Mayoritas roda perekonomian sebuah keluarga dijalankan oleh orang tua yang bekerja. Tentu sebagai figur orang tua, Anda ingin menjadi figur terbaik bagi anak, sekaligus pribadi yang mampu menyediakan seluruh kebutuhan dan keinginan yang mendukung perkembangan anak.
Namun, dalam usaha mencapai harapan tersebut, sering kali terdapat hambatan, baik dari komunikasi, maupun time management dalam keluarga.
Bersama Riliv, mari mengenali hambatan-hambatan tersebut sambil memahami solusi yang tepat untuk Anda implementasikan sebagai orang tua yang bekerja.
Transisi – Berlatih: pentingnya menyiapkan segalanya untuk anak
Transisi yang harus Anda alami sebagai orang tua yang bekerja seringkali terasa berat, baik untuk orang tua yang baru selesai cuti melahirkan, maupun orang tua yang baru saja mendapat kerja setelah beberapa saat menganggur.
Seringkali, kenyataan bahwa Anda harus menyerahkan buah hati kepada nenek atau pengasuh malah menjadi beban pikiran yang sulit Anda tinggalkan saat sedang bekerja.
Solusi dari hal tersebut adalah melatih diri Anda, jauh sebelum mulai bekerja. Transisi adalah hal yang tak terhindarkan.
Maka, mulailah belajar menitipkan anak kepada orang tua Anda, atau dengan pengasuh dan daycare yang telah Anda percaya. Hal ini menghindarkan Anda dari overthinking yang terjadi bila Anda menitipkan anak begitu saja di hari pertama Anda bekerja.
Praktikalitas – Perencanaan: menjadi orang tua yang bekerja namun siaga
Photo by Glenn Carstens-Peters on Unsplash
Untuk dapat menyerahkan anak ke tangan yang tepat, tentu membutuhkan segudang riset dan seleksi mengenai pengasuh, day care, atau dokter anak yang tepat. Belum termasuk juga rutinitas-rutinitas wajib, seperti menyediakan makanan dan mendukung akademik si buah hati.
Hal-hal yang harus Anda seimbangkan dengan rutinitas kerja ini dapat diatasi dan diorganisir dengan membuat perencanaan. Jangan lupa untuk melakukan perencanaan dengan duduk nyaman dan tenang, menyingkirkan rasa cemas dan overwhelmed.
Atur segala yang harus Anda kerjakan dan lengkapi di dalam sebuah to-do-list, kalender perencanaan, dan alat tulis bertinta merah. Mulailah dengan menandai hal-hal penting (yang membutuhkan investasi waktu dan komitmen).
Dari sini, Anda dapat mengetahui kegiatan-kegiatan apa saja yang dapat diberikan perhatian lebih sedikit, dan Anda dapat memprioritaskan anak dalam perencaaan di minggu tersebut.
Komunikasi – Framing: pentingnya mencegah human error
Tidak dapat dipungkiri, komunikasi menjadi hal yang rentan bagi orang tua yang bekerja. Tidak hanya kepada anak dan orang-orang di sekitar yang memiliki andil dalam pertumbuhan anak, namun juga kepada atasan dan kolega di tempat Anda bekerja.
Untuk menghindari kesalahpahaman yang muncul karena emosi tidak terkontrol, komunikasi adalah hal yang paling harus, sekaligus paling sulit, untuk dijaga.
Untuk mengatasi hal ini, Anda bisa memulai dengan percakapan yang lebih hidup, mendetail, dan menjamin. Sebagai contoh, bila Anda harus menghadiri rapat dari sekolah anak, pastikan Anda menyampaikan tujuan, waktu kegiatan, dan janji yang akan Anda penuhi kepada kolega Anda.
“Saya akan menghadiri rapat orang tua murid pukul 5 sore di sekolah anak saya. Tolong bantu saya mengumpulkan apa saja yang harus saya kerjakan. Saya pasti akan kembali dan menyelesaikan bagian saya!”
Komunikasi yang jelas, detail, dan ramah akan menghindari Anda dalam menghadapi masalah-masalah baru yang mempersulit.
Orang tua yang bekerja dan kecemasan
Photo by NeONBRAND on Unsplash
Kami memahami masalah yang Anda hadapi. Tidak sedikit orang tua yang bekerja mengalami krisis identitas; kesulitan menempatkan diri sebagai orang tua dan pekerja. Sama halnya dengan rasa bersalah bila harus bekerja di rumah, seakan menganaktirikan anak sendiri dengan gadget.
Ditambah lagi rasa jenuh yang kerap dirasakan selama WFH. Beban pikiran tersebut harus dibagi secara berkala dan rutin kepada tenaga profesional, agar tercapai kesehatan mental yang terjamin bagi Anda.
Maka dari itu, kami dapat menawarkan solusi dari Riliv untuk kamu. Riliv for Company memiliki program kerjasama dengan berikut:
- Konseling mudah dengan psikolog profesional, langsung melalui chat tanpa harus repot mengatur jadwal bertemu
- 300+ meditasi beserta panduan mudah yang bisa digunakan sesuai dengan kondisi mental, hanya 10 menit saja untuk mendapat ketenangan
- Mood tracker yang bisa diakses oleh HR atau tim yang bertanggung jawab atas karyawan, sehingga bisa dengan mudah memahami bagaimana kemajuan kesehatan mental karyawan setelah konseling atau meditasi secara rutin
- Cerita dan musik pengantar tidur yang bisa memastikan karyawan Anda beristirahat dengan cukup dan berkualitas
- Asesmen psikologis yang terpercaya sehingga Anda bisa memastikan masalah apa yang dihadapi untuk menentukan solusi tepat guna
- Rahasia terjamin! Siapapun bisa menggunakan Riliv for Company tanpa harus ketahuan sedang konseling
- Harga terjangkau karena Anda akan langsung mendapatkan semua paket dalam harga yang masuk akal
- Produktivitas terjaga karena karyawan tidak perlu meluangkan waktu pergi atau meditasi yang lama.
Bila Anda tertarik untuk bekerjasama dengan Riliv for Company demi investasi kesehatan mental para karyawan Anda, Anda bisa klik web berikut ini di sini untuk menghubungi kami. Cukup 10 menit per hari, Anda bisa berpikir jernih dan terus menjadi pemimpin prima bagi karyawan Anda di masa sulit ini.
Disadur dari:
Ditulis oleh Rachel Emmanuella.