Written by Ikhwan Hafidz , edited by Adismara Putri Pradiri, S.Psi., clinical psychologist candidate.
Psikofarmakologi – Kamu tentu tidak asing dengan penyalahgunaan narkotika dan zat adiktif lainnya. Kamu mungkin pernah bertanya-tanya, apa sih yang menyebabkan pengguna narkoba berani untuk melakukan hal itu?
Selebritas papan atas pun tidak terkecuali. Ditangkapnya artis seperti Ardhito Pramono, Ridho Rhoma, Jeff Smith, hingga Nia Ramadhani menjadi bukti bahwa narkotika dan obat-obatan adiktif sangat mudah menjerat banyak orang.
Salah satu alasannya sangat mudah: beberapa obat-obatan bisa membantu mendorong stamina maupun memberikan rasa ‘nyaman’ pada diri mereka.
Ya, beberapa obat memiliki dampak langsung kepada kondisi psikis seseorang, dan inilah kajian studi dari bidang psikofarmakologi.
Apa itu Psikofarmakologi?
Psikofarmakologi adalah studi tentang obat-obatan yang digunakan untuk mengobati gangguan mental yang mempengaruhi suasana hati, perhatian, perilaku, dan proses berpikirmu.
Meskipun obat-obat ini sangat bervariasi dalam komposisi dan kemanjurannya, banyak dari itu bekerja dengan menargetkan neurotransmitter di otak, biasanya dengan merangsang atau menghambat pelepasan mereka atau menghalangi pengambilan kembali dalam sistem saraf.
Contoh Obat yang Mempengaruhi Otak

Antidepresan
Untuk mengobati depresi ringan hingga berat, kegelisahan, dan kadang untuk kondisi lainnya. Contoh obat antidepresan adalah citalopram (Celexa), fluoxetine (Prozac), dan antidepresan trisiklik.
Stimulan
Stimulan adalah obat-obatan yang menaikkan tingkat kewaspadaan di dalam rentang waktu singkat. Stimulan biasanya menaikkan efek samping dengan menaikkan efektivitas, dan berbagai jenis yang lebih hebat seringkali disalahgunakan menjadi obat yang ilegal atau dipakai tanpa resep dokter.
Obat antikecemasan
Untuk mengatasi berbagai jenis gangguan kecemasan atau gangguan panik (termasuk mencegah serangannya). Obat ini juga dapat mengendalikan insomnia dan agitasi yang menjadi gejala gangguan.
Contoh obat antikecemasan adalah obat antidepresan SSRI, benzodiazepine, alprazolam (Xanax), chlordiazepoxide (Librium), clonazepam (Klonopin), diazepam (Valium), dan lorazepam (Ativan).
Obat penstabil mood
Paling sering digunakan untuk mengobati gangguan bipolar yang ditandai dengan pergantian fase manik (bahagia luar biasa) dan depresif (putus asa).
Contoh obat penstabil mood adalah carbamazepine (Carbatrol), lithium, olanzapine, ziprasidone, clozapine, dan valpromide. Terkadang, obat penstabil mood diresepkan bersamaan dengan antidepresan untuk mengatasi fase depresi.
Obat antipsikotik
Digunakan untuk mengobati gangguan psikotik seperti skizofrenia. Obat antipsikotik juga dapat digunakan untuk mengobati gangguan bipolar atau diresepkan dengan antidepresan untuk mengobati depresi.
Contoh obat antipsikotik adalah clozapine, aripiprazole, dan risperidone.
Peranan Psikofarmakologi dalam Ilmu Psikologi dan Kesehatan Mental
Psikofarmakoterapi
Ilmu psikofarmakologi sendiri juga beririsan dengan ilmu psikologi dan kesehatan mental, lo.
American Psychological Association mendefinisikan psikofarmakoterapi sebagai penggunaan obat-obatan farmakologi untuk menangani gangguan mental.
Contohnya, skizofrenia akut dan kronis harus menggunakan obat antipsikotik. Obat-obatan ini tidak menyembuhkan, namun mampu meringankan beberapa gejala sehingga dapat membantu pasien untuk coping lebih baik.
Layanan Medis untuk Kesehatan Mental Sudah Lebih Diterima
Meskipun jarang dibicarakan di luar pengaturan medis, dalam beberapa dekade terakhir, penggunaan obat-obatan untuk mengurangi gejala gangguan mental, terutama depresi atau gangguan defisit perhatian, telah menjadi lebih dapat diterima secara sosial.
Pergeseran budaya ini telah mengakibatkan agen psikoaktif ini menjadi diantara obat-obatan yang paling banyak diresepkan saat ini, serta meningkatnya persaingan diantara perusahaan farmasi untuk membuat formulasi baru atau memojokkan pasar psikiatri baru.
Meskipun ada di mana-mana, bagaimanapun, masih ada banyak perdebatan tentang penggunaan obat-obatan untuk mengatasi tantangan kesehatan mental, terutama apakah aman menggunakan stimulan yang kuat untuk menangani masalah kurangnya perhatian pada anak-anak, atau apakah efek samping potensial dari obat antidepresan lebih besar daripada segala kemungkinan manfaat perawatan.
Selain itu, efektivitas umum antidepresan ketika diukur terhadap plasebo tetap kontroversial, walaupun banyak penelitian besar telah menyimpulkan bahwa perawatan yang terbukti paling efektif menggabungkan obat antidepresan dengan psikoterapi.
Jika Kamu Sudah Mengonsumsi Obat Psikiatri Rutin, Kombinasikan dengan Psikolog
Lalu bagaimana peran psikolog jika seorang pasien sudah mengonsumsi obat-obatan secara rutin?
Jangan salah, peran psikolog juga penting untuk membangun strategi coping atau penanganan menghadapi stres yang lebih baik, lo!
Kondisi gejala yang lebih ringan akibat konsumsi obat psikaitri akan membantu pasien bisa lebih siap menghadapi kehidupan sehari-hari dibarengi psikoterapi dengan psikolog.
Ajak orang terdekat kamu untuk berkonsultasi lewat psikolog baik online maupun offline, ya!
Disadur dari:
- American Psychological Association Dictionary. https://dictionary.apa.org/psychopharmacotherapy
- Psychology Today Staff. Psychopharmacology. https://www.psychologytoday.com/intl/basics/psychopharmacology
- Susan Barron. Psychopharmacology. https://nobaproject.com/modules/psychopharmacology