Ditulis oleh Uyo Yahya, diedit oleh Neraca Cinta Dzilhaq, M.Psi., Psikolog
Penyebab Pikiran Kacau – Pikiran kacau memang bikin tidur tidak nyenyak. Bukannya terlelap saat malam tiba, yang ada malah bikin begadang tanpa alasan yang jelas.
Tidak hanya tidur yang terganggu, waktu siang hari yang mestinya produktif pun terganggu. Semua pekerjaan dan jadwal yang sudah ada juga bisa kacau saat pikiran sedang tidak jernih.
Untuk mengatasinya, hal pertama yang wajib kamu lakukan adalah mencari tahu apa tepatnya penyebab pikiran kacau. Berikut ini Riliv sajikan artikelnya yang perlu kamu tahu!
Mengapa Pikiran Kita Mudah Terganggu?
Ada banyak sekali penyebab mengapa pikiran kita bisa terganggu. Isu-isu psikologis tertentu bisa menjadi pemicu kita mengalami negative thinking, yang pada akhirnya berdampak pada bagaimana kita melihat situasi di depan mata. Namun, bukan berarti kita membiarkan pikiran buruk tadi datang begitu saja. Kita selalu punya pilihan untuk menerimanya, atau mengalihkannya kepada hal-hal lain.
Pikiran yang kacau akan terus membuat hidup kita tidak nyaman. Berikut ini adalah 5 hal yang bisa menjadi penyebab pikiran kacau dan dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari!
1. Terjebak dengan kecemasan akan masa depan
Dalam istilah psikologi, kecemasan akan masa depan disebut dengan anticipatory anxiety. Gejala-gejala yang akan kamu alami antara lain merasa takut, bahkan paranoid, dengan segala hal yang belum terjadi. Misalnya, takut tidak dapat pekerjaan impian, kematian orang yang dicintai, atau bencana alam. Orang-orang yang mengalami anticipatory anxiety memang hidup di masa kini, tapi pikiran dan jiwanya tidak. Jika kondisi ini tidak segera diatasi, kamu bisa gagal move on dan tidak mau melanjutkan hidup karena terlalu khawatir dengan segala hal yang berada di luar kendalimu. Fokusmu pun berantakan sehingga apa yang ada di hadapanmu tidak tertangani dengan baik.
Ada satu hal yang harus kamu ketahui. Masa lalu adalah sejarah dan masa depan adalah misteri. Kamu tidak bisa mengetahui apa yang akan terjadi kelak, maupun terus menerus berada dalam situasi yang sama. Mau tak mau, kamu harus bergerak maju karena hidup akan terus seperti itu. Maka dari itu, mari kita fokus kembali pada goals atau tujuan hidup kita! Masih banyak hal baik di masa depan yang menunggumu. Ketimbang berpikir negatif terhadap apa yang akan terjadi, mungkin sudah waktunya kamu melihatnya dari sisi yang lain!
2. Trauma karena benturan antara diri dan orang lain
Jeffrey S. Nevid menulis di psychologytoday.com bahwa pikiran kacau bisa berasal dari terlalu fokusnya pikiranmu terhadap diri sendiri. Hal ini bisa disebabkan oleh banyak hal, misalnya perlakuan yang tidak adil pada dirimu di masa lalu yang berkaitan dengan trauma atau PTSD. Beberapa orang yang mengalami KDRT, gaslighting, atau pelecehan seringkali tidak bisa lepas dari orang-orang yang mempengaruhi pandangan mereka terhadap diri sendiri.
Situasi seperti ini akan berlanjut pada pergulatan konflik diri sendiri dan orang lain. Di sisi lain, amarah yang berkecamuk dalam dirimu pun tentunya berpengaruh pada bagaimana kamu menyaksikan sebuah situasi yang mengingatkanmu dengan trauma tersebut.
Maka dari itu, jika kamu masih menyimpan luka karena seseorang di masa lalu, sehingga kehilangan pandangan positif tentang diri sendiri, mungkin sudah waktunya kamu menghubungi profesional untuk mendapatkan penanganan yang sesuai.
3. Terpenjara dalam penyesalan bisa jadi penyebab pikiran kacau
Pikiran kacau juga bisa terjadi karena kamu terpenjara dalam sebuah penyesalan. Jika saat ini kamu mengalaminya, kamu perlu tahu bahwa apa yang telah kamu lakukan tidak sepenuhnya merupakan gambaran dari dirimu.
Manusia berbuat salah setiap waktu, dan itu wajar. Tidak semua hal bisa diperbaiki, dan terkadang bukan sesuatu yang wajib bagi kita untuk menangani permasalahan tersebut. Mungkin memang waktu itu kita bisa bertindak lebih, namun semua orang pasti akan bereaksi sesuai dengan situasi dan kondisi mentalnya saat itu.
Rasa bersalah dan menyesal bisa membuat harimu tak berjalan lancar karena kamu selalu dihantui oleh bayang-bayang masa lalu. Kamu jadi punya pandangan negatif terhadap diri sendiri, kecewa, dan sering menyalahkan diri.
4. Terpaku pada pikiran “seharusnya”
“Seharusnya aku bisa lebih baik.”
“Seharusnya bisa nih tadi pagi jogging.”
“Padahal aku harus bisa mencapai target ini.”
