Pengertian EQ IQ SQ – Omong-omong soal jenis kecerdasan, biasanya yang familiar di telingamu adalah IQ dan EQ. Namun, ternyata ada jenis kecerdasan lain yaitu SQ.
Apa itu EQ, IQ, dan SQ? Simak artikel ini kalau kamu ingin tahu jawabannya!
Karena kecerdasan tidak cuma satu, inilah pengertian EQ IQ SQ
Setiap orang memiliki kecerdasan yang berbeda-beda. Karena kecerdasan tidak hanya ada satu, maka kecerdasan pun dibagi menjadi tiga jenis. Tiga jenis kecerdasan tersebut adalah EQ (emotional quotient), IQ (intelligence quotient), dan SQ (spiritual quotient).
1. EQ (Emotional Quotient)

EQ atau emotional quotient adalah kecerdasan emosional. Seseorang yang memiliki kecerdasan emosional berarti ia mampu menyadari, mengatur, dan mengevaluasi perasaannya. Bukan cuma perasaan diri sendiri, orang dengan EQ yang baik juga mampu menyadari perasaan orang lain. Selain itu, ia juga tahu apa dampak emosinya bagi orang lain.
Emotional quotient punya 5 komponen, yaitu:
- Self-awareness: menyadari emosi diri sendiri dan tahu bagaimana emosi tersebut bisa memengaruhi orang lain. Tak hanya emosi, self-awareness juga berarti mengenali kelebihan dan kelemahan diri.
- Self-regulation: tahu cara mengontrol diri sendiri dengan cara berpikir sebelum bertindak dan mempertimbangkan konsekuensi. Karena orang dengan EQ tinggi menguasai self-regulation, biasanya mereka hebat dalam mengatasi konflik.
- Motivation: ingin selalu mengembangkan diri demi kesuksesan. Orang yang memiliki EQ tinggi ingin meraih mimpi bukan untuk kekayaan atau kepopuleran, tetapi untuk menjadi orang yang lebih baik lagi.
- Empathy: tidak egois, mampu memahami orang lain. Empati juga berarti tidak mudah menghakimi orang lain.
- Social skills: mampu berkomunikasi dan bekerja dalam tim dengan baik dalam situasi sosial. Selain itu, orang menguasai EQ juga menunjukkan kepemimpinan yang baik.
Seperti halnya kecerdasan kognitif atau IQ, emotional quotient (EQ) memiliki keterhubungan dengan performansi, kesehatan fisik, dan mental well-being kamu. Contoh gampangnya, sih, kalau kamu lagi capek, kamu pasti akan cenderung sulit mengatur emosi, nggak semangat bekerja, dan sukar berkonsentrasi, bukan? Maka dari itu, penting bagi kita buat meningkatkan emotional quotient.
Nah, apa saja yang bisa dilakukan seseorang untuk meningkatkan emotional quotient-nya? Tips dari Harvard Professional Development ini bisa jadi sesuatu yang patut kamu terapkan!
- Kenali emosi apa yang sedang kamu rasakan.
- Ajak orang lain atau ahli untuk memberimu feedback terkait kemampuanmu memanajemen emosi.
- Cobalah melatih empati dengan membaca cerita dari berbagai perspektif, sehingga kamu akan semakin mampu menempatkan diri di posisi orang lain.
- Melatih diri untuk tidak memakan kritik mentah-mentah, namun menjadikannya sebagai cara untuk berkembang lebih baik.
- Kembangkan skill berkomunikasi yang lebih efektif.
Baca Juga:
Mengatasi Emotional Burnout: Ini 5 Cara yang Disarankan Ahli!
2. IQ (Intelligence Quotient)

IQ atau intelligence quotient adalah kecerdasan intelektual. Orang yang memiliki IQ tinggi biasanya pandai bernalar, memproses visual dan spasial, serta memiliki memori jangka panjang dan jangka pendek yang baik.
