Delirium Gejala Baru Covid-19: Delirium baru-baru ini diklaim sebagai gejala baru Covid-19 yang rentan menyerang lansia. Delirium disebut-sebut sebagai sebuah gejala baru yang ditandai dengan penurunan fungsi mental seseorang.
Studi yang dilakukan para peneliti dari Universitas Oberta de Catalunya (UOC), Spanyol mengungkapkan bahwa gejala ini terjadi khususnya pada kelompok lanjut usia (lansia). Delirium terjadi saat pengiriman dan penerimaan sinyal normal di otak menjadi terganggu.
Gejala ini sering dapat dilacak ke satu atau lebih faktor yang berkontribusi, seperti penyakit parah atau kronis, perubahan keseimbangan metabolik (seperti natrium rendah), pengobatan, infeksi, pembedahan, atau keracunan.
Karena gejala delirium dan demensia bisa serupa, masukan dari anggota keluarga atau pengasuh mungkin penting bagi dokter untuk membuat diagnosis yang akurat.
Tanda dan gejalanya biasanya dimulai dalam beberapa jam atau beberapa hari. Mereka sering berfluktuasi sepanjang hari, dan mungkin ada periode tanpa gejala. Gejala cenderung menjadi lebih buruk pada malam hari saat gelap dan segala sesuatunya tampak kurang familiar.
Bagaimana delirium gejala Covid-19 ?
1. Menurunnya kesadaran terhadap sekitar yang dapat menyebabkan:
- Menurunnya kemampuan konsentrasi saat berbicara dengan orang lain
- Tidak mampu mencerna sebuah percakapan
- Mudah terdistraksi hal-hal tidak penting
- Suka menyendiri, walaupun sedang dalam keramaian
2. Menurunnya kemampuan berpikir (gangguan kognitif) yang dapat menyebabkan:
- Memori yang buruk sehingga mudah melupakan kejadian yang baru terjadi
- Disorientasi—misalnya, tidak tahu di mana dia berada atau siapa dia
- Kesulitan berbicara akibat sulit mengingat kata yang akan diucap
- Berbicara bertele-tele dan tidak masuk akal
- Kesulitan membaca dan menulis
3. Perubahan perilaku, diantaranya:
- Sering berhalusinasi
- Gelisah berlebihan, agitasi, atau berperilaku agresif
- Memanggil, mengerang, atau membuat suara-suara aneh
- Mengisolasi diri dengan menarik diri dari kehidupan sosial; terutama pada orang dewasa
- Motorik melemah
- Susah tidur
- Jadwal tidur jadi terbalik
4. Gangguan emosional yang mungkin dialami:
- Kecemasan, ketakutan atau paranoia
- Depresi
- Mudah marah dan tersinggung
- Perasaan gembira yang fluktuatif
- Apatis
- Perubahan suasana hati yang cepat dan tidak terduga
- Kepribadian berubah
Apa saja jenis delirium?
Photo by Anna Shvets from Pexels
Para ahli telah mengidentifikasi tiga jenis delirium:
- Delirium hiperaktif. Mungkin jenis yang paling mudah dikenali, yang gejalanya mencakup kegelisahan (misalnya, mondar-mandir), agitasi, perubahan suasana hati yang cepat, halusinasi.
- Delirium hipoaktif. Gejalanya mencakup ketidakaktifan atau berkurangnya aktivitas motorik, kelesuan, rasa kantuk yang tidak normal, atau tampak linglung.
- Delirium campuran. Ini termasuk tanda dan gejala hiperaktif dan hipoaktif. Orang tersebut dapat dengan cepat beralih dari keadaan hiperaktif ke hipoaktif.
Perbedaan delirium gejala Covid-19 dan demensia
Gejala keduanya mungkin sangat sulit dibedakan, dan seseorang mungkin mengalami keduanya.
Delirium sering terjadi pada penderita demensia. Tetapi, mengalami episode delirium tidak selalu berarti seseorang menderita demensia. Jadi, penilaian demensia sebaiknya tidak dilakukan selama episode delirium karena hasilnya bisa menyesatkan.
Demensia adalah penurunan daya ingat dan kemampuan berpikir lainnya secara progresif akibat disfungsi bertahap dan hilangnya sel-sel otak. Penyebab paling umum dari demensia adalah penyakit Alzheimer.
Beberapa perbedaan antara gejala delirium dan demensia antara lain:
- Serangan. Timbulnya gejala ini terjadi dalam waktu singkat, sedangkan demensia biasanya dimulai dengan gejala yang relatif kecil yang secara bertahap memburuk seiring waktu.
- Perhatian. Kemampuan untuk tetap fokus atau mempertahankan perhatian secara signifikan terganggu dengan gejala ini. Seseorang pada tahap awal demensia umumnya tetap waspada.
- Fluktuasi. Munculnya gejala ini dapat berfluktuasi secara signifikan dan sering sepanjang hari. Sementara penderita demensia mengalami waktu yang lebih baik dan lebih buruk dalam sehari, ingatan dan keterampilan berpikir mereka tetap pada tingkat yang cukup konstan selama sehari.
Setelah disebutkan bahwa delirium gejala baru covid-19 dan gejalanya sudah cukup jelas dijelaskan di atas, jangan digunakan untuk self-diagnose ya! Jika kamu merasakan sesuatu yang mirip dengan gejalanya, segera kunjungi dokter atau psikolog. Kamu bisa dengan mudah melakukan konsultasi psikologi dengan psikolog melalui aplikasi konseling online Riliv !
Sumber:
- Retrieved from Mayo Clinic: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/delirium/symptoms-causes/syc-20371386
Ditulis oleh Tizani Azalia.
Baca juga:
Cara Belajar Self Love Supaya Kamu Love Yourself