Pengaruh Burnout pada Pekerjaan – Pengaruh burnout pada pekerjaan bukanlah hal yang bisa disepelekan. Burnout yang terjadi pada karyawan bisa dikarenakan dua faktor, yaitu internal maupun eksternal.
Kebanyakan perusahaan akan menilai karyawan yang sedang burnout sebagai indikasi bahwa karyawan tidak kompeten dalam pekerjaannya. Padahal, banyaknya tanggungjawab, ketidakjelasan job description, jam kerja yang tinggi bisa menjadi alasan mengapa burnout terjadi.
Dampak yang akan terjadi apabila burnout karyawan tidak segera ditindaklanjuti dapat memberikan efek negatif terhadap perusahaan Anda. Mengurangi moral perusahaan serta justru meningkatkan kualitas karyawan yang memburuk bisa menjadikan bisnis perusahaan Anda tidak berjalan dengan baik,
Lantas, apa saja yang akan terjadi jika perusahaan Anda tidak memberikan penanganan pertama pada karyawan yang burnout? Yuk, simak tulisan di bawah ini!
Pengaruh burnout pada pekerjaan menjadikan karyawan tidak produktif
Sebuah riset menunjukkan bahwa ada keterkaitan antara kesehatan mental karyawan dengan produktivitas mereka selama bekerja. Salah satu riset yang dilakukan oleh pemerintah U.K. memperlihatkan jika karyawan tersebut sehat secara mental, karyawan bisa berkontribusi aktif dengan cara meningkatnya kinerja, kualitas, serta produktivitas pekerjaan.
Studi lain yang dilakukan oleh IZA World of Labor juga mengklaim fakta bahwa terjaganya kesejahteraan karyawan akan membantu untuk meningkatkan produktivitas karyawan.
Apabila karyawan memiliki kondisi mental yang baik dan istirahat dengan cukup, mereka cenderung akan menghasilkan output yang bagus dibandingkan dengan mereka yang memiliki masalah kesehatan mental, seperti burnout.
Jika sebuah perusahaan memang menginginkan bisnis yang sukses, cobalah untuk berinvestasi ke kesehatan mental karyawan sejak dini. Salah satu cara yang bisa diambil adalah bekerja sama dengan psikolog professional seperti yang ada di program Riliv for Company.Â
Meningkatnya jumlah karyawan yang resign
Kronos and Future Workplace melakukan sebuah riset yang hasilnya adalah burnout merupakan salah satu alasan tertinggi mengapa kinerja karyawan menurun. Studi yang sama juga menampilkan data bahwa ada sekitar 95% HR menyampaikan jika burnout juga menjadi salah satu tantangan yang sering ditemui di lingkungan kerja.
Jika dibiarkan terus menerus tanpa ada penanganan, kinerja karyawan yang menurun akan menimbulkan dampak yang serius bagi perusahaan.
Tidak hanya mempengaruhi produktivitas perusahaan, karyawan yang mengalami burnout hingga menyebabkan kualitas kerja memburuk, bisa merugikan perusahaan hingga jutaan rupiah.
Selain kerugian dana, perusahaan juga lebih riskan untuk kehilangan karyawan terbaiknya akibat dari burnout itu sendiri.
Pimpinan seringkali memberikan tugas yang cukup banyak untuk dikerjakan oleh karyawan terbaik di perusahaan tanpa melihat kesehatan mental karyawannya itu sendiri. Hasilnya, karyawan terbaik yang dimiliki juga tidak dapat memenuhi ekspetasi atau target perusahaan.
Burnout bukan masalah sepele, terlebih dalam perusahaan. Ketika karyawan terbaik sudah merasa burnout dan tidak mendapat pertolongan professional, namun keadaan dan kinerjanya semakin memburuk, bisa jadi perusahaan justru akan kehilangan karyawan tersebut karena memilih untuk resign.
Menurunnya tingkat partisipasi karyawan dalam perusahaan Anda
Partisipasi karyawan mencerminkan komitmen mereka terhadap tujuan bisnis perusahaan Anda. Karyawan yang seringkali aktif cenderung akan bekerja serta berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi perusahaan karena mereka menilai bahwa kesuksesan perusahaan itu penting.
