Masalah Anak Dalam Keluarga – Siapa yang tidak pusing dengan kelakuan anak saat sedang bermasalah? Sudah diberi perhatian lebih, tapi nyatanya masih sulit untuk dipahami.
<enghadapi masalah anak memang jadi merepotkan. Butuh kesabaran supaya anak kembali ceria seperti biasanya.
Apapun jenis masalah yang dialami oleh anak, pasti akan mengubah perilaku dan tumbuh kembangnya. Lebih tertutup dan suka menyendiri, seolah orang tua tidak perlu tahu karena dianggap kurang penting.
Ditambah lagi, pengaruh dari lingkungan luar dimana anak bermain bersama teman-temannya. Ia akan mengenal hal-hal baru yang belum pernah diketahui. Berbeda dengan lingkup keluarga, ayah dan bunda mengajari anak untuk membedakan mana hal yang baik dan buruk.
Pentingnya Mengenali Masalah Untuk Mencegah Gangguan Tumbuh Kembang Anak
Melihat anak tantrum maupun berteriak tentu pemandangan yang umum khususnya pada usia 2 tahun.
Tetapi jika anak Anda sudah berada di usia bersekolah dan seringkali mengalami tantrum atau pun meltdown, bisa jadi sang buah hati mengalami masalah regulasi emosi.
Regulasi emosi mampu membantu anak untuk mengontrol impuls maupun perilaku mereka agar tidak melanggar aturan sesuai situasi yang berlaku.
Beberapa contoh perilaku regulasi emosi adalah bisa menahan reaksi emosional pada situasi yang penuh tekanan, menenangkan diri ketika marah, atau pun beradaptasi dengan perubahan ekspektasi.
Kemampuan ini sangat penting pada tumbuh kembang anak agar saat dewasa mereka bisa mengontrol perilaku bahkan mengarahkan tujuan mereka dengan benar.
Penyebab Regulasi Diri yang Kurang Baik
Dr. Rouse, psikolog klinis, menyatakan bahwa sulitnya kontrol emosional dikarenakan kombinasi temperamen dan juga perilaku yang dipelajari.
Kapasitas anak untuk meregulasi emosi sangat dipengaruhi kepribadian serta lingkungan. Jika orang tua menyerah pada tantrum anak, maka anak akan sulit untuk membangun disiplin diri.
Namun bukan berarti semua anak harus diberikan perilaku kasar juga. Anda bisa mengecek kebutuhan mereka dengan psikolog terkait perilaku mereka, lo.
5 Masalah Anak Ini Terkadang Bikin Orang Tua Geregetan
1. Mendebat Jika Diberi Nasihat
Sebagai orang tua, melihat perilaku yang buruk dari anak mengharuskan ayah dan bunda untuk memberikan nasihat supaya anak tidak mengulangi lagi. Namun, merasa seperti terlalu banyak diatur, perilaku anak malah jadi membatah ucapan orang tua.
Hal tersebut biasanya terjadi ketika anak memasuki usia 8 sampai 10 tahun. Ia telah mengenal dunia luar melalui lingkup terdekat sekitar rumah. Seterusnya, akan sangat berbahaya kalau Anda tidak segera membenahi kelakuan anak yang sedikit menjengkelkan ini.
2. Berbicara Kasar Ketika Marah
Siapa yang tidak heran jika anak berkata kasar tiba-tiba? Pasti Anda bertanya, dari mana anak ini mendapatkan kata-kata itu? Padahal orang tua mengajarkan hal-hal yang baik.
Mungkin dihadapan orang tua, anak terkesan berbicara biasa, tapi ketika sudah marah dan sulit mengendalikan emosi, anak akan mengeluarkan kata-kata kasar sebagai bentuk ancaman terhadap sekitar. Lantaran keinginan anak sulit terpenuhi, alhasil dirinya jadi lebih tempramen.
3. Cenderung Melawan
Melampiaskan kemarahan dengan melawan orang lain merupakan bentuk sikap agresif yang dilakukan. Tak terima diperlakukan berbeda atau mendapat serangan fisik, anak pasti membalas serupa sesuai perilaku yang diterimanya.
Penyebab perilaku agresif pada anak karena meniru teman, terlibat konflik keluarga, orang tua memarahi secara berlebihan dan pergaulan tidak sehat. Selain itu, merasa terbebani dengan aturan keluarga, dapat memicu anak untuk menentang sebab merasa kurang sesuai.
