Safe space – Memperingati Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan, Riliv ingin mengajak kamu dan semua yang membaca artikel ini untuk merenungkan pertanyaan di judul.
“Adakah tempat yang aman bagi perempuan?”
Sebetulnya, tidak hanya wanita saja yang bisa menjadi korban kekerasan seksual. Namun, kasus-kasus kekerasan seksual yang kerap terjadi pada wanita di Indonesia semakin hari semakin bertambah. Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan mencatat bahwa kekerasan seksual yang dilaporkan kini mencapai 2.363 kasus pada tahun 2021.
Maka dari itu, marilah sama-sama kita membahas mengenai apa itu ruang aman dan mengapa kita membutuhkan ruang aman bagi wanita!
Mengapa Keberadaan Safe Space Itu Penting?
Stereotip mengatakan bahwa perempuan berpakaian terbuka akan mengundang pelecehan dan kekerasan seksual, namun pernyataan ini bisa dibilang sudah basi. Kenyataannya, kekerasan seksual pada wanita tidak terbatas pada yang berpakaian terbuka. Dilansir dari Detik.com, dalam survei Koalisi Publik Ruang Aman (KRPA) tahun 2019, ditemukan fakta bahwa 17% wanita berhijab pun masih mengalami pelecehan dan kekerasan seksual. Buntutnya, korban pelecehan dan kekerasan seksual bisa menderita gejala-gejala depresi, bahkan bisa berujung kepada suicidal thoughts atau keinginan bunuh diri.
Menurut IRC dan UNFPA, safe space for women and girls (SSWG) diartikan sebagai suatu tempat di mana wanita bisa beraktivitas secara produktif, merasa aman, dan bisa mengakses segala informasi dan fasilitas yang ada di masyarakat. Itulah sebabnya, di tengah gempuran kasus kekerasan, pelecehan, diskriminasi, dan bullying yang kita hadapi saat ini, safe space berfungsi sebagai pengingat bahwa kita tidak sendirian. Kita memiliki tempat bernaung, bercerita, dan mengekspresikan diri. UNICEF sendiri menyarankan bahwa safe space harus ditetapkan di ruang publik, sehingga menjadi tempat di mana semua wanita memperoleh kesetaraan yang sama dengan pria, baik dari segi perlakuan sosial dan pendidikan.
Safe Space untuk Perempuan yang Bekerja
Sebuah survei oleh Randstad melaporkan bahwa 32% kasus kekerasan seksual pada wanita terjadi di tempat kerja, sehingga berdampak terhadap perkembangan karir wanita tersebut, antara lain di bidang konstruksi (45%) dan di bidang teknologi (42%). Tidak mencengangkan, sebab kedua bidang pekerjaan tersebut masih didominasi oleh pria dibandingkan wanita. Pada akhirnya, seksisme dan diskriminasi yang terjadi di kalangan pekerja wanita benar-benar harus dihentikan, sebab hal ini bertentangan dengan Sustainable Development Goals yang digadang-gadang PBB tentang gender equality.
Mau kebanjiran fakta lainnya? Harvard Business Review mencatat pertumbuhan jumlah wanita yang menggeluti dunia kerja sangatlah pesat sejak tahun 1978, lebih tepatnya 57% pada tahun 2016. Di Indonesia sendiri, 54% wanita tercatat aktif sebagai tenaga kerja selama 20 tahun terakhir. Sadar atau tidak, perekonomian kita juga bergantung kepada pekerja wanita berusia produktif. Hence, perusahaan wajib memberi safe space untuk pekerja wanita demi kebaikan masyarakat Indonesia.
Riliv sebagai Penyedia Ruang Aman bagi Wanita
Memberikan ruang aman bagi wanita sejalan dengan tujuan Riliv sebagai aplikasi penyedia konseling. Karena, seperti yang sudah disampaikan di atas, menyediakan ruang aman nggak hanya soal fasilitas yang memadai, namun juga tempat di mana wanita bisa berekspresi dan mengutarakan kisahnya tanpa di-judge. Konseling psikologi Riliv hadir untuk membantu kamu yang membutuhkan. Berdasarkan Kode Etik Psikologi Indonesia, tanpa memandang status sosial, identitas gender, maupun orientasi seksual, konseling psikologi Riliv siap mendengarkan semua kisah kamu.
Takut biaya lagi seret? Jangan cemas!
Kamu bisa mendapatkan penawaran menarik mulai dari 23 November – 7 Desember 2022 untuk ceritakan bebanmu bersama psikolog profesional Riliv! Penawaran ini berupa layanan konseling dan meditasi dengan diskon up to 60% yang bisa didapatkan dengan redeem kode voucher Riliv.
In the end, selamat memperingati Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan untuk semua ladies di seluruh Indonesia! Yuk, makin aware dengan kesehatan mental kita! Bersama Riliv, #UdahSaatnya bebas bercerita!