Cara memberi pengertian pada anak – Anak-anak punya banyak permintaan. Mainan terbaru, coklat yang lezat, permen berwarna-warni, hingga mie instan yang sedang dimakan kakak. Belum lagi permintaan seperti jam tidur lebih malam atau waktu bermain handphone lebih banyak. Namun, apakah semua permintaan itu perlu dituruti?
Terkadang, Anda tentu harus menolak permintaan anak. Tapi, bukan main sulitnya memberi pemahaman pada anak kalau mereka tidak bisa mendapatkan semua hal yang diinginkan. Salah-salah menjelaskan, anak bisa ngambek dan meraung-raung.
Supaya anak bisa mengerti, inilah 5 cara memberi pengertian pada anak saat mereka minta sesuatu. Jangan lupa diterapkan!
1. Cara memberi pengertian pada anak saat minta sesuatu yang pertama adalah merespon dengan jelas
Anak-anak bisa kesal ketika tidak mendapat respon yang jelas. Misalnya ketika mereka minta sesuatu, Anda akan menjawab, “iya… nanti” atau “ntar aja, ntar aja”. Jawaban itu akan membuat anak kesal karena Anda seakan memberi harapan. Justru, mereka akan meminta dengan keras agar hal yang diinginkan diberikan sekarang juga.
Jika Anda tidak memiliki niat untuk memenuhi keinginan anak, sampaikan penolakan dengan jelas. Sampaikan juga alasannya. Anda bisa bilang, “Mama nggak bisa kasih coklat lagi. Kakak sudah makan coklat hari ini.”
2. Ikut memahami perasaan anak
Anak bisa lebih mengerti hal yang ingin orang tua sampaikan jika Anda ikut memahami perasaan mereka. Sebagai contoh, anak meminta boneka baru saat Anda berkunjung ke pusat perbelanjaan. Namun, Anda tidak bisa membelikannya untuknya. Bagaimana cara memberi pengertian tapi sambil memahami perasaan anak?
Anda bisa bilang, “Maaf, Mama nggak bisa belikan bonekanya untuk kakak. Tapi Mama ngerti kenapa kakak suka bonekanya. Cantik ya, warnanya?”
BACA JUGA: Waspadai 10 Kesalahan Mendidik Anak Ini, Jangan Pernah Dilakukan!
3. Beri tahu kebaikan atau keburukan yang akan diterima anak
Anak sering meminta hal-hal yang akan merugikan mereka kelak. Misalnya, minta makan permen berkali-kali dalam sehari atau minta nonton YouTube hingga larut malam. Anda tentu tidak bisa memenuhi permintaan tersebut. Sebagai langkah memberi pemahaman, Anda bisa mengatakan pada anak kebaikan atau keburukan yang akan mereka dapat jika permintaannya tidak dipenuhi.
Misalnya saat anak minta permen terus-menerus, Anda bisa bilang, “Kakak bisa makan satu permen saja sehari, ya. Kalau kakak makan permen terus-terusan, kakak bisa sakit gigi. Kakak nggak akan mau sakit gigi, kan?”. Saat anak minta nonton televisi hingga malam, Anda bisa bilang, “Nonton televisi nggak perlu sampai malam, kok. Kalau kakak nonton tv sampai malam, besok pagi bangun kesiangan jadi telat ke sekolah. Nanti mata kakak juga jadi rusak, nggak bisa lihat dengan jelas kalau nonton tv terus.”
4. Ajak anak bersyukur
Anda juga bisa mengajak anak bersyukur saat mereka minta sesuatu. Apalagi, jika hal yang diminta adalah hal yang sudah dimiliki anak. Biasanya, hal itu berupa mainan.
Anda bisa bilang, “Maaf, Mama nggak bisa beliin kakak robot baru. Kakak kan sudah punya dua robot, di rumah. Robotnya juga masih bagus. Kita main sama yang itu aja, ya?”
5. Cara memberi pengertian pada anak harus tenang tanpa emosi
Siapa sih yang tidak suka dinasehati dengan marah-marah? Rasanya bikin kesal saja. Begitu pula anak Anda, ia akan kesal jika Anda merespon permintaannya dengan marah-marah.
Cara memberi pengertian pada anak yang baik adalah tetap tenang. Rendahkan nada suara Anda, jangan terpancing emosi. Memberi pengertian dengan tenang dapat membuat anak merasa sedang bercakap dari hati ke hati. Hal-hal yang Anda ucapkan pun dapat lebih dipahami dan diterima.
Memang tidak mudah memberi pemahaman pada anak yang minta sesuatu. Apalagi, jika mereka sudah ngambek. Rasanya pusing sekali! Anda sebagai orang tua pun jadi bingung harus berbuat apa.
Parents, kalau Anda butuh teman curhat saat mengasuh anak, Anda bisa curhat ke psikolog. Di aplikasi konseling online Riliv, ada psikolog online yang bisa mendengar curhatan Anda tentang anak-anak. Kalaupun Anda butuh bantuan tentang tips cara mengasuh, psikolog online juga siap membantu.
Referensi:
- Kennedy-Moore, Ellen. (2017). When and How to Say No to Kids. https://www.psychologytoday.com/us/blog/growing-friendships/201712/when-and-how-say-no-kids
- Morin, Amy. (2021). 7 Ways Parents Can Put an End to a Child’s Pestering. https://www.verywellfamily.com/stop-your-child-from-pestering-1094978
- Morin, Amy. (2021). Saying No to Kids and Actually Mean It. https://www.verywellfamily.com/how-to-say-no-to-kids-and-mean-it-1094817
Ditulis oleh Syifa Salsabila Ramadhani
Baca Juga: