Ditulis oleh Elga Windasari. Disunting oleh Adismara Putri Pradiri, S.Psi., kandidat psikolog klinis.
PTSD adalah – Kamu mungkin sudah tahu kalau Post-traumatic Stress Disorder atau PTSD adalah salah satu kondisi di mana orang merasakan trauma akibat peristiwa tertentu.
Ini sebenarnya tidak salah. Tapi, PTSD ternyata lebih dari sekadar trauma biasa karena bukan tidak mungkin ini bisa melemahkan di penderitanya.
Pengertian Post Traumatic Stress Disorder
Menurut penjelasan dari American Psychiatric Association, Post-traumatic stress disorder atau PTSD adalah gangguan kejiwaan yang mungkin terjadi pada orang yang pernah mengalami atau menyaksikan peristiwa traumatis seperti bencana alam, kecelakaan serius, aksi teroris, perang/pertempuran, pemerkosaan, pengancaman akan dibunuh, kekerasan seksual, atau cedera serius.
Tentunya, sangat alamiah jika seseorang merasa takut dan juga gemetar pasca kejadian traumatis. Hal ini dikarenakan tubuh sedang berusaha untuk melindungi kamu dari ancaman-ancaman yang serupa dengan kondisi traumatik.
Namun bila kondisi ini terus terjadi lebih dari 1 bulan bahkan dalam kondisi yang aman, maka seseorang baru bisa dikategorikan mengalami PTSD.
Contoh orang dengan kondisi PTSD adalah seperti ini
Orang dengan PTSD umumnya memiliki pikiran dan perasaan yang mengganggu terkait dengan pengalaman mereka, meski sebenarnya peristiwa traumatis tersebut sudah lama berakhir.
Mereka juga mungkin menghindari situasi atau orang yang mengingatkannya tentang peristiwa traumatis dan kemungkinan memiliki reaksi negatif yang kuat terhadap sesuatu yang menurut orang biasa.
Orang yang pernah dirawat di rumah sakit dalam waktu lama dan mengalami perawatan yang traumatis selama berbulan-bulan, masih sangat mungkin merasakan seolah dirinya sedang sekarat saat melihat rumah sakit, mendengar cerita orang yang sakit parah, atau bahkan hanya menonton film yang berhubungan dengan rumah sakit, meski dirinya sudah sehat dan bugar.
Gejala PTSD adalah ditandai dengan 4 kategori berikut
Meskipun gejala dapat bervariasi dari waktu ke waktu dan berbeda pada setiap orang, tapi secara umum gejala PTSD dibagi menjadi empat kategori seperti berikut ini:
1. Intrusi
Gejala yang dirasakan adalah pikiran yang mengganggu seperti ingatan yang berulang dan tidak disengaja, mimpi yang menyedihkan, atau kilas balik dari peristiwa traumatis.
Ingatan ini disebut ingatan intrusif.
Bahkan, saat merasakan kilas balik, penderita PTSD mungkin merasakannya dengan begitu jelas sehingga mereka merasa seperti sedang hidup kembali dalam pengalaman traumatis tersebut atau melihat langsung di depan matanya.
2. Penghindaran
Gejala penghindaran yang dimiliki penderita PTSD mungkin termasuk menghindari orang, tempat, aktivitas, objek, dan situasi yang dapat memicu ingatan menyedihkan miliknya.
Mereka mungkin mencoba untuk menghindari, mengingat, atau bahkan berpikir tentang segala hal yang berhubungan dengan peristiwa traumatis yang dialaminya.
Mereka juga biasanya menolak untuk berbicara tentang apa yang terjadi atau bagaimana perasaannya tentang hal tersebut.
3. Perubahan kognisi dan suasana hati
Penderita PTSD umumnya kesulitan untuk mengingat aspek-aspek penting dari peristiwa traumatis.
Di saat yang bersamaan, mereka juga jadi memiliki pikiran dan perasaan negatif tentang dirinya sendiri atau orang lain, misalnya “Saya orang yang buruk” atau “Tidak ada yang bisa dipercaya”.
Pikiran dan perasaan negatif ini bisa menyebabkan ketakutan, kemarahan, rasa bersalah atau malu yang berkelanjutan sehingga bukan tidak mungkin mereka tidak mampu lagi untuk memiliki emosi positif, seperti kehampaan kebahagiaan atau kepuasan.
4. Perubahan gairah dan reaktivitas
Perubahan ini mungkin termasuk jadi mudah tersinggung dan memiliki ledakan kemarahan, berperilaku sembrono atau dengan sengaja merusak diri sendiri, menjadi terlalu waspada terhadap lingkungan atau seseorang dengan cara yang mencurigakan, mudah terkejut, atau mengalami masalah konsentrasi dan tidur.
Intensitas Gejala Dapat Bervariasi
Harus diingat kalau intensitas gejala PTSD dapat bervariasi dari waktu ke waktu. Kamu mungkin memiliki lebih banyak gejala PTSD saat stres atau ketika kamu menemukan pengingat tentang apa yang dialami.
Misalnya, saat kamu melihat laporan berita tentang penyerangan seksual dan kamu tiba-tiba merasa diliputi oleh ingatan tentang kejadian yang kamu alami sendiri, gejala PTSD di atas bisa menjadi lebih intens.
Segera Hubungi Profesional Jika Gejala Terus Terjadi Tanpa Henti
Jika kamu memiliki pikiran dan perasaan yang mengganggu tentang peristiwa traumatis selama lebih dari sebulan, semakin parah, atau kamu jadi merasa kesulitan mengendalikan hidup, kamu harus mulai membicarakannya dengan dokter atau profesional kesehatan mental.
Dengan mendapatkan perawatan sesegera mungkin, kamu dapat mencegah gejala PTSD menjadi lebih buruk.
Baik anak maupun dewasa sama-sama memiliki respon terhadap kejadian traumatis yang serupa. Inilah mengapa reaksi pasca trauma harus segera ditangani dengan psikolog.
Konsultasi psikolog online bisa membantu kamu untuk meredakan gejala dan juga menyalurkan cerita secara aman tanpa dihakimi.
Referensi:
- psychiatric.org. What Is Posttraumatic Stress Disorder?
- mayoclinic.org. Post-traumatic stress disorder (PTSD)
- nimh.nih.gov. Post-traumatic Stress Disorder.
Baca Juga:
Tanpa Ribet, 7 Tips Anti Anxiety Agar Kamu Hening Sejenak