Bagi kebanyakan orang, memaafkan orang yang pernah memberi luka dalam kehidupan memang butuh waktu yang tidak sebentar. Begitu pula sebaliknya, ketika kita berbuat salah pada orang lain. Padahal, kita sudah berusaha susah payah untuk membuat semuanya normal. Tapi rasanya, bahkan tidak cukup hanya mengucap kata maaf. Apa ya yang membuat progres memaafkan lama?
Coba deh, posisikan dirimu menjadi orang tersebut supaya kamu bisa menormalisasi, kenapa ya, tidak semudah itu memaafkan?
Karena pada kenyataannya, menebus atau memaafkan kesalahan orang yang sudah menyakiti kita tidak segampang membalikkan telapak tangan. Sehingga, butuh cukup banyak waktu.
Dengan hanya mengatakan maaf, itu hanya salah satu langkah untuk memperbaiki hubunganmu dengan orang yang pernah menyakitimu. Banyak rasa sakit yang mungkin dirasakan, dan dibutuhkan lebih dari kata singkat untuk menyembuhkannya.
Dibawah ini, Riliv telah merangkum 4 alasan dibalik progres memaafkan lama yang biasanya kita lalui dan tips yang bisa kamu lakukan!
1. Salah satu yang membuat progres memaafkan lama adalah kamu belum siap meminta maaf
Ketika bercanda dengan seseorang, kamu bisa jadi tidak menyadari bahwa omonganmu sudah melewati batas dan menyakiti perasaan lawan bicaramu.
Ditambah adanya kosakata baru yang biasanya digunakan di kalangan anak muda, yaitu “baper” (bawa perasaan), kamu menganggap ketika orang itu sakit hati akan bercandaanmu atau kata-katamu, kamu akan defensif menganggap dia hanya “baper” dengan bercandaanmu.
Mungkin, kamu merasa tidak perlu meminta maaf atau bahkan meminta maaf hanya agar tidak bertengkar (tidak tulus dari hati). Hal ini yang bahaya dan akan membuat hubunganmu dan orang itu makin memburuk.
2. Mendengarkan
Image by Fauxels from Pexels
Saat orang itu mau membicarakan apa yang mereka rasakan (sakit hati) akan perkataan atau perbuatanmu, sulit bagi kita untuk tidak membela diri sendiri.
“Aku kan hanya bercanda”
“Tapi aku mengatakan itu karena blablabla”
“Aku memiliki alasan sendiri melakukannya”
Mendengarkan mereka mengungkapkan kesalahanmu menjadikan kamu di posisi tidak nyaman. Apalagi yang mereka ceritakan posisi victim, bagaimana mereka sakit hati karena perkataanmu, atau perlakuanmu seperti pengkhianatan.
Mendengarkan hingga akhir dan tidak membela dirimu secara defensif adalah langkah kedua yang sangat penting dalam progres memaafkan.
Coba kamu posisikan dirimu di posisi mereka yang tersakiti, kamu akan mendengarkan lebih baik.
3. Untuk mengatasi agar progres memaafkan tidak lama, kamu bisa bantu menyediakan jalan keluar
Setelah mendengarkan tadi, kamu harus dapat menyediakan jalan keluar untuk permasalahan ini. Semacam “ganti rugi”, kamu harus menyediakan pilihan atas kesalahanmu itu.
Orang yang tersakiti tidak wajib memikirkan jalan keluar dari permasalahan ini. Kamu yang harus menentukan atau menyediakan pilihan kepadanya.
Bicarakan dengan orang itu untuk menentukan titik tengah dalam permasalahan kalian.
“Aku janji tidak akan mengulanginya lagi, jika iya, aku terima konsekuensinya”
“Aku akan lebih memperhatikan omonganku”
4. Beri waktu
Image by Moose from Pexels
Di tahap terakhir dari progres memaafkan adalah memberikan waktu kepada orang tersebut. Kamu sudah melakukan segala hal, mulai dari meminta maaf, mendengarkan, dan memberikan solusi untuk permasalahan kalian, tetapi dia masih merasa sakit hati?
Beri waktu untuk dirinya sembuh. Memang akan memakan waktu yang tidak sebentar karena kita tidak tahu seberapa dalam luka yang kamu buat.
Tapi, jika kamu sudah berusaha dengan tulus meminta maaf dan berusaha memperbaiki hubunganmu, pasti dia merasakannya dan akan memaafkan dirimu segera.
***
Dear, memaafkan memang butuh waktu. Jangan paksa seseorang untuk cepat memaafkan kesalahan kita. Luka butuh waktu untuk sembuh. Yang paling penting, minta maaflah dengan tulus.
Tapi, jika kamu dan dia ternyata tidak kunjung dapat menyelesaikan masalah, jangan ragu untuk menghubungi psikolog untuk meminta bantuan, Dear! Psikolog akan membantumu mencari jalan keluar untuk masalah yang sedang kalian alami. Kamu bisa menghubungi psikolog melalui aplikasi Riliv dimanapun dan kapanpun!
Referensi:
- Howes, Molly. 2020. Why does an apology have to take so long?. Retrieved from: Psychology Today.