4. Suka Berbohong Kepada Orang Tua
Ada tiga alasan mengapa anak melakukan perbuatan menyimpang ini. Pertama, takut masalah yang dialaminya ketahuan. Kedua, kurang perhatian dari keluarga, apakah Anda sudah memberikan perhatian lebih kepada si ‘buah hati’? Ketiga, berbohong menjadi kebiasaan dan membuat diri anak terasa nyaman.
Dibiarkan begitu saja, anak bisa menimbulkan masalah serius bagi Anda lho. Contohnya, anak ayah dan bunda lagi bermain lempar bola dengan teman-temannya. Seketika bola itu mengenai kaca kemudian pecah, merasa takut dimarahi, maka ia mengatakan jika yang memecahkan kaca itu adalah temannya.
5. Gangguan Emosional
Kestabilan emosi anak yang terganggu, menyulitkan ia untuk membangun hubungan dekat dengan keluarga. Tapi tahukah Anda jenis gangguan emosional seperti apa yang bisa dialami anak-anak?
Sifat pemarah dan sedih yang dialami si kecil terbagi berdasarkan tiga tahapan seperti ringan, sedang, dan berat. Khusus sifat pemarah, apabila sudah meluap-luap, anak jadi lebih agresif terhadap sekitarnya.
Orang Tua Wajib Tahu Cara Mencegah Masalah Anak Dalam Keluarga Agar Tak Terulang Kembali
1. Terapkan Batasan dan Jelaskan Konsekunsi Jika Melanggar
Anak memang tidak suka apabila Anda selalu mengikat dan membatasi setiap gerak-geriknya. Jangan sesekali melepas begitu saja, sebab anak masih memerlukan pengawasan dari ayah bunda ya.
Ibarat layaknya bermain layangan, terkadang tarik dan ulur. Anak juga demikian, biarkan dilepas sejenak agar ia bebas melangkah. Lalu aturlah kembali menyesuaikan batasan yang ada. Namun, perlu diingat supaya tidak kelewatan, beri tahu konsekuensi apabila anak ayah dan bunda menentang aturan demi kebaikannya.
2. Utamakan Pentingnya Kejujuran Anak
Kebohongan anak kerap kali membuat ayah dan bunda sebal. Seyogianya, kita semua pernah mengalami hal serupa. Anak melakukan hal menyimpang tersebut karena takut dimarahi.
Cobalah jelaskan kepada anak bahwa kalian lebih senang jika anak mengatakan yang sebenarnya. Jujur sangatlah mudah, meskipun menerapkannya yang sulit.
3. Apresiasi Keberhasilan Sekecil Apapun
Pernah lihat menggambar? Atau bisa menulis huruf dan angka walaupun masih belum sempurna? Anak berusaha mencoba meniru apa yang sudah diajari oleh kalian.
Bagi anak, pujian merupakah hal penting demi meningkatkan kualitas kemampuannya. Apresiasi anak untuk pencapaian sekecil apapun. Anak sangat senang sekali kalau usaha yang dilakukan mendapat pujian.
4. Memahami Perasaan Anak
Ada masa dimana anak memendam perasaan seorang diri. Bagaikan privasi, Anda dianggap tidak boleh mengetahui apa yang sedang dirasakan.
Bisa jadi marah, sedih, maupun galau, semua terkurung dalam diri anak. Masalah seperti itu, pahami dan dekati anak, ajaklah ia curhat sembari makan atau sekadar minum teh di dalam rumah. Dengarkan serta berilah solusi atas segala hal yang terjadi.
5. Konsultasikan Masalah Emosional Pada Psikolog
Tempramen pada anak, ada kalanya berubah-ubah tanpa memerhatikan tempat dan waktu. Anda bisa segera berkonsultasi pada psikolog profesional untuk mengenali tanda-tanda masalah emosional pada anak Anda.
Selain itu, Anda juga bisa mengecek ulang apakah pengasuhan yang Anda lakukan bisa dikembangkanlagi untuk memfasilitasi kemampuan sang anak agar lebih baik.
Referensi:
- orami.co.id. 5 Jenis Masalah Perilaku Anak Dan cara Mengatasinya
Ditulis oleh Fatah Akbar
Baca Juga
Baby Blues Syndrome pada Ayah, Bisakah Terjadi?