Tara Antya Sahasrakirana. We are all struggling for a better life. Disunting oleh Adismara Putri Pradiri, S.Psi., kandidat psikolog klinis.
Cara Mengatasi Anak Broken Home – Menghadapi perceraian memang tidak mudah, terlebih bagi anak-anak. Tentu bukan keinginan mereka melihat kedua orang tuanya berpisah.
Namun, jika akhirnya bercerai adalah jalan yang tepat untuk dilakukan, maka sebagai orang tua, Anda sebaiknya memahami cara mengatasi anak yang broken home.
Masalah yang Mungkin Muncul dari Perceraian
Bukan hanya orang tua yang menghadapi permasalahan dari perceraian, tapi anak pun memiliki kerentanan yang sangat tinggi, lo.
Ini artinya Anda sebagai orang tua juga harus memiliki kepekaan serta waktu untuk mendampingi anak melalui masa-masa sulit ini.
Beberapa masalah yang mungkin muncul sebagai dampak dari perpisahan bisa Anda ketahui sebelum masuk ke langkah penanganan anak-anak.
Tahun Pertama Menjadi Tahun yang Sulit
Di tahun-tahun pertama terbukti secara saintifik menjadi masa paling sulit bagi anak.
Mulai dari stres, marah, cemas, dan tidak terima bahwa orang tuanya berpisah.
Masa-masa ini akan bervariasi pada setiap anak; beberapa mungkin tumbuh lebih cepat daripada yang lain. Anda tidak bisa memaksakan setiap anak untuk ‘baik-baik’ saja dengan cepat.
Bahkan bukan tidak mungkin bila dampak ini terus terjadi hingga dewasa.
Anak-anak Mungkin Tidak Tahu Mengapa Orang Tua Berpisah dan Menyalahkan Diri Sendiri
Tidak ada yang bisa menyangka perceraian dapat terjadi, khususnya untuk anak.
Anak-anak mungkin merasa bahwa mereka adalah penyebab utama kedua orang tua berpisah, bahkan merasa cinta yang diberikan kepada anak semakin berkurang.
Bahkan bagi remaja, kehancuran pernikahan kedua orang tua bisa menjadi penyebab munculnya berbagai masalah yang menyulitkan perkembangan mereka.
Pada Beberapa Anak, Perceraian Bukanlah Stressor Utama
Stressor adalah penyebab stres. Umumnya orang mengetahui bahwa anak stres karena orang tua bercerai.
Di beberapa kasus, perceraian justru bukan menjadi stressor utama, melainkan dampak yang terbawa akibat perceraian.
Hal-hal seperti harus berpindah sekolah, berpindah rumah, mulai beradaptasi dengan orang tua tunggal yang juga mengalami masalah adalah hal yang menyebabkan mereka tertekan.
Finansial juga seringkali menjadi alasan mengapa situasi ini semakin sulit.
Tips Cara Mengatasi Stres Pada Anak Broken Home
Beberapa psikolog membagikan beberapa tips untuk cara mengatasi stres pada anak broken home dan meminimalisir dampak negatif pada perkembangan mereka.
Kejujuran adalah kunci utama dari cara mengatasi anak broken home
Anda tidak bisa selamanya menyembunyikan permasalahan rumah tangga pada anak. Sadar atau tidak, anak-anak biasanya sangat peka dengan keadaan keluarganya, lo.
Mereka memiliki naluri untuk mengetahui sesuatu yang sedang terjadi di antara ayah dan ibunya, meskipun tidak ada yang mengatakannya secara langsung. Dalam hal ini, solusinya adalah dengan bersikap jujur tentang kondisi rumah tangga Anda.
Beri penjelasan yang sesuai dengan usia anak
Menjelaskan pada anak terkait masalah rumah tangga memang tidak mudah bagi orang tua. Namun, Anda bisa mempertimbangkan usia anak untuk memberi penjelasan yang bisa dipahami.
Sebagai contoh, Anda bisa mengatakan, “Ayah dan Ibu sudah tidak saling sayang lagi” kepada anak yang baru berusia 4 tahun. Kata-kata tersebut akan membantu anak agar terhindar dari efek buruk broken home.
Katakan, “Kamu bukan penyebab perceraian ayah dan ibu, nak.”
“Ayah sama Ibu pisah gara-gara aku, ya?”
“Ini salahku!”
Apakah Anda pernah membayangkan bagaimana perasaan anak saat mengetahui orang tuanya berpisah? Kebanyakan dari mereka mungkin akan menyalahkan dirinya sendiri atas perceraian kedua orang tuanya.
Nah, cara mengatasi stress anak yang broken home dalam hal ini adalah selalu mengingatkan kepada anak, bahwa mereka bukan penyebab di balik perceraian ayah dan ibunya.
Mengekspresikan perasaan bisa menjadi salah satu cara mengatasi stress
Setelah perceraian, reaksi yang ditunjukkan anak pastinya akan berbeda-beda. Ada yang sedih, marah, atau bahkan takut. Semua itu adalah hal yang wajar.
Lantas, tugas selanjutnya yang harus dilakukan orang tua adalah dengan menjadi pendengar yang baik dan membiarkan anak mengekspresikan perasaannya. Anda bisa coba 4 tips berikut untuk menumbuhkan kesabaran pada anak.
Bahkan bukan tidak mungkin berkonsultasi kepada psikolog menjadi salah satu pilihan terbaik. Ini akan menunjukkan bahwa Anda peduli dan ingin memberikan yang terbaik pada perkembangan anak Anda.
Baik Anda maupun anak, kalian berhak untuk mendapatkan pendampingan psikolog dalam melalui masa-masa sulit ini.
Konsultasikan Keluarga Anda Bersama Psikolog
Beri anak kebebasan untuk memilih
Saat orang tua memutuskan untuk berpisah, pastinya akan terjadi sebuah dilema besar pada anak. Cara yang baik untuk menangani anak setelah perceraian adalah dengan memberikan pilihan dan saran kepada anak.
Contoh sederhananya bisa dengan membicarakan kepada anak dengan siapa mereka ingin tinggal setelah perceraian.
—
Kesehatan mental dan kebahagiaan keluarga kecil Anda menjadi salah satu hal paling penting. Tanpa Anda sadari, bagaimana Anda mendampingi anak dan juga memberikan kebahagiaan pada mereka akan menjadi tameng terkuat untuk menghadapi stres di kemudian hari, lo.
Pastikan Anda berkonsultasi kepada psikolog bila menemui masalah agar tidak menjadi beban di masa depan perkembangan anak, ya. Psikolog online bisa Anda akses dengan mudah melalui smartphone Anda!
Referensi:
- Ken Potts. Tips for Helping Children Survive Their Parents’ Broken Marriages. https://www.dailyherald.com/article/20140126/entlife/701269991/
- Karl Melvin. Relationship Breakdowns: 11 Tips on Helping Your Children Cope. https://www.thejournal.ie/readme/separation-children-2468664-Nov2015/
- Amy Morin. The Psychological Effect of Divorce on Children. https://www.verywellfamily.com/psychological-effects-of-divorce-on-kids-4140170
Baca juga:
10 Budaya Indonesia Paling Unik dan Horor
Mengajarkan Sikap Toleransi di Sekolah: Guru dan Orang Tua, Catat!