Pengertian narsis – Kamu pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah ‘narsis’. Selama ini, narsis sering dikaitkan dengan perilaku seseorang yang memiliki hobi atau doyan melakukan selfie. Tapi tahukah kamu, kalau narsis termasuk dalam gangguan kepribadian? Yuk, simak rangkuman pengertian narsis beserta ciri-cirinya berikut!
Gangguan Kepribadian Narsistik, Mengapa Terjadi?
Jadi, jika ditanya apakah orang narsis itu hanya sekedar suka caper lewat sosmed, jawabannya tidak! Justru ‘narsis’ dalam perspektif psikologi adalah suatu bentuk gangguan jiwa, yakni Narcissistic Personality Disorder (NPD).
Menurut sebuah studi yang dilakukan di Jerman, penyebab adanya gangguan kepribadian narsistik adalah abnormalitas pada grey matter di area prefrontal dan insular otak. Mengapa grey matter yang abnormal menjadi masalah? Soalnya kondisi grey matter di otak akan mempengaruhi seseorang untuk merespon emosi, mengontrol gerakan, mengingat, dan memperhatikan sesuatu. Maka dari itu, kondisi grey matter yang abnormal akan memiliki kecenderungan menderita gangguan psikosis yang lebih tinggi daripada orang pada umumnya.
Namun, tahukah kamu? Dalam buku panduan penegakan diagnosis gangguan jiwa (DSM-5) tahun 2013, NPD pernah diperdebatkan sebagai bentuk gangguan kepribadian, lho! Hal ini disebabkan karena perubahan kriteria gangguan kepribadian yang ditetapkan American Psychiatric Association. Orang yang memiliki kepribadian narsistik dianggap tidak memiliki impairment atau kerusakan fungsi kepribadian, namun justru memiliki suatu trait yang menonjol dalam diri seseorang, yaitu punya fantasi tingkat tinggi akan kesuksesan, kekuatan, kecemerlangan, kecantikan, atau pemujaan diri yang tak terbatas. Selain itu, penghilangan gangguan kepribadian narsistik ini juga kemungkinan dilatarbelakangi oleh diubahnya multiaxial assessment system dalam DSM-5, yang digantikan oleh sistem yang lebih simpel.
Tentunya, hal ini akan berdampak besar terhadap bagaimana psikolog menegakkan diagnosis terhadap adanya gangguan jiwa. Jadinya, nggak heran masih banyak psikolog dan psikiater yang masih pro terhadap penegakan diagnosis versi lama, yang masih menganggap NPD sebagai bentuk gangguan kepribadian. Apalagi, kalau dipikir-pikir, orang berkepribadian narsistik itu juga membutuhkan treatment supaya tidak merugikan dirinya sendiri dan orang lain.
Kelompok yang Narsis, Ada Jugakah?
Lepas dari perdebatan yang terjadi, kepribadian narsistik ternyata tak hanya dimiliki oleh perorangan saja, melainkan juga bisa berkembang di dalam kelompok tertentu. Hal inilah yang dinamakan collective dan communal narcissism.Collective narcissism adalah bentuk narsisme yang menganggap satu kelompok sosial lebih tinggi derajatnya dibanding kelompok lain, sehingga mereka akan menunjukkan tanda-tanda agresi terhadap kelompok sosial yang bukan bagian mereka. Sedangan communal narcissism cakupannya lebih besar, yakni antar komunitas dalam masyarakat. Misalnya, antar suku, ras, atau pemeluk agama tertentu. Terdengar familier bukan di telinga kita? Ya, munculnya prasangka terhadap komunitas dan rasisme merupakan salah satu bentuk communal narcissism.
Ciri-ciri Kepribadian Narsistik pada Seseorang
Nah, sekarang kita bahas ciri-ciri orang berkepribadian narsistik, yuk!
1. Orang yang Narsis Punya Kepercayaan Diri yang Tinggi
Rasa percaya diri yang dimiliki tiap individu pastinya akan diaktualisasikan dalam bentuk perilaku. Hanya saja pada orang yang narsis, perilaku tersebut dilakukan secara berlebihan di luar kemampuan sehingga ia tidak bisa menerima kenyataannya sendiri. Itu sebabnya orang yang narsistik selalu ingin dipuji oleh orang lain dan dianggap hebat.
