Mengasuh anak berkebutuhan khusus tidak sama dengan mengasuh anak biasa. Ada banyak hal yang harus diperhatikan, dari melakukan deteksi dini hingga mendampingi anak menjalani aktivitas sehari-hari.
Apakah tantangan ini membuat kamu cemas? Jangan khawatir, Dear. Psikolog anak Partika Dhimas Pangestu berbagi kiat mengasuh anak berkebutuhan khusus untuk kita semua. Yuk, simak artikel berikut ini!
![](http://riliv.co/rilivstory/wp-content/uploads/2019/03/Partika-Dhimas-Pangestu-1024x1024.jpg)
Deteksi sedini mungkin sangat penting
Tujuannya adalah agar penanganan dapat langsung dilakukan saat anak berkebutuhan khusus mulai mengalami masa pertumbuhan.
Penanganan akan sulit dilakukan apabila Anda terlambat mendeteksi gangguan pada anak. Pada usia tertentu, anak berkebutuhan khusus akan sulit dibentuk, karena pola perilaku anak sudah menetap.
Karakteristik anak berkebutuhan khusus dapat terdeteksi sejak usia 3-6 bulan. Bahkan, usia 0 bulan juga sudah bisa terdeteksi.
Pada usia 3-6 bulan, salah satu cara yang paling mudah adalah mengamati bagaimana respon anak saat dipanggil? Apakah anak tersenyum atau tertawa saat diajak bercanda? Bagaimana respon anak ketika bermain cilukba/peek a boo?
Di tahap lanjutan, perhatikan apakah anak dapat menggenggam, berdiri, mengucapkan kata pertama, dan berjalan sesuai dengan pedoman masa tumbuh kembang anak. Apabila ada keterlambatan, maka kamu harus lebih waspada.
Cermati aspek bahasa, kognitif, afektif, sosial, dan motorik
Agar dapat mendeteksi gangguan pada anak sedini mungkin, Anda harus teliti dan peka dalam mengamati anak. Terdapat 5 aspek yang dapat digunakan sebagai acuan.
Aspek bahasa pada bayi usia 0 bulan ditunjukkan melalui menggunakan tangisan untuk ekspresi. Bayi dapat menangis saat lapar dan berteriak saat senang.
Untuk mendeteksi aspek kognitif, cermati apakah anak mengarahkan kepala ke arah sumber bunyi, memahami jika namanya dipanggil, serta tersenyum dan tertawa saat bercanda.
Aspek afektif pada anak mencakup dapat menyesuaikan diri dalam berekspresi. Anak akan menangis saat lapar, lalu senang ketika kenyang.
Aspek sosial berarti anak memiliki kelekatan yang wajar pada orang yang dekat dengan dirinya.
Terakhir, cermati pula aspek motorik terkait tumbuh kembang anak. Misalnya berguling, merangkak, dan berdiri sesuai tahapan usia.
Ketika menyadari kejanggalan, langsung temui psikolog anak
![mengasuh anak berkebutuhan khusus](http://riliv.co/rilivstory/wp-content/uploads/2019/03/mengasuh-anak-berkebutuhan-khusus1-1024x684.jpg)
Terdapat berbagai macam gangguan pada anak. Untuk mengetahui jenis gangguan dan kebutuhan anak dengan tepat, kamu sangat perlu menemui psikolog anak.
Psikolog akan memberikan arahan apa yang dibutuhkan oleh anak dan mendiagnosisnya. Apabila anak membutuhkan kegiatan belajar, maka psikolog akan membantu mencarikan program belajar yang tepat.
Setelah adanya diagnosis, psikolog akan memberitahu kamu sejauh apa kerjasama dengan praktisi lain dilakukan. Misalnya dengan psikiater atau terapis.
Ketahui cara berkomunikasi dengan mereka
Komunikasi dengan anak berkebutuhan khusus berbeda dengan anak pada umumnya. Terdapat istilah repetitif dan ekspresif pada komunikasi anak.
Kemampuan yang berbeda ini disesuaikan dengan kebutuhan saat pengasuhan. Contohnya pada anak yang memiliki daya tangkap rendah, jangan memberikan instruksi yang berlebihan sehingga anak tidak bingung.
Berikan pula edukasi pada saudara anak berkebutuhan khusus
![mengasuh anak berkebutuhan khusus](http://riliv.co/rilivstory/wp-content/uploads/2019/03/hisu-lee-47495-unsplash-1024x683.jpg)
Apabila anak berkebutuhan khusus memiliki saudara, penting bagi kamu untuk memberikan informasi kepada mereka. Tujuannya agar saudara satu rumah dapat memahami dan menerima anggota keluarga dengan kebutuhan khusus.
Penjelasan disesuaikan dengan usia anggota keluarga. Bila memungkinkan, dapat dilakukan pula program pendampingan. Program pendampingan yang melibatkan seluruh keluarga akan membantu anggota keluarga lebih tegar dan menerima kondisi anak berkebutuhan khusus.
Mengasuh anak berkebutuhan khusus memang tidak mudah, namun…
Mengetahui anak ternyata memiliki kebutuhan khusus dapat menjadi pil pahit bagi Anda. Namun, jangan menganggap anak berkebutuhan khusus sebagai aib keluarga. Justru Anda diberi kesempatan untuk mendampingi anak yang spesial.
Psikolog, psikiater, dan terapis memiliki ilmu yang dapat membantu Anda. Namun pola asuh dan kasih sayang orang tua juga dibutuhkan untuk memberikan bantuan yang lebih maksimal.
Itulah beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengasuh anak berkebutuhan khusus. Apabila Anda memiliki kerabat dengan kebutuhan khusus, segera hubungi psikolog terdekat untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
—
Partika Dhimas Pangestu, S.Psi., M.Psi., Psikolog adalah seorang psikolog dan expert reliever di Riliv. Beliau berminat dalam psikologi klinis, dengan fokus menangani kasus terkait permasalahan individu seperti relasi, trauma, dan depresi.
Nidia Amalia adalah content creator Riliv. Saat ini Nidia sedang mengerjakan skripsi.
Discussion about this post