Meskipun IQ yang tinggi selalu diasosiasikan dengan orang yang “jenius,” namun orang dengan IQ yang rendah itu tidak layak jika dicap kurang cerdas. Malah, orang-orang ber-IQ rendah juga bisa memiliki hidup yang baik, kok! Ada kemungkinan mereka punya emotional intelligence yang lebih tinggi.
Bagaimana caranya tahu seseorang memiliki IQ tinggi atau tidak? Tes IQ adalah jawabannya. Tes IQ yang paling banyak digunakan di kalangan ilmuwan psikologi antara lain Stanford-Binet Intelligence Scale untuk mengukur IQ anak-anak dan Weschler Adult Intelligence Scale, yang digunakan untuk mengukur IQ dewasa. Kedua tes ini akan menghasilkan skor tertentu yang disebut level IQ. Hayo, siapa di sini yang sudah pernah melakukannya? Biasanya, tes IQ dilakukan untuk berbagai hal, mulai dari akademik hingga ranah profesional, antara lain:
- Sebagai bahan penjurusan pada SMA atau perkuliahan
- Penilaian dan diagnosis disabilitas intelektual
- Penelitian kognitif
- Evaluasi kandidat pekerjaan
- Menilai kemampuan kognitif termasuk memori, kecepatan, dan perhatian
Lalu, apakah IQ bisa ditingkatkan? Kalau bisa, bagaimana cara kita meningkatkan IQ? Beberapa tips dari Healthline ini mungkin bisa membantumu:
- Lakukanlah berbagai macam aktivitas yang mengandalkan memori, misalnya bermain puzzle, Teka-teki Silang, main kartu, sudoku, dan lain-lain.
- Tingkatkan perbendaharaan kata dengan banyak memainkan suatu permainan yang mendukung kamu memperluas kosakata, misalnya Scrabble.
- Melatih kemampuan visual-spasial dengan banyak mengamati bangun ruang, latihan perspektif (jika kamu suka menggambar), dan merangkai model-model 3 dimensi.
- Tingkatkan rasa ingin tahu dan sering-sering melakukan latihan penalaran dengan mencari keterhubungan satu hal dengan hal lainnya.
- Belajar bahasa asing dan mempraktikkannya secara langsung.
- Latihan bermain alat musik, sebab menurut penelitian terkini, belajar musik bisa meningkatkan kemampuan kognitif pada anak berusia 6-7 tahun.
- Rajin membaca, sebab membaca tidak hanya melatih kemampuan kosakata kita, namun juga bisa menstimulasi otak kita.
- Terus belajar dan mencari pengalaman. Otak kita bersifat plastis, sehingga akan terus berkembang selama kita mau meningkatkan kemampuan kita. Jadi, nggak ada salahnya buat meneruskan pendidikan, khususnya buat kamu yang sedang berencana kuliah S2 atau S3.
3. SQ (Spiritual Quotient)
SQ atau spiritual quotient adalah kecerdasan spiritual. Kecerdasan ini menggunakan informasi spiritual untuk membantu mengatasi masalah sehari-hari dan mencapai tujuan. Orang dengan SQ yang tinggi tahu nilai, makna, dan visi hidupnya. Ketiga hal tersebut digunakan untuk mengeksplor potensi diri.
Spiritual quotient punya 3 aspek penting, yaitu:
- Tanggung jawab: tanggung jawab yang dimaksud adalah tanggung jawab dalam hidup. orang dengan SQ yang baik tahu visi hidupnya dan ia ingin berkontribusi untuk generasi setelahnya.
- Rendah hati: seseorang dengan SQ yang baik akan selalu merasa rendah hati, karena ia tahu ia hanyalah seseorang dari jutaan orang di dunia. Ia tidak bisa menganggap dirinya lebih baik daripada orang lain.
- Kebahagiaan: orang dengan SQ tinggi menyadari kebahagiaan diri dan cara membuat diri merasa bahagia.
