“Buah jatuh tak jauh dari pohonnya”. Mungkin kalimat itu sudah sering terngiang-ngiang di kepala ya, Dear. Ada yang setuju, ada yang tidak. Nyatanya, kita bisa menemukan anak yang karakteristiknya jauh berbeda dari orang tua. Ya, kejadian seperti itu mungkin ada, namun tidak dapat dipungkiri warisan gen dari orang tua memang membuat anak dan orang tua berbagi kemiripan. Nah, selain warisan gen, pola asuh orang tua juga bisa membentuk dirimu yang sekarang, lho Dear!
Sudah tahu belum gaya pola asuh orang tua kalian apa? Di bawah ini, Riliv sudah merangkum 4 gaya pola asuh orang tua dan pengaruhnya bagimu.
1. Gaya Otoriter
Pengasuhan yang otoriter menetapkan berbagai aturan dan standar yang harus dipatuhi oleh anak dan tuntutan yang terkesan tidak realistis. Sayangnya, banyaknya tuntutan ini tidak diiringi dengan membuka ruang diskusi dengan anak, sehingga orang tua dengan pola asuh ini cukup cuek dengan perasaan anak dan tidak akrab dengan anak mereka.
Bagi orang tua, bukti cinta mereka adalah membuat anak-anak sukses dengan peraturan yang ketat.
Mereka beranggapan pelanggaran pada peraturan artinya menurunkan tingkat kesuksesan, maka tidak jarang hukuman juga menjadi bagian yang tidak asing untuk anak yang diasuh oleh gaya ini.
Dampak kepada anak: Ketika beranjak remaja, anak sering terdorong untuk memberontak pada orang dewasa, lebih mudah dipengaruhi untuk melakukan kenakalan pada masa remaja, melanggar peraturan sekolah, beberapa menjadi perfeksionis, dan menutup diri dari orang tua.
2. Gaya Otoritatif
Dicap sebagai gaya pengasuhan yang fleksibel, orang tua dengan pola asuh ini menyeimbangkan tuntutan dan sikap responsif pada anak mereka.
Mereka tidak lupa untuk membangun komunikasi dua arah, memberi jarak pada anak untuk membuat keputusan secara mandiri, dan melibatkan anak dalam banyak kegiatan dengan pengawasan yang cukup.
Para orang tua dengan gaya pengasuhan ini tetap memberi tuntutan dan standar yang realistis kok. Jika suatu saat anak mereka melakukan pelanggaran pada peraturan yang dibuat, orang tua yang otoritatif akan tenang dan mengajak anak untuk duduk dan bercerita. Hukuman biasanya tergantung kesepakatan anak dan orang tua.
Dampak kepada Anak: Beberapa penelitian mengungkapkan adanya hubungan pola asuh ini terhadap kemampuan akademik dan kepercayaan diri yang baik pada anak, namun belum tentu menghasilkan nilai yang tinggi.
3. Pola asuh orang tua dengan gaya permisif
Anak yang memiliki orang tua dengan gaya pengasuhan permisif memiliki lebih banyak kebebasan dari teman-temannya yang dibesarkan dengan gaya otoriter dan otoritatif.
Pengasuhan dengan gaya permisif tidak memberikan aturan dan batas yang jelas bagi perilaku anak. Orang tua yang permisif juga memberikan tuntutan yang minimal kepada anak mereka.
Walaupun demikian, anak yang dibesarkan dengan gaya pengasuhan permisif sangat mendapatkan rasa hangat dan perhatian yang cukup dari orang tuanya. Pada kasus ketika anak melanggar satu hal, orang tua tidak akan memberikan hukuman, melainkan dapat membelanya.
Dampak kepada Anak: Memiliki kemampuan pemecahan masalah yang kurang baik, kurang memahami perasaan orang lain, pasif dalam menentukan target akademik dan pencapaian lain, ada kecenderungan untuk memiliki sifat narsisme.
Fakta penting dalam pola asuh orang tua:
- Pola asuh orang tua sebaiknya konsisten, baik dari ayah maupun ibu, agar tidak menimbulkan kebingungan bagi anak. Jika ibu menampilkan gaya pengasuhan otoritatif, maka sebaiknya ayah memberi perlakuan yang sama.
- Secara naluriah, ayah lebih sering memberikan pengasuhan otoriter dan ibu memberikan pengasuhan otoritatif.
- Secara spesifik, pengasuhan orang tua adalah persoalan cocok atau tidak untuk diterapkan dalam lingkungan tempat tinggal mereka yang lebih luas. Penerapan gaya pengasuhan otoriter dianggap cocok bagi mereka yang tinggal dalam lingkungan beresiko tinggi, seperti rentan terjadi pembegalan, kekerasan seksual, atau kasus lain.
- Gaya pengasuhan yang ditunjukkan orang tua juga dipengaruhi oleh tingkat status ekonomi keluarga. Ayah dari keluaga yang tingkat sosio-ekonomi nya lebih tinggi menunjukkan keterlibatan yang lebih aktif pada aktivitas anak, dibanding ayah dari keluarga yang tingkat sosio-ekonominya rendah.
Nah, kira-kira pola asuh apa yang dimiliki orang tuamu, Dear?
Disadur dari:
- Sarwar, Samiullah. (2016). Influence of Parenting Style on Children’s Behaviour. Journal of Education and Educational Development, 3, 2, 222-249
- Hoskins, D.H. (2014). Consequences of Parenting on Adolescent Outcomes. Societies, 4, 506 – 531
Ditulis oleh Elvira Linda Sihotang.