Seorang Ibu baru saja pulang dari kantornya dan melihat dapurnya masih kotor seperti tadi pagi. Ia lalu mengintip suami yang sedang tertidur lelap dan anaknya yang tengah menonton kartun di kamar atas. Sang Ibu akhirnya mengganti baju dan membersihkan dapur.
Pada sore hari, ketika Ibu sedang minum teh di halaman belakang, anaknya yang paling kecil menghampirinya dan berkata “Bu, lihat krayon kita nggak? Aku ada PR mewarnai”. Mendengar hal tersebut, si ibu tidak memalingkan muka sama sekali dan berujar “Gak tahu, kamu cari saja sendiri. Kamu sama kakak itu gak pernah mengerti Ibu”
Dari ilustrasi di atas, apa yang bisa kamu tangkap, Dear? Ya, benar. Mungkin si Ibu kesal karena tak ada yang membersihkan dapur saat ia di kantor dan sudah lelah sepulang kerja. Namun, apakah anaknya tahu akan hal tersebut? Nah, itulah pentingnya komunikasi keluarga, Dear.
Kedekatan sebuah keluarga dapat diukur dari bagaimana anggota keluarganya saling berkomunikasi, lho. Supaya ilustrasi di atas tidak berakhir dengan perselisihan antar anggota keluarga, apa nih yang bisa kita lakukan?
Komunikasi keluarga yang positif itu seperti apa?
sumber: unsplash.com
Setidaknya, ada 4 indikator dalam komunikasi keluarga yang positif, seperti penyampaian pesan yang jelas, disampaikan secara langsung (tidak berbelit-belit), diungkapkan dengan jujur, dan dengan cara yang sesuai. Jika semuanya sudah dipenuhi, maka anggota keluarga yang menerima pesan ini dapat mengerti dan memberikan respon yang sesuai juga, Dear.
Lalu, bagaimana cara membangun komunikasi yang positif?
sumber: unsplash.com
- Melatih kemampuan komunikasi asertif
Komunikasi yang asertif dalam keluarga dapat berarti tegas, namun tetap bersahabat sehingga tidak melukai perasaan.Contoh kalimat dalam komunikasi ini: “Ayah kecewa ketika kamu tidak meletakkan barang sesuai pada tempatnya. Kalau kamu menaruh barang sembarangan, ibu, adik, dan ayah bisa kesusahan mencarinya saat diperlukan. Besok-besok, ayah mau kamu mengembalikan barang ke tempat asalnya, ya”
Itu lebih baik kan dibandingkan “Ayah gak suka ya kalau kamu sembrono gini. Ayo bereskan mainanmu”
- Menjadi pendengar yang aktif
Jika ada anggota keluarga yang berbicara padamu, usahakanlah mendengar dengan niat untuk memahami perasaan dan pesannya, itulah yang dinamakan pendengar yang aktif. Mendengarkan dengan tujuan untuk merespon, bisa membuatmu gagal fokus dengan pesan utama yang mau disampaikan.Supaya anggota keluargamu merasa dimengerti, kamu bisa mengulang kembali yang telah disampaikan, seperti “Oh, jadi krayon adik ada yang hilang ya di sekolah, makanya tadi nggak mau dipinjamin sama kakak”
- Memperhatikan kode-kode komunikasi non-verbal
Pada beberapa situasi tertentu, anggota keluarga bisa saja menutupi sesuatu. Nah, hal seperti ini bisa kamu coba deteksi dari bahasa tubuhnya, Dear.Misalnya, ketika anak berbohong bahwa ia sudah memecahkan piring, ia mungkin berkata piringnya pecah karena kucing. Namun, ekspresi wajahnya terlihat ketakutan. Jika sudah begini, kamu bisa mencoba bertanya lagi secara perlahan dan baik-baik.
- Jika dalam keadaan marah, sepakati waktu 10 menit atau lebih untuk tenang sejenak sebelum menyampaikan pesanmu
Saat antar anggota keluarga sedang bertengkar, kamu bisa menengahi dan meminta mereka menenangkan diri sendiri. Orang yang emosinya sedang bergejolak tidak bisa berpikir jernih, Dear. Jadi, jangan langsung meminta anggota keluarga untuk bermaaf-maafan ya. - Lakukan apa yang kamu minta
Jika orang tua meminta anaknya untuk mencuci piring setelah makan, maka hal itu juga yang harus dilakukan orang tuanya setelah makan. Anak mudah sekali melihat dan meniru perilaku orang tua. Jadi, kalau nasihatmu tidak ingin diabaikan, maka kamu harus menjadi contoh yang baik.
Wah, ternyata caranya memang cukup banyak. Nggak masalah, lakukan perlahan-lahan saja, asal konsisten, hasilnya akan terlihat, kok! Semoga berhasil!
Disadur dari:
- Green, S., & Peterson, Rick. (2009). Families First: Keys to Successful Family Functioning Communication. Virginia Polytechnic Institute and State University, 1 – 4
- http://extension.udel.edu/factsheets/communication-skills-for-you-and-your-family/
- https://www.healthychildren.org/English/family-life/family-dynamics/communication-discipline/Pages/Improving-Family-Communications.aspx
Ditulis oleh Elvira Linda Sihotang