Ditulis oleh Aham Ahmad, diedit oleh Neraca Cinta Dzilhaq, M.Psi., Psikolog
Depresi – Hai, Riliv. Hari ini aku akan membahas tentang depresi yang pernah kurasakan.
Oiya, mungkin kalian yang membaca masih belum paham tentang depresi. Singkatnya, depresi merupakan kondisi dimana seseorang merasakan perubahan secara emosional dan kebiasaan dalam hidupnya. Yang kurasakan adalah kehampaan secara berlarut dan berangsung lama. Berbeda dengan galau, stres, atau frustasi dimana penderitanya masih merasakan sedih dan perasaan emosional lainnya, keadaan ini membuat aku merasa kehilangan gairah hidup, tertekan dan ketakutan luar biasa, perasaan hampa dan rasa putus asa yang terus menerus mendera. Depresi bisa terjadi pada siapa saja, tidak memandang status sosial, gender, agama, suku, kebangsaan, maupun usia. Selebihnya, secara umum, gejala-gejala depresi yang kualami meliputi hal-hal sebagai berikut:
- Munculnya pikiran negatif yang terus berulang selama beberapa periode.
- Tidak bergairah menjalani hidup.
- Punya berat badan yang naik atau turun secara drastis.
- Mudah lelah.
- Merasa bersalah setiap harinya.
- Konsentrasi menurun.
- Pikiran ingin menyakiti diri sendiri, hingga bunuh diri.
Baiklah, mungkin kalian akan sedikit menertawakan gejala nomor 1. Terdengar sepele, bukan? Tapi sejujurnya, dalam fase depresi, aku selalu merasakan pikiran negatif yang tak kunjung pergi. Aku pun terjebak dalam persepsi bahwa aku tidak akan baik-baik saja. Ketahuilah, perubahan emosi mendadak dari positif ke negatif itu wajar sekali bila kamu mengalami depresi.
Lalu, bagaimana aku bisa sembuh dari depresi? Aku akan membagikan beberapa tips dari pengalamanku.
Mencari Penyebab Utamanya Terlebih Dahulu
Seperti penyakit pada umumnya, aku harus mencari penyebab dari rasa sakit itu sendiri. Entah apa yang sedang aku alami saat ini — peristiwa kehilangan seseorang yang aku cintai, perubahan-perubahan yang aku tidak suka namun harus dialami, atau seperti yang aku alami: keterlaluan dalam berfikir atas hari esok atau lainnya.
Harus Yakin bahwa Depresi bisa Disembuhkan
Gejala sakit fisik sedikit banyak dapat mempengaruhi mental. Namun saat aku merasakan depresi, yang terjadi justru berkebalikan. Gangguan yang kualami dalam psikisku berpengaruh banyak pada kondisi fisikku. Aku merasa lemah, kehilangan fokus, menjadi pelupa, serta cepat lelah dalam beraktivitas.
Oke, maka di poin primer selanjutnya adalah aku harus percaya bahwa aku pasti sembuh. Hal ini penting! Karena menurut psikolog yang memberiku treatment, sebanyak apapun usaha jika tidak ada rasa percaya, maka tidak akan ada kesembuhan.
Dalam hal ini perlu digaris bawahi bahwa kepercayaan itu letaknya di hati bukan di pikiran. Orang depresi biasanya juga mengalami kecemasan berlebihan, dan hal ini akan menjadikan penderitanya cenderung skeptis atau susah percaya pada sesuatu.
Untukmu yang sedang depresi, percaya pada kesembuhanmu!
Kita Tidak Bisa Sungguh-sungguh Memiliki Sesuatu
Pada poin ini aku ingin berterus terang saja, bahwa jika kamu merasakan kehilangan, adanya keinginan yang tidak tercapai, atau seberat apapun kesalahan dan masa lalu kamu, pada dasarnya semuanya bersifat sementara. Dalam artian lain, kita tidak benar-benar memiliki sesuatu, atau sederhananya kita memang tidak punya apa-apa.
Ketika aku menderita depresi, ada perasaan tidak relaatas sesuatu yang terjadi dalam hidupku, dan aku tidak percaya bahwa aku bisa memiliki sesuatu yang lebih baik.
Maka dari itu, aku pun belajar untuk merelakan dan mengikhlaskan apa yang ada di hidupku, mensyukuri apa yang kumiliki, dan berhenti membandingkan diriku dengan orang lain. Apapun yang mereka miliki juga bersifat sementara, bukan?
Ketika Merasa Hampa, Itu Wajar Saja
Sepengalamanku saat mengalami depresi dulu, aku pernah merasa benar-benar hampa, kosong dan hilang gairah hidup. Diliputi rasa minder luar biasa, merasa gagal sebagai manusia.
Namun, aku tidak mau membiarkan hal tersebut terus menerus menghantuiku. Kata terapisku, aku harus mencoba menghibur diri. Dan demikianlah, aku mencoba setiap kali menarik nafas panjang, dan mengatakan, “Aku yakin satu jam dari sekarang, aku akan merasa lebih baik”
Kamu Tidak Sendiri
Kalau Anda sedang merasa sedih dan tidak berharga, percayalah, banyak orang yang merasakan hal yang sama. Bukannya aku ingin menginvalidasi apa yang kamu rasakan, karena aku pun merasa demikian. Aku mencoba untuk tidak berlarut-larut dalam kesedihan itu. Sulit, memang, namun aku membiarkan diriku berproses.
