Pengasuhan demokratis – Kamu tipe orang tua seperti apa: Tipe yang langsung memarahi anak saat melakukan kesalahan atau nggak melakukan seperti yang kamu harapkan? Atau tipe yang memberitahu anak kalau kamu kecewa dengan kesalahan yang dilakukannya, tapi menawarkan bantuan kepadanya lain kali dia nggak melakukan kesalahan yang sama?
Kalau kamu tipe orang tua yang kedua, itu artinya kamu memiliki pola pengasuhan demokratis. Apa itu? Di artikel ini Riliv akan menjelaskannya untukmu.
Pengasuhan demokratis mengajarkan anak bertanggung jawab
Sesuai dengan namanya, pola pengasuhan demokratis artinya orang memerlakukan anak-anaknya secara setara, dengan penuh rasa hormat dan bermartabat. Pola pengasuhan ini juga akan membebaskan anak-anak membuat pilihan dan bertanggung jawab atas pilihannya itu.
Namun, nggak berarti anak-anak dapat membuat pilihan sendiri untuk hal-hal yang seharusnya masih harus diputuskan oleh orang dewasa dalam keluarga, ya. Kebebasan harus diberikan harus sesuai dengan usia mereka.
Karakteristik pengasuhan demokratis
1. Berfokus pada aturan
Orang tua yang demokratis mendiskusikan aturan dengan anak-anaknya dan menjelaskan pentingnya memiliki aturan tersebut. Fokusnya adalah membuat anak memahami aturan, bukan untuk menghukum mereka ketika melanggar aturan.
2. Mendorong anak membuat pilihan
Gaya pengasuhan demokratis mendorong anak untuk membuat pilihan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Pilihan tersebut tentu saja diikuti dengan konsekuensi. Jadi, anak-anak bisa memahami konsekuensi pilihan mereka sendiri.
3. Bersikap positif salah satu karakteristik pengasuhan demokratis
Orang tua yang demokratis menghargai perilaku positif anak-anak, misalnya saat mereka mengikuti aturan dan membuat pilihan yang baik. Tapi, tetap menghukum mereka saat melanggar aturan, meskipun bukan hukuman keras atau berbahaya.
4. Tanggap terhadap kebutuhan anak
Pola pengasuhan demokratis mengajarkan orang tua untuk tanggap terhadap kebutuhan anak dan memotivasi mereka untuk mencapai tujuannya.
5. Mengutamakan kesetaraan
Orang tua demokratis akan memperlakukan semua anaknya sama, nggak memaksakan pendapat, dan berdiskusi seperti yang dilakukan dengan orang dewasa.
Kekuatan dan kelemahan pola asuh ini
1. Kekuatan
- Mengembangkan kemandirian anak-anak karena mereka didorong untuk membuat keputusan sendiri.
- Meningkatkan rasa percaya diri dan harga diri anak.
- Anak-anak jadi bertanggung jawab karena mereka paham akan ada konsekuensi positif ketika membuat pilihan benar dan konsekuensi negatif saat membuat pilihan salah.
- Orang tua dan anak saling menghormati karena orang tua menghargai sudut pandang anak-anaknya.
- Saat pendapatnya dihargai, anak akan mengembangkan rasa kontrol atas emosi mereka dan mengaturnya.
- Orang tua dan anak-anak lebih saling mencintai dan peduli karena mereka saling memahami dengan baik.
- Anak cenderung berprestasi lebih baik di sekolah.
- Meningkatkan keterampilan penalaran pada anak dan membantunya dalam membuat pilihan yang masuk akal.
- Mengembangkan sifat altruisme atau perhatian terhadap kesejahteraan orang lain tanpa memperhatikan diri sendiri, hati nurani dan penalaran moral.
2. Kelemahan
- Pola asuh ini membutuhkan ketekunan. Orang tua harus konsisten, berkomitmen dan sabar.
- Kedua orang tua harus menyetujui gaya pengasuhan ini. Jika tidak, ini mungkin membuat anak kebingungan.
- Jika orang tua nggak mengikuti pola asuh demokratis secara konsisten atau nggak menggunakannya secara efektif karena kurangnya pengetahuan, anak-anak bisa menjadi manipulatif dan nggak disiplin.
- Saat anak-anak membuat pilihan yang salah, konsekuensinya dapat mengganggu mereka untuk waktu yang lama.
- Orang tua tanpa sadar mungkin menjadi orang tua yang permisif sehingga menerima semua yang dikatakan anaknya.
Perlu diingat kalau nggak ada satu pun pola asuh yang benar untuk anak, termasuk pengasuhan demokratis ini. Kamu mungkin harus belajar lebih banyak lagi sebelum menerapkan pola asuh ini kepada anak. Selain dengan membaca banyak buku dan literatur tentang pengasuhan demokratis. cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan berkonsultasi dengan psikolog.
Kalau kamu masih ragu untuk mendatangi psikolog langsung, mungkin sudah saatnya kamu mencoba layanan konsultasi psikologi online, seperti yang dimiliki Riliv. Lewat layanan ini, kamu bisa berkonsultasi langsung dari rumah, tapi dengan pelayanan yang tetap berkualitas. Kalau kamu memang benar-benar ingin belajar tentang pengasuhan demokratis, nggak ada salahnya coba gunakan layanan ini sekarang, ya.
Referensi:
- momjunction.com. Democratic Parenting: What Is It And How To Practice?
Ditulis oleh Elga Windasari
Baca Juga:
Orang Tua yang Bekerja, Kenali Tantangan dan Solusinya!
Trauma Menikah Bisa Diatasi Perlahan dengan 8 Cara Ini!
Reply 1988: Sentilan Isu Kehidupan dan Parenting yang Dapat Kita Petik