Perceraian membawa dampak negatif yang paling besar kepada anak, terutama jika anak yang mengalami hal ini tergolong masih belia. Di bawah ini akan dipaparkan tujuh dampak negatif anak broken home yang perlu diketahui oleh orang tua yang mengalami perceraian.
Mengapa orang tua yang bercerai perlu mengetahui hal ini? Mengetahui apa yang akan berdampak pada anak seusai perceraian akan membuat orang tua bisa lebih aware untuk melakukan penanganan yang sesuai guna menghindari hal-hal ini.
1. Kurang percaya diri
Anak yang terlibat dalam kasus perceraian sering kali menyalahkan diri sendiri akibat perpisahan orang tuanya.
Mereka tidak lagi merasa bahwa mereka puas dengan kehidupan, menganggap bahwa segala sesuatu tidak lagi berjalan dengan baik.
Ditinggalkan oleh salah satu orang tuanya memungkinkan seorang anak broken home kehilangan rasa percaya dirinya. Mereka kurang percaya diri ketika harus menggambarkan perasaan yang menggebu di dalam dadanya.
Kurangnya rasa percaya diri ini dapat terlihat jelas di lingkungan sekolah atau lingkungan bermainnya, dimana anak tidak ingin melibatkan diri pada kegiatan sosial dan enggan berinteraksi dengan yang lain.
2. Menghambat perkembangan akademik
Dampak negatif anak broken home yang lain adalah perkembangan akademik yang terhambat.
Mereka memiliki pikiran-pikiran negatif yang mengganggu di kepala mereka, seperti rasa khawatir, sedih, cemas, takut dan hal negatif lain, yang dapat menghambat perkembangan di sekolah.
Salah satu penyebab dari hal ini adalah karena kenyamanan mereka telah terganggu.
Perpisahan orang tua akan mempengaruhi perkembangan anak dalam beberapa hal.
Bisa jadi karena terlalu banyak pikiran negatif yang mengganggu, mereka mendapatkan nilai yang buruk, atau yang paling parah adalah ketika pikiran mereka malah mengarahkan untuk berbuat kekerasan.
3. Tidak percaya pada orang dewasa menjadi dampak negatif anak broken home
Anak yang berada di tengah-tengah perceraian orang tua bisa jadi merasa seluruh dunia mereka tampaknya telah hancur. Terlebih lagi pada usia yang masih tergolong sangat belia.
Bagaimana tidak, dua orang dewasa yang ia percaya akan selalu bersama sepanjang hidupnya, kini memutuskan untuk berpisah.
Ketika perceraian terjadi, hal ini bisa memicu ketidakpercayaan yang tidak hanya ditunjukkan oleh anak terhadap orang tuanya, namun juga terhadap orang dewasa pada umumnya.
Kehilangan kepercayaan dapat mempengaruhi pertumbuhan anak yang bisa terjadi pada guru di sekolah atau tetangga yang menjadi teman kedua orang tua, sehingga menimbulkan trauma dan ketidakpercayaan anak pada orang dewasa.
4. Memiliki rasa takut dan kecemasan yang irasional
Memiliki gangguan kecemasan dan rasa takut merupakan perasaan yang nyata dan bisa menjadi kondisi kesehatan mental yang serius, hingga dapat mengganggu kehidupan seseorang.
Orang dewasa tentunya pernah mengalami gangguan kecemasan dan rasa takut yang irasional pada hal kecil, namun anak kecil pun juga mengalami hal yang sama ketika dihadapkan dengan perceraian orang tua.
Untuk menghindari dampak negatif anak broken home yang satu ini, konseling psikologi atau terapi perilaku kognitif mungkin dapat dilakukan guna mengurangi kecemasan dan rasa takut anak.
Aplikasi Riliv dapat membantu dalam hal itu. Dengan melakukan sesi konseling psikologis secara online, seseorang tidak perlu repot-repot menemui psikolog secara langsung karena konseling ini bisa dilakukan secara online!
5. Dampak negatif anak broken home: Depresi
Depresi merupakan gangguan kesehatan mental yang serius, sama halnya dengan poin yang sudah disebutkan sebelumnya.
Depresi dapat melemahkan setiap aspek kehidupan yang dimiliki oleh seseorang.
Ketika perceraian membawa sifat traumatis yang diakibatkan perpisahan antara ayah dan ibu, kemungkinan anak akan mengalami depresi yang benar-benar serius.
Depresi dapat mempengaruhi cara anak bersosialisasi, berinteraksi dengan orang lain, atau pun berteman.
Perasaan-perasaan negatif yang dimiliki anak broken home akan muncul, bahkan bisa meledak-ledak, jika tidak ditangani oleh profesional.
6. Menjadi pribadi yang pemalu
Rasa malu dan kurangnya keterampilan sosial menjadi dampak negatif anak broken home yang umum didapati di masyarakat.
Sifat anak broken home seperti ini sering ditemui pada anak yang terperangkap dalam hubungan orang tua yang kacau.
Suka maupun tidak, kenyamanan anak tentu akan terpengaruh akibat perceraian.
Selain itu, perubahan drastis yang dirasakan oleh anak akibat berpisahnya ayah dan ibu mereka dapat menyebabkan mereka menarik diri ke dalam cangkangnya sendiri.
Kepribadian pemalu pun dapat berkembang di sini, yang didasari oleh perasaan bersalah dan malu karena orang tuanya sudah tidak bersama lagi.
7. Kehilangan momen masa kecil, menjadi dampak negatif anak broken home ketika ia masih belia
Poin yang satu ini tergantung pada usia berapa mereka merasakan menjadi anak broken home.
Jika seorang anak mengalaminya ketika masih belia, tentu saja hal ini ini dapat berdampak buruk pada perkembangan mereka dalam beranjak dewasa.
Diakibatkan oleh perceraian, ada banyak yang menuntut anak untuk harus menunjukkan kedewasaan emosional melebihi usianya.
Mereka mungkin tidak mau, tetapi banyak dari mereka yang harus mengambil tanggung jawab yang lebih besar dalam rumah maupun dalam kehidupan secara umum.
Kondisi perceraian seperti ini menyebabkan seorang anak tumbuh dengan cepat. Tetapi, karena anggota keluarga mereka harus berpisah, mereka mungkin harus melakukan pekerjaan yang lebih banyak.
–
Itulah dampak negatif anak broken home yang sedari kecil sudah dialami oleh sebagian orang.
Meski di artikel kali ini dipaparkan hal-hal negatif yang bisa berdampak pada anak korban broken home, tapi mereka tidak melulu melalui hari-harinya dengan kesedihan.
Ternyata, anak broken home juga bisa punya sifat yang lebih tegar.
Untuk selengkapnya, kamu bisa membaca artikelnya disini!
Disadur dari:
- https://www.babygaga.com/15-negative-ways-kids-from-broken-homes-get-affected/
Written by Khanza Sabrina Salsabila, someone who loves the scent of roses but hesitates to accept bouquet of roses.