Karyawan yang memiliki tingkat partisipasi tinggi berkontribusi terhadap perkembangan perusahaan. Lain halnya dengan karyawan yang tidak terlalu berpartisipasi akibat burnout, mereka akan memperlambat perkembangan bisnis.
Rendahnya partisipasi karyawan dapat diartikan sebagai kerugian pendapatan perusahaan Anda akibat dampak negatif dari rendahnya motivasi dan kinerja karyawan. Ketika karyawan tidak mendapat waktu istirahat yang cukup atau mendapat pekerjaan yang lebih dari kemampuannya, kinerja mereka akan menurun dan menghambat perkembangan perusahaan Anda.
Karyawan akan mudah sakit akibat dari pengaruh burnout pada saat bekerja
Di Amerika Serikat, pemerintah menyediakan dana sebesar $125 juta hingga $190 juta setiap tahunnya untuk membayar biaya kesehatan mental terkait burnout itu sendiri.
Sebuah studi melaporkan bahwa terdapat 120.000 kematian orang Amerika karena stres bekerja. Angka itu menunjukkan bahwa burnout mempunyai konsekuensi yang fatal apabila tidak segera diberikan bantuan.
Pekerjaan yang terlalu banyak bisa membuat seseorang merasa lelah secara mental dan fisik. Burnout yang berkepanjangan akibat bekerja berjam-jam tanpa jeda dapat menyebabkan penyakit mental lainnya, seperti kecemasan, depresi, dan perilaku tidak sehat lainnya hingga penyakit lainnya seperti penyakit jantung.
Jika karyawan menjadi mudah sakit, akibatnya karyawan akan mengambil cuti karena sakit lebih sering yang mengakibatkan anggota tim lain harus mengerjakan tugasnya agar target tim bisa maksimal. Disamping itu, bekerja terlalu banyak akan menambah biaya asuransi kesehatan karyawan.
Burnout pada karyawan adalah salah satu tantangan yang harus dihadapi oleh semua perusahaan di masa pandemi COVID-19 ini. Untuk itu, menciptakan lingkungan kerja yang positif dengan melakukan investasi kesehatan mental harus menjadi prioritas perusahaan.
Dengan begitu, akan tercipta situasi yang saling menguntungkan satu sama lain antara karyawan dengan perusahaan. Selama kesehatan mental karyawan terjaga, perusahaan akan mendapat manfaat dari hasil kinerja karyawan.
Nah, itu dia dampak burnout yang bisa berdampak pada perusahaan. Untuk mendukung produktivitas dan kualitas kesehatan mental karyawan, Riliv memiliki Riliv for Company.
Riliv for Company memiliki program kerjasama sebagai berikut:
- Konseling mudah dengan psikolog profesional, langsung melalui chat tanpa harus repot mengatur jadwal bertemu
- 300+ meditasi beserta panduan mudah yang bisa digunakan sesuai dengan kondisi mental, hanya 10 menit saja untuk mendapat ketenangan
- Mood tracker yang bisa diakses oleh HR atau tim yang bertanggung jawab atas karyawan, sehingga bisa dengan mudah memahami bagaimana kemajuan kesehatan mental karyawan setelah konseling atau meditasi secara rutin
- Cerita dan musik pengantar tidur yang bisa memastikan karyawan Anda beristirahat dengan cukup dan berkualitas
- Asesmen psikologis yang terpercaya sehingga Anda bisa memastikan masalah apa yang dihadapi untuk menentukan solusi tepat guna
- Rahasia terjamin! Siapapun bisa menggunakan Riliv for Company tanpa harus ketahuan sedang konseling
- Harga terjangkau karena Anda akan langsung mendapatkan semua paket dalam harga yang masuk akal
- Produktivitas terjaga karena karyawan tidak perlu meluangkan waktu pergi atau meditasi yang lama.
Bila Anda tertarik untuk bekerjasama dengan Riliv for Company demi investasi kesehatan mental para karyawan Anda, Anda bisa klik di sini untuk menghubungi kami.
Cukup 10 menit per hari, Anda bisa berpikir jernih dan terus menjadi pemimpin prima bagi karyawan Anda di masa sulit ini.
Disadur dari:
- Â https://www.business.com/articles/why-you-need-to-worry-about-burnout/
Ditulis oleh Yuri Mahirta Sari.
Baca juga:
7 Ciri Perusahaan Ramah Karyawan: HR Baru Wajib Tahu!