Perbedaan Self-Love dan Selfish – Banyak orang menganggap bahwa self-love dan selfish merupakan hal yang serupa. Kerap kali, orang mengabaikan self-love hanya karena mereka benci terlihat egois. Ada pula yang memang egois tapi berdalih sebagai self-love. Namun, pada kenyataannya terdapat perbedaan antara self-love dan selfish.
Selfish jelas sekali adalah karakter buruk yang bersifat desruktif. Sedangkan self-love sendiri tidak lantas membuat diri kamu menjadi kekurangan empati terhadap sekitar. Self-love justru membangun kepedulian terhadap diri kamu sendiri yang kemudian membuat kamu lebih peka dengan hal kecil di sekitar kamu lho, Dear!
Biar kamu gak salah interpretasi lagi, Riliv telah merangkum perbedaan self-love dan selfish. Yuk, telusuri!
Perbedaan self-love dan selfish bermula dari sikap egois yang disalahpahami
Selama ini, banyak yang beranggapan bahwa berkata tidak atau menolak sesuatu merupakan bentuk tindakan yang mementingkan diri sendiri.
Kamu perlu sadar bahwa dirimu mempunyai keterbatasan, dan dirimu lah yang harus diutamakan. Untuk apa mengiyakan jika berujung membuat perasaaan sendiri tidak enak?
Tidak semua ajakan, perintah, serta pendapat orang lain harus kamu indahkan jika itu tidak sesuai dengan diri kamu. Kamu bisa menolak secara halus dan sopan. Terkadang, tidak apa untuk berkata tidak demi kebaikanmu sendiri ya, Dear!
Enggan mendengarkan orang lain, juga jadi perbedaan self-love dan selfish
Meskipun kita sadar bahwa setiap orang pasti punya pendapat masing-masing terhadap suatu hal, namun terkadang kita juga cenderung ingin pendapat kita disetujui oleh orang lain. Perbedaan opini ini kerap kita temui dalam keseharian.
Misalnya, kamu sedang ada suatu rapat pelaksanaan acara pensi di sekolah dan sedang menentukan konsep acara. Biasanya, saat sedang diskusi akan terlihat dua kubu, yakni yang egois dan berpikiran terbuka.
Saat diskusi, orang yang selfish bakal memaksa kehendaknya alias ngotot ketika berargumen. Orang yang egois tidak mau mendengarkan pertimbangan orang lain. Mereka sangat percaya diri bahwa pendapatnyalah yang paling benar dan pendapat orang lain adalah salah.
Sedangkan self-love cenderung berpikiran terbuka dan mau mendengarkan pertimbangan orang lain. Kamu akan lebih terbuka terhadap kritik yang membangun diri. Kamu akan menerima dan tidak memaksa orang lain untuk menyetujui keinginanmu.
Self-love bermanfaat bagi dirimu sekaligus orang lain
Melakukan banyak hal yang kamu sukai adalah bentuk dari self-love. Ibaratnya, kamu adalah sebuah rekening bank, kamu bisa menganggap segala hal-hal kecil yang kamu sukai sebagai tabungan ke dalam rekening pribadimu.
Semakin banyak kamu menyetor, semakin banyak pula yang bisa kamu berikan ketika orang lain membutuhkan pinjaman dari kamu.
Analogi tersebut mengibaratkan bahwa semakin besar self-love yang dimiliki, maka akan banyak ‘mengisi’ dan menyeimbangkan dirimu, lho. Bekal diri ini dapat bermanfaat untuk membantu orang di sekitar yang sedang ada masalah.
Self-love adalah kondisi dimana kamu dapat mengontrol emosi
Photo by Andrea Piacquadio from Pexels
Self-love mampu membuat kamu memahami dirimu lebih dalam. Saat kamu sudah mengenali diri dengan baik, kamu bakal mudah mengontrol emosi negatif yang kamu rasakan.
Misalnya, alih-alih kamu melampiaskan rasa kesal dengan marah-marah, lebih baik diam untuk menenangkan diri sejenak. Kamu paham betul bahwa emosi tersebut hanyalah sesaat.
Sebaliknya, orang yang selfish, saat sedang merasakan emosi negatif, justru dirinya yang dikendalikan oleh emosi. Ia akan cenderung terbawa oleh emosi negatifnya sehingga mudah kehilangan kontrol.
Demikian perbedaan self-love dan selfish yang perlu kamu ketahui. Jika kamu butuh teman curhat akan masalah perilaku selfish dari orang lain atau diri sendiri, kamu bisa melakukann curhat online melalui aplikasi konseling online Riliv ya.
Referensi:
- http://scaleitsimple.com/2017/07/20/everything-you-need-to-know-about-self-love-vs-selfishness/
Ditulis oleh Tizani Azalia.
Baca juga:
6 Manfaat Tidur Siang Bagi Tubuh dan Pekerjaan