau bersemangat, meskipun keadaan tidak berjalan baik untuknya
- Mudah teralihkan dan kesulitan untuk fokus pada satu topik
- Berbicara dengan sangat cepat, melompat dari satu ide ke ide lainnya
Diagnosis Bipolar
Bagaimana seseorang bisa terdiagnosis? Tentunya hal ini harus dilakukan oleh profesional seperti psikolog, ya!
Karena diagnosis bipolar harus melalui beberapa pengamatan serta tes yang terstandarisasi dan bukan hanya terkaan saja!
Namun secara umum, individu dengan gangguan bipolar memiliki ciri khas fase manik. Kondisi ini bisa diikuti dengan adanya fase depresif atau hipomanik, meskipun tidak menjadi keharusan diagnosis.
Kenali Bipolar Lebih Jauh Bareng Bipolar Care Indonesia
Apakah ada kerabatmu yang berjuang dengan bipolar? Atau kamu adalah salah satu pejuang pemberani itu?
Kini kamu tidak perlu berjuang sendirian lagi!
Riliv bekerja sama dengan Bipolar Care Indonesia akan mengadakan webinar Mindfest 2022 dengan topik “Aku dan Temanku Bernama Bipolar” pada Selasa 4 Oktober 2022.
Di sini, kamu akan belajar tentang:
- Kegiatan Bipolar Care Indonesia
- Stigma tentang individu dengan bipolar
- Mengapa individu dengan bipolar harus mendapat diagnosis psikiater
- Pentingnya support group bagi individu dengan bipolar
- Cara hidup berdampingan dengan bipolar, baik bagi penyintas maupun caregiver
Daftar sekarang agar tidak ketinggalan dan jadilah bagian dari acara Mindfest 2022 dalam merayakan Hari Kesehatan Mental 2022!