Contoh Halo Effect – Hey, masih ingat kesan pertama di kencan pertama kamu dengan sang mantan? Bagaimana, apakah kesan tersebut menggambarkan tentang dirinya selama kalian menjalin asmara?
Lazim dan wajar bahwa kita memiliki satu pandangan akan baik-buruknya seseorang dari kesan pertama. Melihat dari cara berpakaian, menyapa, dan berbicara di beberapa detik pertama membuatmu bisa menyimpulkan si dia secara keseluruhan.
Prasangka ini disebut halo effect dan inilah bahasan utama artikel Riliv kali ini. Mau tahu apa saja contoh halo effect dalam berbagai bidang dan hal di kehidupan sehari-hari yang sering kamu temui? Baca sampai tuntas ya!
1. Contoh halo effect di bidang kesehatan
Banyak studi mengungkapkan bahwa ketampanan dan kecantikan pasien bisa merugikan dirinya saat medical check up. Para dokter bisa saja mengaitkan pribadi yang menarik dengan seseorang yang sehat sehingga segan untuk menanyakan hal penting untuk diagnosa. Wow!
2. Dalam hubungan romantis ada halo effect
Masih ingat dengan pertanyaan di awal artikel ini?
Sama seperti contoh pertama dalam bidang kesehatan, dalam hal asmara halo effect juga bisa berakibat buruk. Si dia tampak begitu perhatian seperti menarik kursi untukmu duduk, menahan pintu cafe untuk kamu melenggang nyaman, dan mempersilahkan memilih menu. Terkesan romantis namun bisa saja Ia seperti ini karena pernah gagal dan alasannya karena dia tidak bersikap demikian terhadap pasangan sebelumnya.
3. Halo effect di bidang politik
Visual dari seorang politikus bisa mempengaruhi jumlah suara dalam satu pemilihan umum.
Sebuah studi yang dimuat oleh scientificamerican.com mengungkapkan bahwa saat partisipan ditanya untuk memilih gambar dua kandidat, kandidat yang cantik atau ganteng dipilih paling banyak.
BACA JUGA: Benarkah Halo Effect adalah Penentu Kesan Pertama?
4. Dalam proses rekrutmen
Seorang HR berhasil merekrut seorang sales fresh graduate karena kesan interview yang baik. Selanjutnya, Ia pun bekerja dengan performa yang baik.
Namun, Ia sering telat masuk terutama pada Senin pagi. Hal tersebut tidak masalah karena Ia berprestasi sementara sales lain kena tegur. Pernah menjumpai kasus seperti ini?
5. Halo effect dalam bidang marketing
Ambil contoh kamu terbiasa memakai smartphone dari brand A. Kesan yang kamu dapatkan amat baik dari produk tersebut. Karena kesan yang menyenangkan tersebut, saat brand A mengeluarkan produk aksesoris pelengkap smartphone, kamu pun tertarik untuk membeli karena kesan baik yang ditinggalkan oleh main product, yaitu si smartphone.
Akhirnya, kamu pun membeli aksesoris tersebut. Padahal brand B adalah spesialis dalam bidang aksesoris smartphone. Namun, karena kamu sudah kepalang jatuh cinta sama brand A, seberapa bagusnya pun produk brand B, kamu tidak akan meliriknya.
Kesimpulan
Halo effect bagai dua mata pisau. Bila sebuah kesan pertama mampu mewakili keseluruhan aspek dari satu individu, maka halo effect yang ada baik bagi kita. Namun, bila kesan pertama ternyata jauh dan sama sekali tidak menggambarkan kenyataan, maka halo effect bisa berakibat buruk.
Berprasangka baik terhadap satu situasi, produk, atau pun seseorang sudah pasti menjadi salah satu sifat natural manusia. Namun, sayangnya halo effect yang cenderung berakhir buruk bisa membuat kepercayaan seseorang menurun. Hal ini bisa mengakibatkan masalah serius seperti trust issue.
Trust issue paling baik dibenahi bersama psikolog profesional. Riliv, platform curhat online yang siap membantumu mengatasi trust issue. Kamu bisa konseling online kapan dan dari mana pun kamu berada. Install Riliv sekarang!
Referensi:
developgoodhabits.com. (2021). 7 Halo Effect Bias Examples in Your Daily Life
Olivola, Christoper dkk. (2009). The Look of a Winner. Scientificamerican.com
Talamas SN, Mavor KI, Perrett DI (2016) Blinded by Beauty: Attractiveness Bias and Accurate Perceptions of Academic Performance. PLoS ONE 11(2): e0148284. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0148284
Ditulis oleh Uyo Yahya
Baca Juga: