Orgasme Kesehatan Mental – Bagi Anda yang sudah memiliki pasangan, Anda pasti sering mendengar istilah bahwa seks sangat bagus dengan kesehatan mental. Selain sebagai kebutuhan mendasar manusia, seks juga berperan sebagai salah satu sarana rekreasional.
Tidak heran menjadi seks menjadi salah satu perekat hubungan pasangan yang paling mendasar. Seks dan orgasme pun bisa menjadi pemicu terjadinya permasalahan di hubungan juga.
Bagaimanakah hubungan seks maupun orgasme terhadap kesehatan mental baik individu maupun pasangan?
Bagaimana Orgasme Bisa Mempengaruhi Otak
Rutgers University memberikan beberapa bukti studi terkait seks dan juga orgasme dan kaitannya dengan otak.
Barry R. Komisaruk, Ph.D, psikolog Rutgers menemukan bahwa stimulasi genital bisa mempengaruhi akses otak melalui syaraf tulang belakang.
Salah satu penelitiannya menunjukkan bahwa ketika tubuh terangsang, aliran darah akan menuju area genital untuk mengaktifkan otak. Hal ini juga berkaitan pada orgasme mengaktifkan beberapa area otak seperti sensori, motorik, reward, korteks frontal, dan batang otak.
Jurnal lainnya juga menunjukkan bahwa stimulasi syarat vaginal akan berpengaruh pada penanganan depresi kronis dan berulang. Adanya produksi oksitosin, noradrenalin, dan serotonin yang akan mempengaruhi mood untuk lebih baik karena menurunkan stres dan gejala depresi.
Orgasme Sebagai Salah Satu Bentuk Self Care
Jo Zasloff, salah satu perawat kebinanan yang tersertifikasi, seringkali memberikan ‘resep orgasme’ kepada para wanita yang mengalami fiborid uterin.
Hal ini dikarenakan orgasme bisa menjadi bentuk self care untuk kesehatan Anda, baik mental maupun fisik. Mulai dari otot pelvis, mengelola fibroid jaringan di rahim, dan juga otot uterus.
Menariknya, orgasme juga mengeluarkan hormon-hormon yang bisa menurunkan kortisol dan berpengaruh terhadap kesehatan kulit. Orgasme bisa menghambat penuaan kulit karena produksi kolagen sitesis yang sangat baik.
Selain itu, hormon dopamin yang diproduksi saat orgasme bisa membantu Anda mengatasi migrain dan juga meningkatkan imunitas tubuh.
Luar biasa, bukan?
Sebaliknya, Kesehatan Mental Pun Juga Bisa Mempengaruhi Kualitas Seks
Bukan hanya keuntungan orgasme yang bisa Anda dapatkan, tapi juga sebaliknya. Hubungan psikologis Anda sangat mempengaruhi kualitas seks yang bisa Anda dapatkan.
Baik kondisi fisik maupun psikologis, kualitas orgasme seseorang bisa sangat menurun.
Kondisi seperti tidak adanya arousal atau stimulus, libido, atau penggunaan obat-obatan tertentu bisa menghambat darah untuk mengalir ke area genital.
Kondisi ini seringkali dijelaskan sebagai Female Sexual Dysfunction dan dialami 40% dari wanita.
Apalagi jika seorang wanita sudah mencapai menopause, lubrikan alami di vagina akan semakin sedikit sehingga orgasme menjadi semakin sulit.
Stres, kecemasan, dan juga negative body image bisa berperan dalam masalah untuk orgasme juga.
Bagaimana Anda Bisa Mengetahui Bahwa Seks Dipengaruhi Kesehatan Mental atau Fisik?
Ada beberapa hal dalam keseharian yang bisa mempengaruhi orgasme sehingga Anda bisa mengenalinya dengan cepat. Salah satu contohnya ketika mengonsumsi alkohol atau kafein.
Anda bisa mengenali kondisi medis jika berkaitan dengan sirkulasi darah atau pun sistem syaraf. Hormonal juga mejadi salah satu kondisi fisik yang mempengaruhi.
Jika Anda baru saja mengonsumsi obat-obatan tertentu, beri jeda. Karena bisa jadi efek dari obat tersebut yang menghambat stimulasi dan juga orgasme.
Bila Anda sudah mengevaluasi dan belum menemukan jawabannya, maka Anda bisa mulai curiga bahwa kondisi tersebut dipengaruhi oleh emosional.
Stres, trauma, kecemasan sangat mempengaruhi proses rangsang seksual pada tubuh.
Bila hal ini dibiarkan, maka bukan tidak mungkin Anda justru terjebak pada hubungan seksual yang tidak memuaskan.
Berkonsultasi kepada psikolog menjadi jawaban yang sangat aman dan tidak akan memalukan Anda. Psikolog sudah terlatih untuk mendengarkan cerita tanpa menghakimi serta membantu Anda menemukan penyebab stres yang menghambat hubungan seksual yang memuaskan.
Bersama psikolog, Anda bisa dituntun untuk mencari penyelesaian seperti coping strategy yang tepat serta menentukan langkah untuk meningkatkan kualitas hubungan dengan pasangan, seperti komunikasi atau bahasa cinta, lo!
***
Sumber:
- https://www.healthline.com/health/mental-health-reasons-not-orgasming#2.-Unrealistic-expectations
- https://www.thehealthy.com/sex/orgasm-mental-health-brain-science/
- https://www.mindbodygreen.com/articles/9-healthy-reasons-to-have-more-orgasms
- https://www.vogue.com/article/appreciating-the-orgasm-as-an-act-of-self-care
- https://www.jsm.jsexmed.org/article/S1743-6095%2817%2931396-6/fulltext
- https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0924933812756237
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3008577/