Demensia – Demensia merupakan istilah untuk penurunan kemampuan kognitif seseorang hingga menyebabkan gangguan dalam kehidupan. Kondisi ini cenderung diderita oleh orang lanjut usia, yaitu sekitar 60-70 tahun. Orang dengan demensia dapat melupakan berbagai hal dalam hidupnya mulai dari hal remeh hingga hal penting, atau dapat disebut sebagai pikun. Mereka dapat melupakan nama anaknya atau bahkan tidak mengingat bahwa ia memiliki anak. Mereka juga memiliki masalah kebersihan karena lupa untuk mandi atau berpakaian dengan benar.
Karena mudah lupa, orang dengan kondisi ini juga mudah sekali tersesat, bahkan di tempat-tempat yang biasanya mereka kunjungi. Gejala lain seperti kurang bisa berhadapan dengan hal abstrak, gangguan pada emosi seperti gejala depresi, bersikap datar dan emosi sering tiba-tiba “meledak” juga merupakan hal yang umum ditemui. Oleh karena itu, hidup mereka dapat dikatakan sangat bergantung pada orang lain yang merawat mereka atau biasanya dikenal dengan istilah caregiver.
Biasanya, caregiver bagi orang demensia adalah anggota keluarga, terutama anak
Menjadi caregiver atau pengasuh orang dengan demensia bukan hal yang mudah. Memang, berhadapan dengan orang yang dengan mudah lupa mengenai apa yang baru dibicarakan merupakan sebuah tantangan tersendiri. Kamu juga perlu kreatif dan berpikir panjang untuk mengantisipasi hal-hal yang mungkin terjadi. Seperti memberikan tanda pengenal agar mereka tidak hilang, melapisi ubin kamar mandi dengan bahan tidak licin, memperhatikan sudut-sudut rumah yang tajam, bahkan memperhatikan pakaian dan makanan mereka. Detail-detail ini dapat membutuhkan perhatian yang ekstra. Selain itu, mengasuh orang dengan kondisi ini juga membutuhkan waktu yang panjang.
Riset psikologi menunjukkan bahwa mengasuh pasien kondisi ini melibatkan waktu yang relatif lebih lama dibanding gangguan lainnya. Kamu mungkin akan tertekan karena hal ini menyita waktumu, apalagi jika kamu masih memiliki pekerjaan atau sudah berkeluarga. Kamu dapat kehilangan kesabaran atau bahkan mengalami stres. Untuk mencegah hal itu, kamu bisa menerapkan beberapa strategi ketika berperan sebagai caregiver bagi orangtuamu yang demensia.
Ganti gaya komunikasi kamu dengan orang tua
Orang dengan demensia cenderung sulit untuk menjawab pertanyaan terbuka. Kesulitan mereka ini juga dapat membuat kita frustrasi karena jawaban mereka kurang memuaskan menurut kita. Coba latih menanyakan pertanyaan tertutup untuk mereka yang dapat memudahkan mereka untuk menjawab. Contohnya apabila mereka baru saja menerima telepon rumah, jangan tanyakan “siapa yang nelepon Ma?” namun tanyakan, “tadi yang telepon Andi atau Ira, Ma?” Hal ini akan lebih mudah direspon oleh mereka.
Belajar pahami bahwa orang tua kita sudah “berbeda”
Kita harus mengenali kondisi seseorang sebelum membantu mereka sepenuhnya. Pelajari kondisi-kondisi dan kekurangan yang sekarang dialami oleh orang tua. Ketika mengalami demensia, orang tua kita tidak selalu mengenali batasan mereka dan bahkan dapat melakukan kegiatan yang membahayakan. Hal ini merupakan hal yang perlahan perlu kita terima, bahwa mereka membutuhkan bantuan kita bahkan pada hal-hal yang paling remeh sekalipun.
Lepaskan penat selama merawat orang tua dengan demensia
Mengurus oran gtua dengan kondisi ini memang berat, akan tetapi seorang caregiver tidak boleh lupa dengan kondisi dirinya sendiri. Kamu berhak lho menambah kegiatan yang membuatmu senang seperti makan makanan enak, pergi nonton film di bioskop atau sekadar cuci mata di mall terdekat. Jangan lupa juga untuk mencari dukungan dari teman dekat atau pasangan untuk menuangkan keluh kesahmu. Apabila kamu merasa stres yang kamu rasakan mulai tidak terbendung, kamu bisa mencari pertolongan profesional seperti psikolog. Kamu juga bisa mengakses konseling online melalui aplikasi konsultasi psikologi Riliv.
Luangkan waktu liburan dengan anggota keluarga lainnya
Melepaskan stres seperti pada poin sebelumnya dapat kamu lakukan, namun hal ini membutuhkan peran anggota keluarga yang lain untuk bergantian tugas denganmu. Apabila kondisi anggota keluargamu yang lain juga sudah cukup jenuh, terdapat opsi lain yang dapat kamu lakukan. Kamu dapat menitipkan orangtuamu di rumah sakit atau di adult day care center agar kamu dan anggota keluarga lainnya dapat berlibur. Hal ini perlu kamu lakukan demi kesehatan mentalmu sendiri. Apabila pikiran dan hatimu sudah dalam kondisi yang lebih baik, tentu kamu dapat lebih bersemangat merawat orangtuamu.
Baik pada gangguan psikologis maupun penyakit fisik apapun, menjadi seorang caregiver tidak pernah menjadi pengalaman yang mudah. Jadikan kondisi orangtuamu ini sebagai peluang untuk berbakti kepada mereka yang telah membesarkanmu sejak kecil. Semangat terus ya!
Konsultasikan Sekarang
REFERENSI
Kring, A. M., Johnson, S. L., Davison, G. C., & Neale, J. M. (2013). Abnormal psychology. Singapore: Wiley.
Bianda Widyani is a fresh bachelor of psychology who highly interested in emerging adult and positive psychology. She aims to use her skill to make people more aware of themselves so they can be healed faster and develop better. Reach her on Instagram: @bibibianda.