Ada baiknya kamu menangis untuk melepas emosi, namun jika terus menerus tenggelam dalam kesedihan itu, jatuhnya malah jadi destruktif pada dirimu sendiri.
Beraktivitas Fisik
Ketika aku merasa depresiku kambuh, aktivitas fisik penting karena membantuku untuk melepaskan pikiran negatif dalam otak dan merasa lebih sehat. Percayalah, kamu takkan menyesali olahraga sebagai cara melepaskan diri dari depresi. Jika kamu merasa terlalu lelah, lakukan aktivitas dalam rumah yang lebih ringan, misalnya berkebun, bersih-bersih, atau senam kardio. Selain itu, cobalah untuk tetap tersentuh sinar matahari di pagi hari supaya kamu tetap mendapatkan vitamin D yang baik bagi kesehatan tubuhmu. Usut punya usut, vitamin D juga bagus untuk kesehatan mentalmu, lho! Vitamin D bisa membantumu melepaskan mood negatif yang berujung pada stres, kecemasan, dan depresi.
Jujurlah pada Diri Sendiri
Mulailah jujur pada diri sendiri, bahwa kamu saat ini membutuhkan pertolongan, adalah salah satu kunci untuk lepas dari depresi. Aku juga awalnya enggan meminta bantuan orang lain. Namun, ketika aku mengutarakan keluhan dengan orang-orang terdekat dan menjalin interaksi sosial, aku mulai merasakan manfaatnya. Aku jadi merasa dihargai. Aku juga mendapatkan banyak bantuan yang membuatku jauh lebih berani dalam menghadapi tantangan hidup.
Beprasangka Baik pada Hari Esok
Ketakutan akan hari esok tidak akan menghentikan esok hari untuk terjadi. Itulah yang dikatakan psikologku. Aku harus berhenti memikirkan kemungkinan negatif dan mengubah pola pikirku, bahwa masih ada harapan di balik hari esok yang tidak pasti. Aku tahu, kamu pasti merasa kesulitan memikirkan optimisme di balik situasi yang kamu alami. Tapi setidaknya, ketahuilah bahwa kamu masih diberi kesempatan untuk hidup sampai saat ini, dan itu adalah anugerah yang patut disyukuri. Kamu pantas untuk menjalani hari esok, sebagaimana kamu pantas menjalani hari ini.
Oiya, jangan lupa untuk senantiasa berterima kasih pada apa yang sudah kamu dapatkan hari ini, ya! Di luar sana masih banyak orang yang nggak beruntung dibandingkan dirimu.
Bertemulah dengan anak kecil
Ada kelegaan, kebahagiaan, dan hiburan ketika aku melihat anak kecil. Pola lucu mereka, kepolosan, dan kejujurannya untuk sejenak mampu mengalihkan pikiranku dari depresi.
Buat kamu yang punya keponakan atau adik kecil, hal ini mungkin perlu dicoba. Sesekali berinteraksilah dengan mereka. Kalau tidak ada anak kecil di sekitar kamu, carilah mereka di dalam dirimu. Apa lagi namanya selain inner child-mu? Ketika kamu berinteraksi dengan inner child, biarkanlah dirimu melakukan sesuatu yang biasa kamu lakukan waktu kecil. Mungkin kamu suka main balon, naik perosotan, atau lari-lari di taman? Lakukanlah, biarkan inner child-mu bebas.
Jangan Membandingkan Dirimu dengan Orang Lain
Kalau kamu depresi karena merasa iri bahwa ada orang lain yang kondisinya lebih beruntung, maka mulai saat ini berhentilah membanding-bandingkan.
Orang lain diciptakan dengan kelebih-kurangan masing-masing dan kamu pun demikian. Lagipula, dalam perjalanan hidup ini, mau tidak mau, manusia akan diuji dengan macam-macam problematika hidup. Entah itu stres, frustrasi, dan kecemasan merupakan awan kehidupan yang tak dapat dihindari.
Percayalah pada Diri Sendiri
Apapun hal yang menimpaku saat ini, aku hanya bisa pasrah. Bukannya aku menyerah, tapi aku percaya bahwa aku pasti bisa melewatinya. Kamu pun bisa demikian. Orang-orang bebas mengatakan apa pun untuk merendahkanmu, tapi jika kamu percaya pada dirimu sendiri, kamu akan sadar bahwa kamu lebih kuat dari yang kamu kira.
Penutup
Nah, demikianlah kisah dari teman kita yang sudah berbagi tentang pengalamannya melawan depresi. Seperti yang sudah dia sampaikan, depresi yang dialaminya tidaklah mudah untuk dijalani. Namun, dengan usaha yang maksimal, ia pun bisa bangkit dari keadaannya yang buruk menjadi pribadi yang lebih baik.
Jika kamu saat ini merasakan gejala-gejala depresi dan membutuhkan bantuan untuk sembuh, yuk, jangan ragu ceritakan pengalamanmu bersama psikolog via aplikasi Riliv!
Discussion about this post