Dampak Buruk Multitasking – Di era modern seperti ini, semua orang seperti dituntut untuk bisa melakukan berbagai hal sekaligus atau multitasking. Kemampuan multitasking seolah menjadi kualifikasi penting bagi setiap orang. Meskipun dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi pekerjaan, hal ini justru memicu dampak buruk multitasking.
Semua aktivitas tersebut ternyata sangat tidak produktif ketimbang fokus melakukan pekerjaan satu-persatu.
Karena pada dasarnya, jika fokus mengerjakan satu hal saja tanpa terdistraksi pekerjaan lain, maka kamu bisa cepat menyelesaikan pekerjaan tersebut dan melanjutkan ke pekerjaan lainnya.
Meski sering dilakukan dan terlihat keren, tidak banyak orang mengetahui bahwa multitasking memiliki dampak yang cukup serius bagi kesehatan mental.
Jika kamu adalah seorang multitasker, coba renungkan sejenak. Apakah kamu lebih sering merasa kewalahan atau malah berakhir tidak mengerjakan semua pekerjaan sama sekali? Selain itu, cari tahu apakah kamu sudah mengalami dampak buruknya berikut ini!
Melemahnya daya ingat menjadi dampak buruk multitasking paling umum
Penelitian yang telah dilakukan Stanford University menunjukan bahwa multitasking memengaruhi penurunan daya ingat seseorang serta melemahkan kinerja IQ dan EQ seseorang.
Para pakar juga menyatakan bahwa multitasker atau orang yang melakukan multitasking, cenderung memiliki kinerja yang lebih buruk karena mereka kesulitan dalam mengatur pikiran mereka.
Hal ini mengakibatkan para multitasker lebih lamban untuk beralih dari tugas satu ke tugas yang lainnya. Pasalnya, ketika kamu mengerjakan banyak hal dalam satu waktu, kapasitas otakmu berkurang untuk melakukan banyak pekerjaan secara maksimal.
Konsentrasi terganggu
Photo by Andrea Piacquadio from Pexels
Multitasking seringkali terlihat keren, tapi pada kenyataannya justru malah membebani pikiran.
Kamu jadi sulit menentukan fokus dan prioritas mana jika semua pekerjaan dilakukan secara bersamaan dalam suatu waktu. Akibatnya, energi kamu menjadi terkuras karena sudah kehilangan konsentrasi.
Rentan mengalami stres
Para multitasker cenderung merasakan kecemasan yang berlebih karena merasa kewalahan terhadap pekerjaannya. Hal ini dapat meningkatkan hormon stres dalam tubuh.
Tingkat stres ini mengakibatkan seseorang mudah sakit dan menurunkan produktivitas harian. Sedangkan mereka yang jarang melakukan multitasking, tingkat stres-nya jauh lebih rendah.
Jika kamu mulai merasakan tanda ini, alangkah baiknya untuk segera mengurangi kebiasaan multitasking. Selain itu, mulailah untuk mencoba menggunakan aplikasi meditasi online di sela-sela kegiatan jika dirasa stresmu tak kian mereda.
Lambannya produktivitas juga jadi dampak buruk multitasking
Tujuan melakukan multitasking adalah agar pekerjaan menjadi lebih cepat selesai. Namun, justru multitasking seringkali tidak menyelesaikan pekerjaan lebih cepat.
Pasalnya, mengerjakan dua hal sekaligus tidak membuat kamu menyelesaikan semuanya atau bahkan satu pekerjaan dengan cepat karena sebenarnya otakmu kehilangan kapasitasnya untuk mengerjakan keduanya dengan cepat dan maksimal.
Agar tidak terlena dan terlepas dari multitasking yang dapat mengurangi laju produktivitas, kamu bisa melakukan satu pekerjaan secara satu-persatu, agar mendapat konsentrasi yang penuh dan mendapatkan hasil yang maksimal. Beri waktu secukupnya untuk diri sendiri mengisi waktu luang. Misalnya, setelah menyelesaikan satu pekerjaan kamu bisa beristirahat sejenak selama minimal 30 menit.
Kamu juga bisa memanfaatkan fitur Hening dalam aplikasi meditasi Riliv di sela-sela kegiatanmu. Gunanya agar kamu tenang dan lebih siap untuk mengerjakan kegiatan selanjutnya.
Refrensi:
- https://neuroscience.stanford.edu/news/how-does-media-multitasking-affect-mind
- https://hbr.org/2010/05/how-and-why-to-stop-multitasking
Ditulis oleh Tizani Azalia.
Baca juga:
Waspada, Dampak Burnout Pada Pekerjaan Bagi Perusahaan