Melawan Gangguan Jiwa – Kali ini Riliv akan menceritakan kisah salah satu penyintas gangguan jiwa. Sederhananya, dia merasa harus menulis ini. Menuliskan apa yang dia pikirkan adalah caranya memproses apa yang dirasa, amarah, juga kesedihan. Berikut adalah ceritanya mengenai bagaimana dia melawan gangguan jiwa yang dialami.
—-
Menjadi pengangguran di usia 50 tahun itu memalukan
Kalau yang kamu maksud adalah pekerjaan atau usaha yang dibayar, tidak, saya tidak bekerja, saya tidak punya usaha. Tapi, saya selalu bekerja, selalu berusaha. Setiap hari, setiap saat. Saya sakit, kesehatan mental saya terganggu selama 4 tahun dan saya selalu berusaha untuk mengatasi sakit itu, untuk hidup dengannya, untuk menjadi lebih baik.
Saya pengangguran, tapi selalu bekerja lembur, tidak pernah libur
Bahkan saat saya tidak sedang berbuat apa-apa, saya tetap berusaha. Saya bekerja dan berusaha untuk menghilangkan pikiran-pikiran jahat, pikiran untuk bunuh diri. Untuk mencari cara menghilangkan pikiran yang terus mengatakan kalau terus hidup adalah hal yang percuma.
Bahkan ketika tidak menjadi lebih baik, saya tetap berusaha
Saya sudah mencoba konseling—pada 5 konselor yang berbeda, peer support group, CBT, latihan untuk kesehatan, mindfulness, meditasi, bahkan rumah sakit kesehatan mental khusus orang dewasa. Saya sudah berusaha, saya selalu berusaha melawan gangguan jiwa.
Coba Konseling dengan Psikolog
Hidup ini sangat melelahkan
Ya, saya juga menangis, sering sebenarnya. Bukan sesuatu yang membanggakan, tapi juga bukan sesuatu yang memalukan. Saya menangis karena saya lelah, sangat. Tapi dengan mengeluarkan segala emosi lewat tangisan bisa membuat saya merasa lega, meski hanya sebentar saja. Begitulah saya melawan gangguan jiwa.
Tidak apa jika kamu tidak paham, tapi jangan hakimi saya
Atau hakimi saja, tidak apa-apa. Ketidakpedulianmu dan stigma orang-orang akan menyemangati saya untuk terus berusaha, untuk terus berjuang. Dan asal kalian tahu saja, saya sering bekerja secara sukarela dan tidak bayar. Tidak harus, tapi saya ingin melakukannya karena saya suka, karena dengan begitu saya punya tujuan dalam hidup ini meskipun sebentar.
Temukan Tujuan Hidup bersama Riliv
Referensi:
https://www.time-to-change.org.uk/blog/your-ignorance-about-mental-illness-inspires-me-keep-fighting
Translated by Sabrina Rizkahil. Seorang pejuang skripsi.
Discussion about this post