Dalam pekerjaan sehari-hari, biasanya kita akan menemukan 2 tipe orang. Ada yang senang berada di depan layar, dan ada pula yang lebih menikmati keberadaannya di balik layar. Tapi, gimana ya kalau misalnya kita menemukan orang yang selalu mau berada di depan, dan ngotot untuk diperhatikan? Bisa jadi dia mengidap narsistik atau terlalu mencintai diri sendiri?
Orang dengan kepribadian narsistik merasa bahwa dirinya sangat penting dan keren. Tak jarang, mereka senang melebih-lebihkan prestasi, merasa bahwa dirinya hanya nyambung dengan orang berstatus tinggi, dan mengeksploitasi orang yang bisa memberi manfaat pada dirinya. Duh, terdengar seram sampai-sampai mungkin kita berharap untuk jangan sampai bertemu dengannya!
Walaupun begitu, akibat sifatnya, orang dengan kepribadian narsistik juga punya banyak kesulitan lho, Dear. Yuk, kita pahami mereka sejenak!
Jadi, apa saja sih resiko yang meningkat ketika kita berlebihan mencintai diri sendiri?
- Kesulitan dalam menjalin hubungan romantis
Orang dengan kepribadian narsistik memiliki tendensi untuk egosentris. Artinya, mereka senang berfokus hanya pada ‘aku’. Hal ini berhubungan juga dengan keinginan mereka untuk memiliki ‘power’ lebih dari orang lain dan melihat pasangan sebagai pewujud keinginan mereka dibanding sebagai ‘sesorang’ yang berarti. Dengan kombinasi ini, mereka yang narsistik akan sulit menerima hubungan yang seimbang dan dua arah, dimana pasangannya tentu mengharapkan perhatian yang sama dari mereka. Dalam hubungan yang umum, para narsistik juga mudah berekasi terhadap mereka yang suka mengejek ego dan keyakinan mereka, seperti pada kalimat “Segitu aja, sok hebat”. Mereka akan menjadi agresif dan bisa melakukan kekerasan. Selain itu, orang dengan kepribadian narsistik susah berempati dan defensif terhadap kesalahan mereka. Jadi, jangan bayangkan mereka mudah meminta maaf ya, Dear.
- Penyalahgunaan alkohol
Dalam pengambilan keputusan, mereka sering impulsif dan selalu ingin terlihat menarik di hadapan orang-orang. Penggunaan alkohol bisa jadi salah satu strategi mereka dalam menyelesaikan kesulitan yang mereka hadapi. Selain itu, mereka yang narsistik juga bisa dengan mudah mencoba cara ini sebagai media pelampiasan dari keluhan mereka untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya.
- Permasalahan gaya hidup
Individu dengan kepribadian narsistik mudah melakukan perilaku berbelanja kompulsif, perilaku seksual, dan memiliki permasalahan finansial, seperti memutuskan untuk berinvestasi pada saham yang kinerjanya tidak stabil. Perilaku seksualnya terkait dengan sulitnya membangun komitmen dan keintiman bagi mereka dan pasangannya.
Itu tadi beberapa kesulitan yang dialami oleh mereka yang narsistik, Dear. Jadi terkadang, tidak hanya kita yang terganggu, lho. Nah, buat kamu yang masih ingin tau lebih lanjut tentang kepribadian narsistik ini, kamu bisa gunakan buku DSM-V, dengan kata kunci Narcisstic Personality Disorder (NPD).
Saat kamu merasa punya tanda dari kepribadian narsistik, jangan ragu untuk berkunjung ke psikolog, ya! Karena mencintai diri sendiri tetap perlu, kita akan bahas tentang narsis yang lebih sehat dan bisa kamu praktikkan dalam kehidupan sehari-hari!
Disadur dari:
- Konrath, S. & Bonadonna, J.P. (2014, in press) Physiological and health-related correlates of the narcissistic personality. In Besser, A. (Ed.) Psychology of Narcissism, Nova Science Publishers, Inc
- Lam, Z. (2012). Narcissism and Romantic Relationship: The Mediating Role of Perception Discrepancy. Discovery – SS Student E-Journal, 1, 1-20
- https://www.psychologytoday.com/us/blog/communication-success/201704/8-life-setbacks-and-failures-narcissists
Ditulis oleh Elvira Linda Sihotang