Inner Child Trauma – Istilah inner child baru-baru ini sedang ramai dibicarakan, dan biasanya dikaitkan dengan trauma masa kecil. Sebenarnya inner child itu apa sih?
Mengenal bagian dari jiwa seseorang yang penuh dengan kepolosan
Photo by JESSICA TICOZZELLI from Pexels
Ketika inner child kita sehat, maka kita akan cenderung menjadi segar, terinspirasi, dan bersemangat. Namun, apa yang terjadi ketika inner child terluka karena trauma masa lalu dan kita terputus dari mereka?
Ketika kita mengabaikan inner child dalam jiwa, sebagai orang dewasa, kita merasa ‘terputus’ dari kehidupan, lelah, hampa, dan tidak bahagia.
Ternyata, begini awal mula inner child dikenal
Konsep inner child pertama kali diusulkan oleh psikolog Carl Gustav Jung setelah dia memeriksa perasaan dan emosi dalam dirinya yang kekanak-kanakan. Jung mengatakan bahwa bagian dalam diri kita semua inilah yang mempengaruhi semua yang kita lakukan dan keputusan yang kita buat di masa depan.
Inner child adalah kita ketika masih anak-anak yang tidak pernah tumbuh dewasa. Merekalah yang menyimpan semua kenangan dan emosi, baik atau buruk, yang kita alami.
Inner child jugalah yang menyerap semua kata-kata dan tindakan negatif dan berbahaya dari mereka yang seharusnya membuat kita merasa aman.
Begitu terluka, inner child ini akan berpengaruh negatif pada kita sebagai orang dewasa saat ini yang memegang kekuasaan besar atas hubungan dan keputusan yang kita buat.
Penyebab Inner child trauma yang berpengaruh buruk pada kehidupan
Kata-kata bisa sangat menyakitkan, seperti tindakan yang diberikan kepada anak-anak pun dapat meninggalkan luka dalam yang dapat bertahan seumur hidup. Beberapa pernyataan dan tindakan orang tua atau pengasuh yang bisa meninggalkan luka seperti:
- Tidak membiarkan anak berpendapat
- Anak enggan bermain atau bersenang-senang karena takut dimarahi
- Anak tidak diperbolehkan menampilkan emosi yang kuat, biasanya dilarang menangis atau marah
- Menghukum karena anak bicara. Sebagian orang tua mungkin jengkel ketika anak-anaknya aktif berbicara, sehingga memarahinya dan meminta untuk diam, yang dapat meninggalkan luka pada anak
- Terus menerus dipermalukan oleh pengasuh
- Tidak diberi pelukan atau ciuman yang pantas
- Anak-anak yang tidak menerima dukungan emosional dan fisik tumbuh menjadi orang dewasa yang terluka
Lalu, bagaimana cara memulihkan inner child trauma?
Photo by Kamaji Ogino from Pexels
Langkah pertama dalam memulihkan inner child adalah dengan mengakui bahwa inner child itu ada dan dia terluka.
“Rasa sakit perlu dikenali dan diakui. Menghindari rasa sakit sama dengan menyangkalnya. ” -Yong Kang Chan.
Tapi, jangan melakukan self diagnose ya! Kamu bisa pergi ke psikolog atau melakukan konseling online dengan psikolog melalui aplikasi psikolog online Riliv untuk mendapatkan penangan lebih lanjut!
Referensi:
- cptsdfoundation.org. The Wounded Inner Child
- healthpsychologyconsultancy. Who is your Inner Child?
Ditulis oleh Annisa Abdillah Z. D., bakso and nature photography enthusiast.
Baca juga:
Rahasia Ibu Hebat! Ini Cara Mengatasi Baby Blues