Penyebab Burnout Kerja – Pernahkah Anda menemui karyawan yang sedang merasa sangat malas dan tidak termotivasi untuk bekerja? Bisa jadi, karyawan Anda sedang mengalami burnout.
Sebenarnya, apa yang menjadi penyebab burnout kerja?
1. Arahan yang tidak jelas bisa menjadi penyebab burnout saat kerja
Dengan target kerja yang harus dipenuhi, seseorang akan mudah stres dan menjadi burnout apabila terus menerus berhadapan dengan sesuatu yang tidak pasti.
Mulai dari deskripsi pekerjaan yang tidak jelas, perubahan requirements yang mendadak, ekspektasi target yang terlihat susah, semua hal itu bisa memicu burnout pada karyawan Anda. Ini menjadi pengingat untuk para atasan agar memberikan arahan dengan jelas.
2. Target pekerjaan yang sulit untuk dicapai
Mengerjakan sebuah pekerjaan memang bukan perkara yang sulit karena karyawan tentu saja melamar pekerjaan sesuai dengan CV dan kemampuan mereka. Akan tetapi, tidak semua akan terjadi seperti yang diinginkan. Terkadang, karyawan diharapkan untuk bisa melakukan beberapa pekerjaan sekaligus.
Kalau sudah begitu, jika karyawan tidak mempunyai manajemen waktu yang baik, pekerjaan yang banyak dan menumpuk bisa membuatmu kewalahan, stres, dan berakhir dengan burnout atau penyakit kesehatan mental lainnya.
3. Kurang mendapat waktu luang setelah menyelesaikan sebuah pekerjaan
Hal ini kerap ditemui pada karyawan start-up.
Sering lembur, mengerjakan tugas yang menumpuk, rapat hingga malam, dan kurang tidur. Bahkan, ketika pekerjaan hari ini telah selesai, besoknya ada saja agenda yang mengharuskanmu untuk bangkit dari tempat tidur pagi-pagi.
Bekerja sesuai minat memang mengasyikkan, sehingga rasa lelah tidak pernah terasa menyesakkan. Tapi, sebagai manusia, karyawan Anda juga perlu mengembalikan tenaga agar tidak mudah burnout.
4. Kurang mendapat apresiasi juga bisa jadi penyebab burnout kerja!
Siapa yang tidak suka diberi perhatian atau sekadar mendengar rekan mengucapkan terima kasih? Apresiasi mungkin memang sepele, tapi bayangkan apabila setelah bekerja selama satu minggu dan menyelesaikan pekerjaan dengan baik, tapi tidak ada yang mengucap terima kasih atau sekadar memberi semangat?
Perasaan tidak dihargai itu wajar, terlebih ketika sudah memberikan kontribusi yang baik bagi perusahaan. Banyak hal yang bisa diberikan selain ucapan terima kasih agar karyawan tidak merasa burnout saat bekerja.
Memberikan bonus, makan bersama, apresiasi publik antar departemen, dan banyak lagi, bisa dilakukan agar semua orang merasa nyaman dan semangat untuk kembali bekerja.
5. Komunikasi yang buruk di perusahaan ternyata bisa menjadi penyebab burnout kerja!
Salah satu tanda komunikasi di perusahaan tempatmu bekerja buruk adalah ketika kamu memiliki sebuah masalah dan tidak tahu harus berdiskusi dengan siapa atau bingung untuk mendiskusikan masalahmu dengan senior.
Ada kalanya karyawan sudah berusaha untuk bertanya, tapi ternyata jawaban yang didapat tidak membangun sama sekali. Komunikasi yang seperti itu bisa menyebabkanmu menjadi mudah burnout, karena tidak mendapat bantuan yang diharapkan.
Padahal, seseorang bisa jadi bertanya atau meminta bantuan karena dia membutuhkan mentor dalam bekerja.
6. Upah kerja yang tidak sebanding dengan pekerjaan yang dilakukan
Sudahkah kontribusi waktu dan tenaga yang karyawan curahkan sebanding dengan upah yang perusahaan berikan? Apalagi saat pandemi seperti ini, upah kerja maupun asuransi kerja menjadi hal yang sangat penting.
Upah yang tidak sesuai bisa membuat seseorang menjadi burnout akibat cemas akan keadaan ekonomi yang sedang naik-turun seperti sekarang.
7. Kepemimpinan yang kurang baik dalam perusahaan
Sebuah perusahaan yang memiliki kepemimpinan yang baik umumnya akan melakukan pencegahan dan memiliki penanganan yang baik, apabila karyawan di perusahaannya mengalami burnout.
Perusahaan juga akan berusaha untuk memberikan bantuan dan support apabila karyawannya mengalami kesulitan dalam bekerja. Selain itu, memberi rasa aman dan nyaman juga umumnya akan terjadi sehingga karyawan akan merasa memiliki seorang mentor.
Sebaliknya, apabila perusahaanmu memiliki kepemimpinan yang kurang baik, sekadar berkomunikasi antarkaryawan akan terasa canggung, bahkan merasa tidak dekat walau sudah tiga bulan bekerja di departemen masing-masing. Hal ini akan menyebabkan karyawan mengalami burnout karena tidak adanya rasa saling memiliki dalam bekerja.
Itu adalah 5 penyebab burnout kerja pada karyawan. Apabila Anda merasa penyebab ini ada dalam tim Anda, segera atasi agar karyawan tidak mengalami burnout kerja. Apabila dibutuhkan, Anda bisa meminta bantuan profesional untuk menanganinya.
Riliv for Company memiliki program kerjasama Employee Assistance Program sebagai berikut:
- Konseling karyawan langsung melalui chat tanpa harus repot mengatur jadwal bertemu untuk konsultasi psikologi online
- Kelas untuk karyawan dari pakar dunia psikologi, karir, dan mindfulness untuk menemukan performa maksimal dari karyawan Anda
- Konten mindfulness berupa audio guide mindfulness content untuk menciptakan fokus dan keseimbangan dalam bekerja dan beristirahat
- Asesmen psikologis yang terpercaya sehingga Anda bisa memastikan masalah apa yang dihadapi untuk menentukan solusi tepat guna
- Harga terjangkau karena Anda akan langsung mendapatkan semua paket dalam harga yang masuk akal
- Produktivitas terjaga karena karyawan tidak perlu meluangkan waktu pergi atau meditasi yang lama.
Bila Anda tertarik untuk bekerjasama dengan Riliv for Company demi investasi kesehatan mental para karyawan Anda, kontak Taya – 0895-6097-98517 atau Indra 0857-8587-5736 untuk informasi lebih lengkap tentang motivasi karyawan dan peningkatan produktivitas karyawan.
Disadur dari:
- https://www.verywellmind.com/job-factors-that-contribute-to-employee-burnout-3144512
Ditulis oleh Yuri Mahirta Sari
Baca juga:
Waspada, Dampak Burnout Pada Pekerjaan Bagi Perusahaan
Mengatasi Emotional Burnout: Ini 5 Cara yang Disarankan Ahli!