Dear, lebaran dan minta maaf sangat erat kaitannya ya? Kenali permintaan maaf yang sesungguhnya yuk, agar ketulusanmu tersampaikan pada semuanya!
Sebagai manusia, kita tak luput dari kesalahan dan pasti pernah melukai atau menyinggung perasaan orang lain baik disengaja maupun tidak.
Jangan malu untuk meminta maaf. Lebaran kali ini kamu harus rendah hati dan mengurangi egomu dengan meminta maaf dengan sungguh-sungguh, yuk kenali permintaan maaf yang sebenarnya!
Permintaan maaf yang sesungguhnya tidak memakai kata “tetapi” karena ini maaf yang tidak tulus!
“Aku minta maaf, tetapi…” pernah meminta maaf menggunakan kata “tetapi”? Mungkin kamu seolah menjelaskan posisimu sebagai orang yang bersalah, tapi justru ini permintaan maaf yang kurang tulus.
Secara otomatis permintaan maaf menggunakan “tetapi” atau “tapi” akan menghilangkan esensi permintaan maafmu dan akan terdengar seolah mencari alasan atau kritik.
Apakah menurutmu permintaan maaf dengan “tetapi” seolah mencari pembenaran diri, Dear?
Fokuskan pada tindakan sebagai permintaan maafmu dan akuilah kesalahanmu dengan tulus
Bandingkan permintaan maaf dengan tindakan dan permintaan maaf yang hanya sekadar kata-kata, mana yang lebih tulus? Tentu saja dengan aksi tak hanya minta maaf saja.
Jika kamu merasa bersalah pada anggota keluarga, segera meminta maaf ya jangan hanya saat lebaran saja. Kamu juga harus bertanggung jawab atas kesalahanmu dan tawarkan apa yang bisa kamu lakukan untuk mereka.
Contoh yang mudah adalah setelah meminta maaf, kamu berjanji tidak akan mengulanginya lagi dan kamu mengakui kesalahanmu yang pernah kamu lakukan itu. Sangat mudah dan tulus, kan?
Jangan menyalahkan orang lain sebagai pembelaanmu! Ini justru permintaan maaf yang salah
Misalnya, kamu pernah melakukan sesuatu yang membuat orang lain tersinggung dan lebaran kali ini kamu ingin meminta maaf kepadanya. Tapi kamu malah menyalahkannya kembali, bukannya tulus malah jadi menyakiti hatinya, lho.
“Aku minta maaf karena kesalahanku, toh kadang kamu juga melakukannya,” Ketika orang itu terluka, membela diri yang awalnya terkesan positif justru akan menyakiti hatinya.
Jadilah pendengar yang baik dan berikan suasana yang menyembuhkan di lebaran kali ini, ya? Berikan permintaan maaf yang tulus untuk keluarga, teman, dan siapa pun untuk tumbuh menjadi orang yang lebih bertanggung jawab.
Ingat, permintaan maaf yang sesungguhnya tidak memaksakan kehendak melainkan belajar untuk memahami diri dan yang lain
Kamu mungkin memaksakan permintaan maafmu pada mereka yang telah kamu sakiti dan kamu menyalahkan diri atas kesalahanmu, itu tidak baik dan akan menyakitimu juga.
Belajar untuk meminta maaf dengan tulus yang membutuhkan kekuatan dan kerendahan hati, yang paling penting adalah kamu mengenali kesalahanmu dan kamu mau mendengarkan perasaan seseorang dengan peka dan menghormatinya.
Dengan begini kamu akan menumbuhkan kepercayaannya kembali dan masalah akan selesai. Jangan lupa tarik napas dalam-dalam saat mendengarkan curahan hatinya, ya Dear!
—
Dear, lebaran kali ini kamu stres karena drama keluarga? Kamu bingung bagaimana memaafkan mereka yang pernah menyakiti hatimu? Segera cari pertolongan profesional, ya! Semoga kamu jadi dewasa lewat permintaan maaf yang sesungguhnya
Disadur dari:
- https://psychcentral.com/blog/what-a-real-apology-looks-like/
- https://www.psychologytoday.com/us/blog/the-dance-connection/201409/the-9-rules-true-apologies
Written by Bella Karina Arviyanti, for having what she has and she is immensely happy.