Covid-19 yang melanda dunia tahun 2020 benar-benar membuat tahun ini berbeda. Semua tiba-tiba berubah, banyak sekali hal baru yang menuntut adaptasi yang tidak mudah. Pandemi covid-19 yang melanda Indonesia sejak bulan Februari lalu belum ada kepastian kapan akan berakhir. Nah ternyata, kondisi tanpa kepastian ini bisa menyebabkan seseorang merasa kelelahan akibat pandemi, yang kemudian disebut pandemic fatigue.
Ingat nggak dulu ketika awal pandemi semua orang siaga memakai masker, rutin memakai hand sanitizer, hingga stok masker, hand sanitizer, bahkan makanan instan menipis karena fenomena panic buying.
Semua tempat disemprot disinfektan secara rutin. Orang-orang juga enggan keluar rumah hingga menyebabkan kadar kemacetan dan polusi udara jauh menurun drastis.
Tapi, semakin kesini, setelah lebih dari 8 bulan covid melanda, orang-orang mulai sedikit melonggarkan kepatuhan mereka terhadap protokol kesehatan. Mulai memberanikan diri untuk makan di luar, nongkrong di café, berkerumun, bahkan liburan ke luar kota!
Seorang psikolog dalam sebuah webinar pernah menjelaskan bahwa kemampuan adaptasi seseorang terhadap kebisaan baru itu berlangsung selama 3 bulan, dan setelah itu kembali pada kebiasaan lama, dan kembali lagi pada kebiasaan baru.
Begitu juga ketika pandemi. Orang-orang mulai bosan dan lelah akibat pandemi yang tidak pasti kapan akan berakhir, ditambah lagi keyakinan bahwa setelah 8 bulan dirinya baik-baik saja, yang kemudian membuat seseorang lengah untuk mematuhi protokol kesehatan.
Hal itu cukup berbahaya, karena nyatanya kasus covid-19 di Indonesia semakin bertambah, bahkan hingga menembus 8000 kasus perhari pada 3 Desember 2020 kemarin, yang dilansir dari data statistik peringatan covid di Indonesia.
Orang-orang yang mengalami pandemic fatigue biasanya memiliki tanda-tanda seperti:
- Mulai tidak rajin memakai masker atau mencuci tangan
- Kurang berhati-hati untuk tetap menjaga jarak sosial daripada sebelumnya
- Masih merasa lelah meskipun sudah tidur cukup
- Tidak sabaran dan mudah tersinggung
- Merasa tertekan oleh tugas atau situasi yang biasanya bisa dikelola dengan baik
- Merasa putus asa tentang masa depan
- Merasa lebih sulit untuk fokus dan berkonsentrasi
Kita semua tahu bahwa belum ada kepastian kapan pandemi berakhir, belum ada juga tanda-tanda penularan covid-19 bisa dikendalikan, artinya kemungkinan tertular masih ada. Buat kamu yang mengalami pandemic fatigue, berikut ini adalah tips untuk mengatasinya!
1. Tetap menjaga kesehatan fisik
Photo by Anna Shvets from Pexels
Meskipun WFH atau belajar dari rumah lebih ‘sibuk’ karena tugas yang semakin banyak atau kondisi ruangan kerja di rumah yang tidak ergonomis, tetap pastikan kamu memiliki porsi tidur yang cukup dan makan makanan bergizi.
Hal itu penting untuk meningkatkan energi, suasana hati, dan memperkuat sistem kekebalan tubuh!
2. Kelola stres dengan baik
Mungkin terjadi peningkatan stres selama pandemi. Untuk mengatasinya, kamu bisa sesekali meluangkan waktu untuk melakukan aktivitas yang menenangkan atau menyenangkan untuk menurunkan tingkat stresmu Dear!
Kamu bisa berolahraga, mengamati hewan peliharaan, atau berlatih meditasi selama 15 menit sehari. Lakukan apa pun yang sehat dan bisa meredakan stresmu!
3. Latihan pernapasan
Nah, kamu bisa mencoba untuk melakukan yoga, jalan-jalan santai, atau membaca buku. Kamu juga bisa mencoba fitur bubble breath untuk melatih pernapasanmu melalui aplikasi Riliv secara gratis lho!
4. Tetap terhubung dengan orang lain meskipun via daring
Photo by Edward Jenner from Pexels
Pada dasarnya, manusia adalah makhluk sosial. Pemberlakuan work from home maupun sekolah dari rumah terkadang membuat seseorang merasa kesepian sehigga bisa menimbulkan stres.
