Selain terkenal akan keindahan alamnya, Indonesia juga terkenal karena masyarakat dan sifat orangnya. Banyak karakter positif orang Indonesia, tapi ada juga karakter negatif orang Indonesia, baik yang disadari atau tidak, karena sudah saking mengakarnya karakter tersebut.
Lantas, apa saja sifat-sifat negatif orang Indonesia? Kamu perlu tahu hal-hal ini supaya dapat berinstropeksi, Dear.
Karakter negatif orang Indonesia salah satunya adalah mengejar status
Dear, pernahkah kamu mendengar seseorang yang disuruh orangtuanya menjadi PNS dan naik pangkat sampai setinggi-tingginya? ‘Wejangan’ seperti itu tidak jarang ditemukan di masyarakat Indonesia, umumnya orang tua yang pola pikirnya masih cenderung konservatif, seringkali menginginkan status tinggi pada anaknya.
Bisa dibilang, status adalah hal yang sangat penting bagi orang Indonesia.
Ini sangat terlihat di institusi dan lembaga, misalnya, di tempat kerja atau di universitas. Umumnya, di kantor, bawahan sangat takut dan tunduk pada atasan. Di universitas, dosen dianggap sebagai ‘dewa’, hampir-hampir bisa melakukan apapun, dan kita menganggap hal itu lumrah.
Menghormati atasan itu penting, tapi jangan sampai terjebak dengan karakter negatif orang Indonesia yang terlalu terpaku pada status ya, Dear.
Kalau ngomong suka muter-muter!
Ini nih, karakter negatif orang Indonesia yang sering menyebabkan kesalahpahaman. Orang Indonesia tidak terbiasa berbicara dengan lugas dan jelas, sehingga lawan bicara pun harus menebak apa yang sebenarnya ingin dikomunikasikan.
Mungkin ini juga nih, Dear, alasan kenapa gebetanmu mengirim pesan Whatsapp setiap hari selama satu bulan, tapi kalian masih belum juga jalan bersama 🙁
Para orang tua di Indonesia jarang yang berkata “kami sayang kamu” pada anak mereka. Alih-alih berkata “I love you”, umumnya mereka mengatakan hal-hal seperti “Sudah makan atau belum? Cepat makan sana!” atau “Main HP terus, belajar sana!”
Dear, tidak apa-apa jika kamu tipe orang yang cenderung nggak enakan kalau harus bicara blak-blakan to the point, tapi pastikan bahwa pesanmu terkomunikasikan dengan baik, agar tidak menimbulkan kesalahpahaman, ya!
Tidak bisa sendirian, seringnya gerombolan
Satu hal yang paling kentara dari budaya Indonesia adalah: orang-orang kita cenderung komunal, bukan individual.
Kepentingan orang lain dan kelompok seringkali dianggap lebih penting dan lebih diperhatikan, daripada kepentingan diri secara pribadi.
Orang Indonesia umumnya pergi kemana-mana bersama orang lain, bahkan ke toilet pun harus bawa satu rombongan arisan, hehehe!
Entah kenapa, sendirian adalah hal yang janggal di Indonesia. Misalnya, kamu pergi ke mall sendirian. Jika berpapasan dengan seorang teman, sudah pasti dia akan mengerutkan dahi dan bertanya, “Sendirian aja?”
Orang Indonesia jika pergi kemana-mana hampir selalu bersama orang lain, entah teman, pasangan, atau keluarga. Siapapun itu, pokoknya tidak sendiri.
Orang yang melakukan sesuatu sendirian, atau pergi sendirian dianggap sedih dan tidak punya teman, padahal tidak begitu lho, Dear.
Tidak banyak yang mengerti konsep ‘me time’. Bahwa kadang, orang juga perlu sendirian. Ketika sendirian, kita dapat lebih fokus pada diri kita sendiri, apa yang kita perlukan, inginkan, rasakan. Intinya dapat memproses segalanya dengan lebih baik dalam keadaan tenang.
Sayangnya, kesendirian masih sering dianggap sebagai sesuatu yang negatif.
Karakter negatif orang Indonesia yang khas dan paling negatif, jam karet!
Barangkali, ini adalah karakter negatif orang Indonesia yang paling negatif. Rata-rata orang Indonesia terlalu santai jika menyangkut tentang waktu. Ritme hidup terlalu lambat dan santai.
Terlambat 30 menit itu adalah hal biasa di Indonesia. Jika kamu janjian dengan temanmu jam 1, kamu akan datang jam 1.30, karena kamu tahu teman-temanmu juga akan datang terlambat. Semua orang datang terlambat karena mereka tahu, semua orang akan datang terlambat.
Kita menjadi percaya bahwa terlambat itu hal yang wajar. Semua orang jam karet, dan tidak ada yang bisa kita lakukan akan hal itu. Kita hanya bisa menerima bahwa terlambat adalah sesuatu yang wajar.
Nah Dear, sebenarnya kamu bisa mengubah ini dari dirimu sendiri, kok. Jika kamu selalu tepat waktu, kamu memberitahu temanmu bahwa kamu tepat waktu, maka mereka akan merasa bersalah kalau tidak datang tepat waktu dan membuatmu menunggu.
Dengan begitu, kamu sudah mematahkan mantra kutukan kalau orang Indonesia itu punya jam karet. Meskipun remeh, kalau banyak orang mempraktikkan ini, kita bisa mengubah karakter negatif orang Indonesia yang suka terlambat, lho.
Banyak stigma, mudah nge-judge
Karakter negatif orang Indonesia lainnya adalah mudahnya menjadi judgemental akan berbagai hal. Misal, seseorang melakukan satu hal kecil yang buruk, maka orang itu otomatis akan dicap buruk dalam masyarakat.
Tidak hanya judgemental, dalam kultur Indonesia, banyak sekali hal yang sudah menjadi lumrah di luar negeri, tapi masih dianggap sebagai stigma di Indonesia. Salah satunya adalah stigma tentang kesehatan mental.
Masih banyak anggapan bahwa orang yang pergi ke psikolog itu orang gila, atau orang lebay yang membesar-besarkan masalah. Padahal, bukan begitu, Dear. Kita semua punya titik di mana kita memerlukan bantuan profesional untuk menjaga kesehatan mental agar bisa tetap produktif.
Tidak perlu khawatir, kami bisa membantumu berkonsultasi dengan psikolog, Dear.
Referensi:
- http://factsanddetails.com/indonesia/People_and_Life/sub6_2a/entry-3987.html
Ditulis oleh Fida Aifiya.