2. Selalu ingin dianggap unggul
Orang dengan kepribadian narsistik selalu ingin dianggap lebih baik daripada orang-orang di sekitarnya. Biasanya, mereka memiliki pandangan berlebihan tentang dirinya. Mereka beranggapan jika dirinya adalah orang yang paling benar dan paling berkompeten. Jika kamu sudah kewalahan menghadapi orang-orang seperti ini dalam kehidupan sehari-hari, kamu bisa melakukan konsultasi psikologi online dengan psikolog Riliv.
3. Kebutuhan yang ekstrem untuk dipuja
Setiap orang tentunya ingin mendapat pujian dari orang lain meskipun hanya satu atau dua kali. Namun berbeda dengan orang narsistik, mereka tidak akan pernah merasa puas dengan pujian-pujian yang dilontarkan kepadanya. Mereka akan terus melakukan sesuatu demi mencari perhatian dan pujian dari orang di sekitarnya.
4. Tidak Pernah Merasa Puas karena Sifat Perfeksionis
Sifat perfeksionis ternyata juga termasuk dalam ciri-ciri orang narsistik lho. Orang-orang dengan kepribadian narsistik ini memiliki kecenderungan yang tinggi untuk semuanya menjadi sempurna dan sesuai dengan keinginannya. Namun, ego yang tinggi tersebut justru membuat orang-orang narsistik sering mengeluh dan terus-menerus merasa tidak puas.
5. Paling tidak suka dikritik
Seperti tiga ciri yang sudah disebutkan sebelumnya, orang-orang narsistik selalu berpusat pada dirinya sendiri. Mereka memiliki obsesi yang tinggi terhadap pengakuan dan pujian dari orang lain, namun di lain sisi mereka juga sangat sensitif terhadap kritikan.
6. Sering merasa iri terhadap orang lain
“Kok dia bisa punya lebih banyak followers dari aku?!”
Hayo, siapa di antara kalian yang pernah seperti itu? Atau mungkin kalian mempunyai teman yang demikian? Selain tidak suka mendapat kritikan, orang narsistik juga akan mudah merasa iri apabila ia merasa tersaingi. Baginya, ia harus menjadi orang yang paling unggul. Memiliki jiwa kompetitif memang bagus, namun jika berlebihan, nggak baik juga buat dirimu, lho!
—
Nah, jadi bagaimana menurut kalian tentang pengertian narsis dan tanda-tandanya tersebut? Apakah kalian termasuk orang yang narsistik? Atau mungkin ada orang berkepribadian narsistik yang kalian kenal?
Ehem, cukup tahu saja boleh, sih, tapi jangan sampai kamu melakukan self-diagnose, ya! Orang yang boleh mendiagnosa apakah kamu berkepribadian narsistik adalah profesional seperti psikolog. Kamu bisa mengkonsultasikannya langsung dengan psikolog online Riliv jika merasa resah dengan permasalahanmu.
Ingat, ya! Setiap orang pasti memiliki kecenderungan untuk memiliki sifat narsistik, namun apabila tidak disikapi dengan baik, kecenderungan tersebut malah dapat merugikan orang lain bahkan diri kalian sendiri.
Ditulis oleh Tara Antya dan Diedit oleh Neraca Cinta Dzilhaq, M.Psi., Psikolog
Baca Juga:
Pacaran dengan Orang Narsis? Hati-hati Ini Tandanya!
Mencintai Diri Sendiri Tanpa Menjadi Narsis, Caranya?
Arti Percaya Diri dan Narsis, Tampak Sama, Apa Bedanya?
Referensi:
- Ronningstam E. (2011). Narcissistic personality disorder in DSM-V–in support of retaining a significant diagnosis. Journal of personality disorders, 25(2), 248–259. https://doi.org/10.1521/pedi.2011.25.2.248
- Schulze, L., Dziobek, I., Vater, A., Heekeren, H. R., Bajbouj, M., Renneberg, B., Heuser, I., & Roepke, S. (2013). Gray matter abnormalities in patients with narcissistic personality disorder. Journal of psychiatric research, 47(10), 1363–1369. https://doi.org/10.1016/j.jpsychires.2013.05.017
- Zikidi, K., Gajwani, R., Gross, J., Gumley, A. I., Lawrie, S. M., Schwannauer, M., Schultze-Lutter, F., Fracasso, A., & Uhlhaas, P. J. (2020). Grey-matter abnormalities in clinical high-risk participants for psychosis. Schizophrenia research, 226, 120–128. https://doi.org/10.1016/j.schres.2019.08.034
Discussion about this post