Dampak pola asuh orang tua – Ada berbagai macam jenis pola asuh orang tua. Namun, ada 4 pola asuh yang paling terkenal. Keempat pola asuh tersebut adalah:
- Pola asuh otoritatif
- Pola asuh otoriter
- Pola asuh permisif
- Pola asuh tidak terlibat.
Berbagai macam pola asuh orang tua memiliki dampaknya masing-masing. Apa saja dampaknya? Parents, untuk mengetahui jawabannya, Anda bisa mencari tahu di artikel Riliv ini!
Dampak pola asuh orang tua otoriter
Pola asuh otoriter memiliki beberapa dampak negatif. Inilah 3 di antaranya:
1. Anak sulit bersosialisasi
Orang tua otoriter banyak mengekang kehidupan sosial anak. Akibatnya, anak jadi sulit bersosialisasi.
2. Anak memiliki kepercayaan diri yang rendah
Orang tua otoriter sering mengkritik dan tidak pernah mengapresiasi anak. Alhasil, anak jadi sulit merasa percaya diri.
3. Anak mudah stres dan depresi
Tekanan berupa ekspektasi dan aturan yang diterapkan orang tua otoriter membuat anak tidak nyaman. Banyak dari mereka yang akhirnya mudah mengalami stres dan depresi.
Dampak pola asuh orang tua permisif
Pola asuh permisif juga punya dampak negatif. Berikut adalah 3 dampak negatif pola asuh ini:
1. Anak mudah bersikap agresif
Orang tua permisif tidak pernah melarang anak, bahkan saat mereka bertindak agresif. Jika anak menganggap keagresifan adalah hal lumrah, hal itu terus berlanjut.
2. Anak sulit mengontrol diri sendiri
Orang tua permisif tidak mengajarkan hal baik dan buruk kepada anak. Akibatnya, anak jadi tidak punya kontrol terhadap diri sendiri.
3. Anak mudah bersikap egois, bertindak semaunya, dan banyak menuntut
Terbiasa hidup tanpa aturan, anak yang dibesarkan oleh orang tua permisif cenderung bertindak semaunya dan egois. Selain itu, anak juga banyak menuntut orang tua karena menganggap orang tua akan memenuhi segala keinginan.
Dampak pola asuh orang tua otoritatif
Sering disebut sebagai pola asuh terbaik, pola asuh otoritatif punya beberapa dampak positif. Ini dia:
1. Anak bersikap mandiri dan bertanggung jawab
Orang tua otoritatif memberi otonomi bagi anak untuk mengontrol diri sendiri dalam pengawasan. Akibatnya, anak akan mandiri namun tetap bertanggung jawab.
2. Anak bersikap baik dan menunjukkan empati di masyarakat
Karena orang tua otoritatif mengajarkan anak untuk menghargai pendapat dan berkasih sayang, anak cenderung tidak memiliki masalah di masyarakat. Bahkan, mereka akan bersikap baik dengan menunjukkan empati dan kasih sayang.
3. Anak tidak mudah stres dan depresi
Dibesarkan dengan kasih sayang dan kesempatan untuk berpendapat, anak dari orang tua otoritatif tidak mudah merasa stres dan depresi.
Dampak pola asuh orang tua tidak terlibat
Pola asuh tidak terlibat memiliki dampak negatif yang paling buruk bagi anak. Inilah dampak negatif pola asuh tidak terlibat:
1. Anak mudah mengalami masalah seperti kecanduan
Banyak orang tua tidak terlibat yang berada dalam pengaruh alkohol atau narkotika. Karena anak melihat orang tua, anak jadi mengikuti jejak mereka. Bahkan meskipun orang tua tidak mengonsumsi alkohol atau narkotika, perhatian yang rendah kepada anak membuat anak tidak punya kontrol dalam berteman. Akibatnya, mereka cenderung memilih teman yang bisa memberi masalah seperti kecanduan.
2. Anak tidak dewasa dan tidak bertanggung jawab
Karena orang tua tidak pernah ada untuk anak, anak jadi tidak punya contoh untuk bersikap dewasa dan bertanggung jawab. Hal ini bisa menjadi masalah saat anak dewasa.
3. Anak tidak merasa bahagia
Berada dalam rumah tanpa kasih sayang dan kedekatan emosi dari orang tua, anak yang dibesarkan dengan pola asuh tidak terlibat jadi sulit merasa bahagia.
Nah, itulah dampak dari berbagai macam pola asuh orang tua. Parents, setelah mengetahui dampak-dampaknya, sekarang Anda sudah tahu pola asuh yang terbaik untuk anak, bukan?
Namun, apa yang harus Anda lakukan jika Anda terlanjur menerapkan pola asuh yang berdampak buruk bagi anak? Salah satu hal yang bisa Anda lakukan adalah membicarakan masalah ini dengan psikolog online di aplikasi Riliv. Anda bisa melakukan konsultasi psikologi untuk mengetahui hal terbaik yang bisa Anda lakukan untuk anak Anda.
Referensi:
- Bornstein, M.H. (2008). Parenting Styles and their Effects. Encyclopedia of Infant and Early Childhood Development, 496–509
Ditulis oleh Syifa Salsabila Ramadhani
Baca Juga:
Orang Tua Pakai Gadget? Beritahu 5 Hal Berikut!
Anxiety Anak Muda, Karena Mental Illness Tak Kenal Usia
Update Kata Galau di Media Sosial: Apa Penjelasan Psikologisnya?