Pernahkah kalian mendengar istilah introvert, ekstrovert dan ambivert? Ketiga istilah tersebut merupakan pengelompokan tipe kepribadian dari sebuah teori yang dipopulerkan oleh Carl Jung. Tahukah bagaimana karakter orang ambivert, ekstrovert, dan introvert?
Jika seorang ekstrovert adalah mereka yang mendapatkan energi saat berada di sekitar orang lain dan introvert mendapat energi ketika sendirian, lalu bagaimana dengan ambivert? Nah, seseorang dengan ambivert dapat memperoleh energi dari keduanya.
Tipe kepribadian ini dianggap berada pada satu spektrum. Yang artinya seseorang bisa memiliki kepribadian introvert dan ekstrovert, tetapi biasanya akan cenderung ke salah satunya. Sedangkan ambivert berada di tengah. Mereka mungkin dapat memiliki sikap seperti ekstrovert atau introvert tergantung pada situasinya.
Seorang ambivert akan merasa bosan saat terlalu lama sendiri, namun terkadang ia juga merasa lelah saat bersama orang lain. Membingungkan bukan? Yah, itulah ambivert. Untuk mengetahui lebih banyak mengenai karakter ambivert, yuk cek penjelasan dari Riliv di bawah ini!
1. Orang ambivert memiliki karakter yang mampu menjadikan mereka pendengar yang baik ataupun komunikator yang handal
Ekstrovert lebih suka berbicara, dan introvert cenderung lebih suka mengamati dan mendengarkan. Tetapi, para ambivert tahu kapan ia harus berbicara dan kapan harus mendengarkan.
Dalam suatu pertemuan formal, seorang ambivert mungkin membuka rapat dengan memberikan ceramah singkat, lalu menawarkan kepada yang lain kesempatan untuk berbicara selanjutnya.
2. Mampu menyesuaikan sikap dan perilaku sesuai dengan situasinya
Misalnya ketika kamu naik lift bersama dengan orang asing. Seorang ekstrovert mungkin mulai membuat obrolan ringan atau sekadar menyapa, tetapi seorang introvert mungkin lebih nyaman untuk menghindari interaksi dengan orang asing tersebut.
Sedangkan sebagai ambivert, kamu dapat memilih salah satunya, tergantung pada situasi dan bagaimana orang asing itu terlihat.
3. Merasa cukup nyaman dengan interaksi sosial, namun tetap menghargai waktu untuk sendiri (me-time)
Ambivert dapat merasa nyaman ketika berada di party yang menempatkan mereka di sekeliling banyak orang ataupun ketika berada di rumah sendirian.
Seorang ambivert mungkin akan mempertimbangkan pro dan kontra dari undangan yang didapat untuk menghadiri suatu pesta dan kemudian memutuskan akan menerimanya atau tidak berdasarkan pertimbangan tersebut.
5. Karakter orang ambivert adalah dapat bekerja secara independen atau in group
Seorang ambivert akan merasa cukup percaya diri saat bekerja secara independen atau bersama orang lain dalam suatu tim. Ia mampu memposisikan diri untuk menjadi individu yang profesional ataupun sebagai rekan kerja yang baik
6. Karakter orang ambivert adalah memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan baik
Ambivert memiliki kemampuan luar biasa untuk beradaptasi. Kamu mampu menikmati keramaian dalam pesta, melakukan kegiatan sosial, dan bertemu dengan orang baru, namun tidak masalah pula bagimu untuk sendirian.
Sebagai ambivert, kamu lebih menyukai sesuatu yang seimbang, tidak terlalu berat juga tidak terlalu ringan. Kamu tahu apa yang seharusnya kamu lakukan pada setiap situasi untuk merasa bahagia dan nyaman.
7. Seorang ambivert lebih stabil secara emosional
Ekstrovert tidak mudah dipengaruhi oleh faktor luar, sementara introvert sangat sensitif. Ambivert menawarkan keseimbangan yang baik antara keduanya dan disebut sebagai stabilitas “normal” oleh psikolog Hans Eysenck, yang menciptakan istilah “ambivert” pada tahun 1947.
Sekarang, kamu sudah tau kan karakter orang ambivert? Bagaimana? Apakah kamu merasa memiliki karakter-karakter di atas?
Apapun itu, tetap jadilah dirimu apa adanya! Terima dirimu apa adanya, dan sayangilah dirimu apa adanya!
Have a Nice Day!
Disadur dari:
- https://www.healthline.com/health/health-ambivert#signs
- https://www.inc.com/larry-kim/ambiverts-are-more-successful-amp-influential-than-extroverts-here-s-why.html
- https://www.psychologytoday.com/us/blog/cutting-edge-leadership/201711/are-you-extravert-introvert-or-ambivert
Written by Syarifah Muadzah, seorang mahasiswa psikologi yang sedang berusaha untuk lulus tepat waktu.