Semua pikiran dengan kata ‘seharusnya’ itu bisa menghambat produktivitasmu karena kamu terlalu sering menyalahkan dirimu sendiri, sehingga secara tidak sadarkan diri, kamu mengirimkan pesan-pesan negatif yang berdampak pada self-efficacy atau keyakinan diri kamu. Alhasil, kamu akan merasa semakin cemas karena dipenuhi anggapan bahwa dirimu payah, tidak berharga, dan lain sebagainya.
Memang, sayang sekali semua telah terjadi dan kamu melewatkannya. Tapi, kamu tidak bisa kembali dan malah mengutuk dirimu sendiri yang lalai. Pikiran seperti ini pastinya membuat pikiran kacau karena terlalu pusing bergulat pada hal yang sudah terjadi dan tak bisa diubah lagi.
Ada satu terapi psikologis bernama terapi Gestalt yang bisa membantu kamu lebih fokus dengan masa kini ketimbang terjebak pada masa lalu. Terapi ini punya tujuan yang mirip dengan mindfulness-based cognitive therapy (MBCT), namun metodenya berbeda. Terapi Gestalt bisa dilakukan secara individu atau berkelompok. Biasanya, yang dibahas oleh terapi Gestalt adalah penerimaan terhadap diri, apresiasi terhadap masa lalu yang mempengaruhi masa kini, keterbukaan terhadap diri, dan kesadaran terhadap isu yang mempengaruhi pola pikir di masa kini. Terapi ini terkenal dengan teknik empty chair atau kursi kosong, yakni di mana klien dihadapkan pada sebuah kursi kosong dan diajak membayangkan seseorang duduk di kursi tersebut, lalu klien akan disuruh berbicara dengan orang tersebut, yang biasanya berkaitan dengan masa lalunya.
5. Tertekan dengan pekerjaan
Buat kamu yang selalu dikejar target dan deadline, akan sangat normal bila kamu merasa takut tidak punya waktu yang cukup untuk mencapainya. Namun, alih-alih mempercepat kinerja, ketakutan yang kamu alami ini justru akan membuatmu tak bisa menjalankan tugas atau kewajiban harian dengan baik karena kamu terlalu fokus dengan bayangan-bayangan negatif yang merupakan asumsimu sendiri. Misalnya, kamu takut bosmu tidak merasa puas dengan kinerjamu minggu ini, takut tersaingi oleh rekan lain, dan lain-lainnya.
Tahukah kamu? Ada sebuah kondisi yang berkaitan dengan uraian di atas, yaitu imposter syndrome. Singkatnya, orang yang mengidap gangguan psikologis ini akan merasa tertekan saat bekerja, karena selalu merasa usahanya tidaklah cukup, dan takut ada orang yang mencela kinerjanya yang kurang maksimal.
Skizofrenia Disebabkan Pikiran Kacau, Benarkah?
Salah satu gangguan mental yang sering diasosiasikan dengan pikiran kacau adalah skizofrenia, namun ternyata, hal ini belum tentu menjadi penyebabnya. Riset mencatat bahwa penyebab utama skizofrenia belum diketahui, namun ada asumsi bahwa gangguan mental ini disebabkan oleh kelainan genetik dan bisa muncul karena trigger dari lingkungan. Beberapa terapi, seperti CBT dan family therapy, sudah terbukti menjadi solusi untuk mengurangi gejala-gejala skizofrenia dengan melibatkan caregiver dan orang-orang di sekitar pengidap skizofrenia, namun belum benar-benar ada obat yang bisa menyembuhkannya secara total. Misteri mengenai skizofrenia masih diteliti oleh para ahli, sehingga kita belum bisa menarik kesimpulan yang pasti mengapa skizofrenia itu ada.
Tidak Ada Hidup yang Sempurna
Tak ada seorangpun yang bisa lari dari masalahnya. Daripada terus menerus bersembunyi, lebih baik coba tanyakan pada dirimu sendiri. Apa, sih, yang menyebabkan pikiran kamu kacau? Mungkinkah hal itu bisa diatasi? Setelah mengidentifikasinya, kamu tinggal melakukan tindakan selanjutnya, yaitu menata kembali perspektifmu terhadap pikiran tersebut. Pantaskah kamu terus memikirkannya? Hanya kamu sendiri yang bisa menjawabnya, bergantung pada kadar masalahmu.
Jika kamu mengalami kejadian-kejadian yang membuat pikiranmu kacau, bantuan dari profesional adalah solusi paling tepat yang wajib kamu dapatkan. Yuk, coba konseling dengan aplikasi Riliv! Bersama Riliv, psikolog dan konselor siap mencari tahu penyebab dan membantumu mencari jalan keluar dari kesulitan yang kamu alami. Semoga artikel Riliv kali ini bisa membantu kamu, ya!
Referensi:
- Elmer, J. (2020). 5 Ways to Stop Spiraling Negative Thoughts from Taking Control. Retrieved from Healthline: https://www.healthline.com/health/mental-health/stop-automatic-negative-thoughts
- Nevid, J. S. (2018). What Are Your Thought Triggers?. Retrieved from Psychology Today: https://www.psychologytoday.com/intl/blog/the-minute-therapist/201809/what-are-your-thought-triggers
- Raypole, C. (2020). Meet Anticipatory Anxiety, The Reason You Worry About Things That Haven’t Happened Yet. Retrieved from Healthline: https://www.healthline.com/health/anticipatory-anxiety
- WebMD Editorial. (2021). What is Gestalt Therapy?. Retrieved from WebMD: https://www.webmd.com/mental-health/what-is-gestalt-therapy