Kehadiran Peer-to-peer Lending saat ini telah menjadi tren positif tersendiri dalam dunia investasi.
Bahkan tidak hanya sekedar bisa dilakukan oleh kalangan investor besar, namun jenis investasi ini juga diminati para generasi milenial. Karena modal yang dibutuhkan untuk melakukan investasinya cukup ramah dikantong.
Tak heran bila perkembangan fintech Peer-to-peer Lending di Indonesia semakin meningkat pesat.
Tidak hanya itu saja, ternyata berdasarkan Deputi Pengaturan, Munawar Kasan, dan penelitian Fintech OJK mengatakan bahwa kehadiran P2P Lending membuat pertumbuhan perbankan meningkat hingga 0,8%. Sedangkan pertumbuhan perusahaan pembiayaan meningkat 0,6%.
Data ini didapatkan dari penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya di akhir tahun 2018. Tentunya ada banyak hal yang membuat investasi ini cocok untuk para milenial.
Selain sistemnya lebih modern, cara kerjanya juga mudah dipahami. Sehingga investasi ini cukup menarik bagi mereka.
Alasan investasi Peer-to-peer Lending disukai millennial
Ada banyak alasan kenapa para generasi millenial sekarang ini lebih menyukai investasi P2P Lending daripada yang lain. Salah satunya adalah karena resikonya cukup rendah.
Bagaimanapun juga resiko selalu dijadikan sebagai bahan pertimbangan ketika memilih instrumen untuk investasi. Karena resiko berkaitan dengan peluang keuntungan yang akan didapatkan ke depannya.
Semakin besar keuntungannya, biasanya resikonya juga lebih tinggi. Namun, dalam investasi Peer-to-peer Lending ini resikonya biasanya sudah diminimalisir oleh perusahaan. Sehingga sifatnya lebih default, di mana peminjam gagal mengembalikan uang pinjamannya.
Sebagai cara untuk mengantisipasi hal tersebut, biasanya pihak Peer-to-peer Lending melakukan seleksi ketat terhadap setiap peminjamnya.
Sehingga, semua data dari calon peminjam terverifikasi dengan jelas untuk memperkecil terjadinya resiko tersebut. Selain itu, berikut adalah alasan investasi P2P disukai milenial, antara lain:
- Diversifikasi merupakan salah satu alasan kenapa para milenial memilih P2P Lending sebagai alternatif investasi saat ini. Karena setiap instrumen pasti ada resikonya sendiri. Sehingga, diversifikasi dibutuhkan dalam investasi apapun supaya resikonya dapat dibagi. Dengan begitu, dana investasi Anda menjadi lebih aman.
- Peer-to-peer Lending populer dikalangan generasi muda karena memiliki tingkat pengembalian tinggi. Bila bank umumnya menawarkan tingkat pengembalian sebesar 6-8% per tahun, maka P2P Lending bisa lebih dari itu.
- Hal terakhir yang membuatnya menarik adalah pengembaliannya akan dilakukan setiap bulan. Sehingga, para investor tetap bisa menikmati hasil investasinya dari bunganya setiap bulan. Di samping itu, bentuk sistem kepemilikannya bebas. Jadi Anda tidak terikat waktu dalam melakukan investasi Peer-to-peer Lending.
Apa saja keuntungannya?
Photo by Alexander Mils from Pexels
Setiap investasi pasti ada keuntungan tersendiri yang akan didapatkan oleh investor. Namun meskipun begitu, tidak semua investasi selalu menawarkan keuntungan yang sama.
Maka dari itu, berikut akan kami berikan beberapa penjelasan tentang keuntungan bila melakukan investasi P2P Lending, antara lain:
- Modal investasinya masih terjangkau. Anda bisa memulainya dengan uang Rp100.000 saja untuk melakukan investasi. Karena nilai setoran awalnya terjangkau, sehingga investasi ini banyak dipilih oleh generasi milenial. Mereka tidak perlu takut akan kehilangan banyak uang karena resikonya rendah.
- Imbalan yang akan didapatkan bila melakukan investasi ini cukup tinggi. Bahkan bila Anda menanam dana di Modal Rakyat, peluang keuntungan yang didapatkan bisa mencapai hingga 25% per tahun. Tentunya dengan imbal hasil yang tinggi membuat generasi millenial tergiur dengan sistemnya.Â
- Hadirnya investasi Peer-to-peer Lending membuat masalah permodalan UKM menjadi terbantu. Seperti yang diketahui bahwa salah satu masalah yang sering dialami oleh para pelaku usaha UKM adalah modal terbatas. Namun, dengan adanya P2P Lending membuat kesejahteraan masyarakat menjadi meningkat karena bisa mengembangkan usahanya lebih mudah.
- Dengan melakukan investasi P2P Lending membuat para investor lebih mudah menentukan calon peminjamnya. Jadi, ini berbeda sekali dengan bentuk investasi pada umumnya. Pada investasi ini investor dapat menentukan calon peminjamnya sendiri sehingga mereka dapat melihat seberapa besar resikonya jika melepas modalnya.
- Lebih menariknya lagi adalah setiap kegiatannya selalu diawasi oleh OJK. Sehingga hal ini membuat para investor dan peminjam bisa merasa lebih aman saat menggunakan layanan dari P2P Lending. Bahkan Anda bisa mengecek kredibilitas perusahaan dari situs OJK secara langsung.
Risiko Investasi Peer-to-peer Lending
Photo by Andrea Piacquadio from Pexels
Investasi apapun itu tidak hanya soal keuntungannya saja. Namun, Anda juga harus memikirkan resikonya. Hal ini berlaku sama ketika melakukan investasi P2P Lending. Maka dari itu, berikut akan kami berikan sedikit informasi tentang resiko bila melakukan investasi P2P Lending, antara lain:
- Berbeda dengan jenis investasi pada umumnya yang dapat ditarik dan dijual kapan saja. Dalam melakukan investasi P2P Lending, Anda hanya dapat menarik dana bila sudah jatuh tempo. Maka dari itu, Anda harus melihat kondisi keuangan perusahaan supaya tetap aman.
- Resiko lainnya adalah bila ada peminjam yang menunggak dalam melakukan pembayaran tagihan. Dalam berbisnis itu ada saatnya akan naik dan turun omsetnya. Sehingga bisa saja peminjam telat bayar tagihannya. Jadi sebagai investor harus siap bila menerima sepenuhnya jika terjadi gagal bayar kredit.
- Karena peminatnya banyak, sehingga resiko penipuan semakin tinggi. Maka dari itu pastikan layanan fintech pilihan Anda telah terdaftar OJK. Sehingga Anda bisa terhindar dari modus penipuan apapun. Bila perlu pahami sistemnya dengan baik supaya terhindar dari segala bentuk penipuan fintech.
Namun meskipun ada resikonya, sebenarnya hal tersebut masih bisa diatasi dengan memilih layanan yang terpercaya.
Maka dari itu bila Anda sedang mencari alternatif investasi P2P Lending yang aman, Modal Rakyat jawabannya. Modal Rakyat merupakan perusahaan Peer-to-peer Lending yang memberikan keuntungan dari 15 – 25% setiap tahun.
Ditulis oleh Kabrina Rian dari Modal Rakyat.