Sadarkah kamu, bahwa di Indonesia, negara yang menganut budaya ketimuran, tuntutan terhadap kaum perempuan sangat banyak dan terkadang tidak realistis. Kamu pasti sering mendengar nasihat kalau perempuan itu harus pintar, sopan, bersikap baik kepada semua orang, dan sederet sifat-sifat mulia lainnya. Perempuan yang menunjukkan perilaku kenakalan seperti laki-laki langsung dianggap tidak benar.
Pada perempuan remaja dan dewasa, penampilan fisik merupakan hal yang penting. Perempuan yang memiliki fisik tinggi, putih, dan ramping akan dipuja-puja. Pujian tadi, oleh remaja dan dewasa, sering dianggap sebagai bentuk penghargaan yang membuat diri mereka berarti. Padahal, bukankah inner beauty jauh lebih penting daripada outer beauty?
Nah, dari persoalan ini, kita bisa merefleksikan bahwa perempuan perlu dididik untuk tumbuh percaya diri. So, pengasuhanmu sebagai orang tua tentu menjadi hal yang penting ya, Dear.
Apa aja sih tips untuk mendidik anak perempuan agar tumbuh percaya diri?
1. Mendidik anak perempuan dengan memberi dia ruang untuk memilih
Dalam aktivitas sehari-hari, coba libatkan anak perempuanmu untuk mengambil keputusan, baik yang menyangkut kepentingan keluarga, maupun kepentingan pribadi. Jika kamu ingin memasak, cobalah tanyakan pendapat anak tentang menu masakan baru yang sebaiknya kalian berdua ingin coba.
Jika kamu dan anak sedang jalan-jalan di mall dan sedang mencari sepatu santainya, beri dia kebebasan untuk memilih sepatu yang ia sukai. Dengan kebebasan ini, anak mencoba belajar untuk tidak bergantung pada pendapat orang tua, bertanggung jawab akan pilihannya, dan yang terpenting, ia merasa dihargai dan dipercayai.
2. Fokus memberi pujian di bagian ‘usaha’
Tekankanlah usaha yang dilakukan anak perempuanmu ketimbang penampilan luarnya. Hindari juga memberi penekanan yang berlebih terhadap penampilan anak. Jika kamu masih spontan mengucapkan ‘sisir sana rambutmu, gak enak lho ngeliatnya’, kamu perlu menggantinya.
Jika memang penampilan fisiknya harus dikomentari, maka lakukan dengan benar. Misalnya, kamu bisa berkomentar dengan alasan yang logis, seperti “sisir sana rambutmu, kalau nggak, nanti minyak di rambutmu bisa buat rambutmu kusut”.
3. Membatasi eksposur media
Sebenarnya, media bisa digunakan untuk belajar tentang body shaming dan teman-temannya. Namun, untuk meminimalisir resiko, anak perlu menghabiskan waktu untuk kegiatan yang lebih bermanfaat dibanding memperhatikan media.
Pasalnya, media seringkali menggunakan trik-trik khusus untuk membuat citra yang kuat terhadap penampilan fisik, sehingga bisa membuat anak perempuanmu membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain.
Beri contoh dari apa yang Anda ajarkan adalah tips mujarab untuk mendidik anak perempuan
Tidak ada gunanya jika ajaranmu tidak bisa dilihat anak di kehidupan sehari-hari. Jika apa yang kamu ajarkan berkebalikan dengan sikap dan perilakumu, maka ia bisa berbalik mempertanyakan ajaranmu, dan bahkan mengabaikannya.
Bagaimanapun, anak adalah seorang peniru ulung. Ia belajar lebih cepat dengan melihat.
Kenalkan anak perempuan pada realita tentang gender di lingkungan Anda tinggal
Kenyataan tidak perlu ditutupi. Anak perempuanmu nantinya akan tumbuh dewasa dan bergaul langsung dengan lingkungan sekitarnya. Ia bisa saja kaget menghadapi kenyataan yang berbeda dengan ajaranmu.
Ia mungkin akan melihat bahwa teman-teman perempuannya yang lain enggan untuk mengangkat tangan untuk menjadi pemimpin acara. Nah, ada baiknya kamu memperkenalkan realita ini dan menjelaskan penyebabnya. Dengan begini, anak dapat belajar sebuah permasalahan dari berbagai perspektif.
Disadur dari:
- https://www.babycenter.com/0_10-tips-for-raising-a-confident-girl_10310248.bc
- http://www.mindforlife.org/nice-persons-guide-becoming-assertive/
Ditulis oleh Elvira Linda Sihotang