Ciri-ciri trauma – Berbeda dengan penyakit fisik yang mungkin memiliki ciri-ciri yang pasti, gangguan pada kesehatan mental agak sulit untuk dideteksi. Khusus untuk trauma, ciri-cirinya juga bisa terlihat berbeda pada setiap individu.
Namun, supaya kamu memiliki pemahaman yang lebih dalam lagi tentang trauma, di artikel ini Riliv akan memberikan serangkaian gejala, adaptasi, dan kesulitan yang sering muncul pada orang yang mengalami trauma, khususnya mereka yang pernah mengalami bentuk trauma interpersonal.
Pola pikir berubah jadi ciri-ciri trauma yang paling banyak terjadi
Peristiwa traumatis bisa menyebabkan perubahan dalam pemikiran seseorang, baik itu tentang diri sendiri, orang lain, dan dunia pada umumnya. Ada lima area keyakinan penting dalam dirimu yang paling mungkin terganggu akibat trauma. yaitu:
1. Keamanan
Misalnya, kamu jadi lebih mudah dan sering berpikir kalau dirimu rentan disakiti dan dilecehkan oleh orang lain, harus selalu waspada terhadap kemungkinan ancaman untuk melindungi diri, dan dunia ini penuh dengan bahaya.
2. Kepercayaan
Trauma menyebabkan kamu lebih sulit untuk percaya dengan orang lain dengan pemikiran kalau kamu akan dikhianati dan ditinggalkan oleh orang lain, orang lain akan selalu mengecewakanmu, dan kalau diberi kesempatan maka orang lain akan menyakitmu.
3. Kepercayaan diri
Selain sulit percaya dengan orang lain, kepercayaan dirimu juga jadi menurun akibat trauma, Kamu jadi memiliki pemikiran kalau kamu itu buruk, rusak, cacat, atau jahat, bertanggung jawab atas hal-hal buruk yang terjadi padamu, dan nggak berharga.
4. Keintiman dan koneksi
Ciri-ciri trauma yang juga sering terjadi adalah keinginan untuk selalu sendiri dan terasing dari orang lain, nggak percaya kalau kamu bisa memiliki hubungan dengan orang lain karena merasa diri berbeda dari yang lainnya.
5. Kekuatan dan kontrol
Kalau yang ini, ada dua kemungkinan yang bisa terjadi. Pertama, kamu jadi terlalu kuat mengontrol diri sendiri sehingga orang lain tidak bisa ikut berperan atau justru kamu sama sekali sulit mengontrol diri dan memerlukan kekuatan dari orang lain untuk melakukannya.
Ciri-ciri trauma juga bisa terlihat dari kondisi fisik dan emosionalnya
1. Dampak emosional
Gangguan kecemasan dan depresi adalah kondisi umum bagi orang yang pernah mengalami trauma. Perasaan yang terkait dengan trauma umumnya meliputi rasa takut, kebingungan, kecemasan, kesedihan, duka, kehilangan, merasa bersalah, penolakan, ketidakpercayaan, mudah terkejut, menyalahkan diri sendiri, malu, serta marah dan jadi sering marah.
2. Dampak fisik
Penelitian menunjukkan adanya hubungan antara trauma dan keluhan fisik, seperti nyeri panggul kronis, masalah genitourinaria, dan gangguan gastrointestinal. Orang yang selamat dari trauma juga memiliki tingkat gangguan somatisasi yang lebih tinggi. Apa itu? Gangguan somatisasi ditandai dengan kombinasi gejala nyeri, gastrointestinal, seksual dan neurologis, yang berlangsung selama beberapa tahun dan tanpa penyebab medis yang diketahui.
Satu bahkan studi menemukan bahwa lebih dari 90 persen wanita dengan gangguan somatisasi melaporkan telah mengalami riwayat pelecehan. Dampak fisik umum dari trauma adalah sakit dan nyeri, jantung berdebar, kelelahan, ketegangan otot, mati rasa, dan merasa gelisah.
Trauma juga menimbulkan masalah dalam berhubungan dengan orang lain
Trauma yang bersifat interpersonal dapat mempengaruhi bagaimana seseorang mengalami hubungan lain di kemudian hari. Anak-anak yang dilecehkan percaya bahwa yang terjadi adalah kesalahan mereka sehingga merasa ada yang salah dengan dirinya. Wanita yang pernah mengalami pelecehan bisa menjadi sensitif terhadap penolakan, takut ditinggalkan, dan sering berada dalam hubungan yang nggak stabil atau kacau. Sementara orang yang selamat dari kejadian traumatis bisa diganggu oleh perasaan membenci dan menyalahkan diri sendiri serta malu dan bersalah.
Itulah mengapa ciri lain dari orang yang trauma adalah sulit mengelola emosinya. Jika ini terjadi, kamu bisa merasa benar-benar kewalahan dengan emosi yang dirasakan atau hyperaroused, tapi kemudian benar-benar mati rasa alias nggak merasakan emosi apa pun lagi atau hypoaroused.
Seperti yang sudah disebutkan di atas, ciri-ciri trauma pada setiap orang bisa sangat berbeda. Orang yang dari luar terlihat biasa-biasa saja, bukan berarti trauma yang dirasakannya nggak berat. jadi, kalau kamu atau kenalanmu ada yang pernah mengalami kejadian yang membuat trauma, nggak masalah loh untuk bercerita pada orang lain atau orang yang lebih profesional.
Nah, di zaman serba digital seperti sekarang ini, sudah banyak layanan psikologi online atau konseling online yang bisa kamu gunakan, salah satunya seperti yang dimiliki oleh Riliv. Dengan menggunakan layanan ini, kamu nggak perlu bertemu atau bertatap muka saat menceritakan segala keluh kesahmu sehingga kemungkinan kamu juga merasa lebih nyaman saat melakukannya, plus mendapatkan bantuan yang kamu perlukan.
Riliv bekerja sama dengan Indika Foundation mendukung masa depan Indonesia yang damai, inklusif dan memiliki semangat toleransi. Tujuan ini akan dicapai melalui pemberian pendidikan karakter yang mengajarkan kemampuan bernalar kritis, menghormati perbedaan, mengasah empati dan kecerdasan sosial emosional.
Riliv dan Indika Foundation memiliki program kerjasama #MakeItEQual yang bisa Anda akses sebagai berikut:
10000 kode voucher free meditasi dengan menggunakan kode voucher makeitequal
100 artikel kecerdasan emosional dan mindfulness
15 modul dan e-book kecerdasan emosional dan mindfulness
3 workshop #MakeItEQual
Informasi lebih lengkap mengenai program #MakeItEQual silahkan kunjungi laman RILIV MAKE IT EQUAL untuk dapatkan seluruh keuntungan program kerjasama ini.
Referensi:
- womenshealthmatters.ca. Traumatic Responses: The Signs And Symptoms Of Trauma
Ditulis oleh Elga Windasari
Baca Juga:
3 Alasan Guide Meditasi Lebih Baik untuk Mengendalikan Emosi