Banyak para ibu yang merasa sering moody setelah melahirkan, atau sering disebut dengan baby blues. Tetapi masih banyak juga yang terbalik atau salah mengartikan baby blues dan depresi postpartum. Kira-kira apa ya bedanya? Yuk, simak penjelasan singkat berikut!
Ciri-ciri baby blues dan depresi postpartum
Keduanya memang memiliki gejala yang hampir mirip. Akan tetapi, depresi postpartum memiliki tingkatan yang lebih berat dibandingkan dengan baby blues.
Yang dirasa ketika baby blues
- Mood sering berubah drastis, awalnya senang kemudian tiba-tiba merasa sedih. Awalnya merasa bangga sebagai seorang ibu, kemudian tiba-tiba ingin menangis karena merasa kewalahan.
- Menjadi malas makan atau bahkan mengurus diri karena merasa sudah terlalu lelah.
- Menjadi mudah marah, sensitif dan merasa anxious.
Yang dirasa ketika depresi postpartum
- Merasa sedih, kesepian, worthless, putus asa setiap saat dan sering menangis.
- Merasa tidak berhasil menjadi seorang ibu yang baik.
- Merasa tidak memiliki ikatan dengan bayi.
- Sulit untuk makan, tidur, dan mengurus bayi akibat rasa sedih dan putus asa yang sudah berlebihan.
- Panic attacks dan anxiety.
Cara menghilangkan baby blues
Ketika mengalami baby blues, Anda perlu melakukan apa yang tubuh anda butuhkan agar dapat merasa lebih baik. Contohnya, Anda bisa melakukan hal-hal berikut.
- Perbanyak tidur dan beristirahat ketika bayi anda tidur
- Makanlah makanan yang sehat dan baik untuk anda
- Olahraga ringan
- Berjalan-jalan santai sambil menghirup udara segar
- Relax. Jangan terlalu memikirkan pekerjaan rumah, fokus saja pada anda dan bayi anda
- Jangan sungkan meminta dan menerima bantuan dari orang lain
Bagaimana dengan depresi postpartum?
Mungkin kebanyakan orang merasa sungkan dan malu untuk memberitahu bahwa mereka sedang mengalami depresi. Akan tetapi, hal itu justru malah akan membuat anda semakin terpuruk. Sebaiknya segera minta bantuan psikolog profesional.
Bila anda merasakan gejala-gejala baby blues namun lebih dari 2 minggu, atau bahkan merasakan gejala depresi postpartum, tetap berusaha tenang dan segeralah konsultasi dengan dokter anda.
Disadur dari :
Diterjemahkan oleh Lyana Nurtari Putri.
Discussion about this post