Nah, sekarang gimana nih caranya buat meningkatkan spiritual quotient kita? Menurut sebuah penelitian, spiritual quotient atau kecerdasan spiritual seseorang ternyata bisa dilihat dari apa saja tujuan hidup atau life purpose yang dimiliki orang tersebut, kemampuannya menerima diri, dan bagaimana orang tersebut memaknai hidup sebagai pelajaran yang berharga. Menurut Tony Robbins, berikut ini adalah tips yang bisa kamu terapkan untuk peningkatan SQ:
- Menghubungkan diri dengan tujuan hidup.
- Menerapkan kebiasaan-kebiasaan yang positif untuk diri sendiri.
- Latihan mindfulness.
- Selalu bersyukur.
- Latihan bermurah hati kepada orang lain.
Pengertian EQ, IQ, dan SQ: ketiganya harus berjalan beriringan
Saat bicara tentang EQ, IQ, dan SQ, kamu tidak bisa hanya fokus pada jenis kecerdasan yang paling penting. Sebab, ketiga kecerdasan tersebut adalah kecerdasan yang sama penting. Kamu tidak bisa hanya menguasai salah satunya. Ketiganya harus berjalan beriringan!
Namun, tidak bisa dipungkiri kalau ada orang yang cenderung lebih cerdas di satu jenis kecerdasan daripada yang lainnya. Itu wajar sekali dan kamu tidak perlu merasa sedih karenanya. Tetapi, jangan sampai kamu mengabaikan jenis kecerdasan lain yang kurang kamu kuasai, ya.
Apa kecerdasan yang paling kamu kuasai? Untuk mengenali dirimu sendiri, kamu bisa berkonsultasi dengan psikolog. Sebagai langkah awal, konsultasi online dengan psikolog di aplikasi Riliv bisa jadi pilihan. Bilang pada psikolog online di Riliv kalau kamu ingin tahu kecerdasanmu, maka psikolog akan mengarahkanmu ke langkah selanjutnya.
Referensi:
- Berggren, R., Nilsson, J., Brehmer, Y., Schmiedek, F., & Lövdén, M. (2020). Foreign language learning in older age does not improve memory or intelligence: Evidence from a randomized controlled study. Psychology and aging, 35(2), 212–219. https://doi.org/10.1037/pag0000439
- Lebow, Hilary. (2021). How Can I Improve Emotional Intelligence (EQ)?. Dikutip dari Psych Central: https://psychcentral.com/lib/what-is-emotional-intelligence-eq
- McGrath M.C. (2011) Intelligence Quotient. In: Goldstein S., Naglieri J.A. (eds) Encyclopedia of Child Behavior and Development. Springer, Boston, MA.
- McGreal, Scott. (2017). Is “Spiritual Intelligence” a Valid Concept?. Dikutip dari Psychology Today: https://www.psychologytoday.com/us/blog/unique-everybody-else/201708/is-spiritual-intelligence-valid-concept
- Ritchie, S. J., & Tucker-Drob, E. M. (2018). How Much Does Education Improve Intelligence? A Meta-Analysis. Psychological science, 29(8), 1358–1369. https://doi.org/10.1177/0956797618774253
- Relojo-Howell, Dennis. (2016). What Is Spiritual Quotient?. Dikutip dari Psychreg: https://www.psychreg.org/spiritual-quotient/
- Sahebalzamani, M., Farahani, H., Abasi, R., & Talebi, M. (2013). The relationship between spiritual intelligence with psychological well-being and purpose in life of nurses. Iranian journal of nursing and midwifery research, 18(1), 38–41.
- Weisleder, A., Mazzuchelli, D. S. R., Lopez, A. S., Neto, W. D., Cates, C. B., Gonçalves, H. A., Fonseca, R. P., Oliveira, J., & Mendelsohn, A. L. (2018). Reading Aloud and Child Development: A Cluster-Randomized Trial in Brazil. Pediatrics, 141(1), e20170723. https://doi.org/10.1542/peds.2017-0723
Ditulis oleh Syifa Salsabila Ramadhani, Editor oleh Neraca Cinta D
Baca juga:
Cara Empati kepada Orang Tua Saat Ada Masalah
Kurang Peka! Ini Cara Jitu Bikin Suami Membantu Pekerjaan Rumah