Jadi, sangat penting untuk tetap terhubung dengan orang lain selama pandemi, Dear. Meskipun kamu harus membatasi kontak fisik dengan orang di luar rumah, kamu bisa melakukannya dengan menggunakan secara daring dengan melakukan video call!
5. Tetap patuhi protokol kesehatan hingga menjadi kebiasaan
Jika kamu mulai lelah menggunakan masker, hand sanitizer, dan menjaga jarak, ingatkan diri sendiri bahwa kebiasaan itu adalah salah satu cara yang bisa kamu gunakan untuk mengontrol situasi.
Melakukan hal-hal ini akan membuatmu merasa lebih berdaya dan tidak terlalu putus asa, serta akan membuatmu dan keluarga menjadi lebih aman. Untuk berkomitmen, kamu bisa mengupayakan dengan membuat perumpaan, seperti patuh protokol keselamatan selama berkendara.
Kamu memutuskan untuk mengenakan helm saat bersepeda, berhenti di lampu lalu lintas, dan banyak kebiasaan untuk berkendara lainnya, karena kamu ingin melakukan hal yang benar untuk menjaga diri dan orang lain tetap aman, begitu juga dengan protokol kesehatan selama covid-19.
6. Jangan dipendam, biarkan orang-orang di sekitarmu tahu bahwa kamu merasa kesal dan tidak sabar
Kamu bisa menceritakan perasaanmu pada keluarga atau orang yang kamu percaya. Selain kamu bisa menjadi lebih lega, kamu juga bisa mendapatkan support dan meningkatkan ikatan emosional dengan mereka.
7. Selalu siapkan persediaan yang diperlukan
Photo by cottonbro from Pexels
Penting banget untuk kamu yang sering lupa untuk cuci tangan atau memakai hand sanitizer terutama ketika di luar rumah, biasakan untuk menyimpan botol kecil hand sanitizer di tas ketika keluar rumah. Hal itu akan mendorongmu untuk menggunkannya dengan sering!
Bagi orang tua, terkadang anak bisa menimbulkan stres apalagi kalau nggak mau patuh. Tapi, cara berikut ini ampuh untuk membantu menerapkan protokol kesehatan pada anak!
8. Beri beberapa pilihan pada anak
Photo by August de Richelieu from Pexels
Kelelahan akibat pandemi terkadang juga didorong oleh susahnya membiasakan anak untuk patuh pada protokol kesehatan.
Kamu bisa mengatasinya dengan bentuk dongeng atau cerita kepada anak mengenai bahaya covid-19. Saat meminta anak untuk memakai maskerpun, kamu bisa membiarkan anak untuk memilih sendiri masker mana yang ia suka.
Kamu juga bisa meminta anak untuk memilih aroma hand sanitizer mana yang mereka inginkan atau permainan online mana yang menyenangkan untuk dimainkan dari jarak jauh bersama teman-teman mereka.
9. Libatkan anak-anak dalam menjaga konsistensi keluarga
Hal ini mungkin masih jarang dilakukan, tapi sebenarnya cukup membantu lho! Orang tua atau anggota keluarga lainnya bisa membiarkan anak-anaknya untuk ikut menjaga kesehatan dan keselamatan keluarga.
Selain itu, sebagai upaya menerapkan kepatuhan pada protokol kesehatan, hal itu juga bermanfaat untuk membangun bonding atau keterikatan emosional anak dengan keluarga.
Orang tua dapat memberi izin kepada anak untuk mengingatkan anggota keluarga lainnya untuk menjaga jarak secara fisik, memakai masker, dan menjaga kebersihan tangan.
***
Nah, itu adalah penjelasan mengenai pandemic fatigue yang akhir-akhir ini terjadi di masyarakat. Meskipun di era new normal ini beberapa tempat wisata sudah dibuka, pastikan kamu tetap mematuhi protokol kesehatan ya, karena nyatanya pandemi ini masih belum berakhir!
Referensi :
- Hopkinsmedicine.org. How to Deal With Coronavirus Burnout and Pandemic Fatigue
- Globalnews.ca. Coronavirus Fatigue is Real, But We Can’t Give Up : WHO
- Connect.uchealth.org. 7 Steps to Reduce Pandemic Fatigue
- Psychologytoday.com. 10 Sign you Have Pandemic Fatigue and How to Cope