Dalam berteman, kamu harus bisa memilih mana teman yang toxic, mana yang baik. Namun, sebaik apa pun hubungan pertemanan atau persahabatan, dengan laki-laki maupun perempuan, kamu pasti pernah merasa dikecewakan, bukan? Baik karena ekspektasi yang tidak sesuai, maupun karena dikhianati teman sendiri.
Hal sepele juga bisa menjadi alasan kekecewaanmu, seperti mendadak membatalkan janji, hingga ketahuan membocorkan rahasiamu ke orang lain. Ketahuilah, semakin erat suatu hubungan, semakin besar rasa kecewamu setelah dikhianati teman. Terlebih, saat kamu merasa tidak sanggup untuk memberi maaf padanya.
Tenang, Dear! Beberapa tips dari para ahli akan membantumu untuk move on dari rasa kecewa dan menyembuhkan hati karena teman yang pengkhianat. Penasaran?
Tidak ada yang lebih baik dari menjadi pendengar yang baik
Ada berbagai macam kemungkinan masalah yang menjadi penyebab teman berkhianat. Bisa karena iri, salah paham, dan lain sebagainya.
Menurut psikolog bernama Dr. Emily Brake, jika kamu tidak segera menyelesaikan masalah dengan temanmu, risiko terjadinya kejadian yang sama akan semakin besar dan rasa kecewamu semakin menjadi.
Mungkin saja telah terjadi kesalahpahaman di antara kalian. Bahkan, bisa jadi temanmu tidak menyadari bahwa ia telah membuatmu kecewa.
Teman maupun sahabat yang mengkhianatimu akan coba menjelaskan alasannya, dan bukan berarti kamu harus menutup telingamu dari segala penjelasan mengapa ia melakukan hal tersebut.
Ingat, Dear, semua orang pernah melakukan kesalahan.Tak ada ruginya untuk mengajaknya bicara.
Dikhianati teman memang membuatmu kecewa, tapi cobalah untuk mengendalikan diri
Setelah membicarakan semuanya dengan temanmu, kalian berhak menentukan langkah selanjutnya. Jika pertemananmu layak untuk dipertahankan, lanjutkan.
Sebaliknya, bila pengkhianatan tersebut bertentangan dengan prinsipmu, maka kamu memiliki hak untuk menyudahinya.
Menurut Dr. Esther Kalaba, seorang psikoterapis, mengendalikan emosi justru akan membuat rasa kecewamu perlahan sirna.
Kamu mungkin tidak bisa serta-merta melupakan ingatan tentang dikhianati teman. Namun, dengan mengontrol emosi, kamu akan terhindar dari efek negatif yang akan mempengaruhi hubungan dan aspek hidupmu yang lainnya.
Semuanya sudah clear, sekarang move on, yuk!
Sudahkah temanmu menyadari dalamnya rasa sakit hatimu dan menunjukkan rasa penyesalannya? Apakah dia menghargai ucapanmu dan memahaminya?
Nah, kini kamu harus bersiap untuk perubahan dalam hubungan pertemananmu sebagai hasil dari percakapan kalian.
Mungkin rasa percayamu memudar dan kamu tidak bisa berbagi cerita lagi dengannya seperti dulu.
Untuk kebaikan bersama, mungkin kamu perlu mengubah ekspektasimu padanya agar bisa beranjak dari rasa kecewa karena dikhianati teman, Dear.
And last but not least… cobalah untuk memaafkannya!
Kamu dan temanmu sudah saling memahami dan ia pun sudah meminta maaf dengan tulus. Inilah saat yang tepat untuk mulai berpikir tentang memaafkannya.
Kamu mungkin masih sangat marah dan terluka, tetapi mencoba memahami bahwa tidak ada manusia yang tidak pernah berbuat salah akan meredakan amarahmu.
Memberikan maaf tidak hanya mempererat hubungan pertemanan, tetapi juga bisa menjadi sebuah metode untuk menyembuhkan diri sendiri.
Suatu penelitian menunjukkan bahwa memaafkan dapat mengurangi tekanan darah dan stres setelah dikhianati teman. 5 tips berikut menunjukkan memaafkan dan mengurangi dendam akan membuat kamu lebih bahagia!
Sebaliknya, memendam emosi justru berdampak pada luka di hati yang tak kunjung sembuh dan naiknya tekanan darah.
—
Nah, Dear! Take your time untuk merenungkan semua yang sudah terjadi. Saat kamu sudah siap, jangan lupa untuk memberikan maafmu kepada dia.
Kamu bisa lega dan hidupmu terbebas dari segala amarah yang terpendam.
“Forgive! Because no one is perfect.”
Disadur dari:
Translated by Amanda Permata Imamat Rajani. Aku memaafkan sahabatku yang melecehkanku dan aku tidak berhubungan lagi dengannya.
Discussion about this post