Self Sabotage – Seberapa sering kamu berusaha untuk ‘kabur’ dari tugas berat atau pun kesempatan besar yang akan membawamu ke tempat yang lebih tinggi? Atau mungkin menolak semua apresiasi dari orang lain karena merasa kamu belum benar-benar sukses?
Jika jawabannya adalah sering, maka tanpa sadar kamu sebenarnya telah melakukan tindakan self sabotage yang bisa berpengaruh terhadap kepribadian dan kebiasaan kamu di masa depan!
“Ah, Tapi Aku Memang Belum Pantas untuk Sukses!”
Ini adalah pemikiran yang umum dimiliki oleh seseorang dengan kebiasaan sabotase diri.
Meskipun kamu memiliki banyak sekali impian dan juga tujuan dalam hidup, namun rasanya kamu tidak memiliki kapasitas untuk melakukannya.
Sehingga tanpa sadar, kamu berusaha menghindari atau pun menolak tawaran-tawaran kesuksesan itu.
Menurutmu, kamu tidak pantas atau pun tidak akan sukses seperti orang lain.
Namun bagi orang lain yang melihat potensimu, mereka bisa jadi kesal karena kamu pantas untuk sukses tapi sengaja melewatkannya!
Penyebab Perilaku Self Sabotage yang Bikin Gregetan
Dr. Judy Ho, penulis buku Stop Self Sabotage menjelaskan bahwa perilaku ini bisa jadi dipengaruhi oleh respon biologis.
Manusia umumnya akan mendapatkan hormon dopamin yang menyebabkan seseorang bahagia dengan mengatur sebuah tujuan.
Namun, masalahnya muncul ketika kamu harus menyelesaikannya.
Ada ketakutan seperti takut gagal, takut dipermalukan, takut tidak mendapatkan apa-apa sehingga tubuhmu pun berusaha untuk menghindari ancaman ini.
Kamu tidak akan gagal kalau kamu tidak pernah melakukannya, bukan?
Nah, mindset inilah yang menyebabkan perilaku sabotase diri muncul alias berusaha menghindari tujuan tersebut agar tidak gagal.
Perilaku ini juga muncul ketika ada ketidaksesuaian antara nilai yang kita yakini dan juga perilaku kita.
Hal ini seringkali muncul ketika kamu diminta untuk melakukan sesuatu yang berbeda dengan prinsip kamu.
Kamu juga mungkin sering mengalami pikiran kamu akan sukses, tetapi tidak tahu bagaimana cara mendapatkannya sehingga hanya berangan-angan dan menghindari tangung jawab itu.
Contoh Perilaku Menghambat Diri Sendiri
Berikut adalah beberapa contoh yang bisa kamu pelajari:
Contoh Pertama:
Dokter memintamu untuk mengikuti program olahraga. Kamu pun menyetujuinya, tapi kamu tidak suka berolahraga.
Yang kamu lakukan adalah mendaftar gym, meminta sesi dengan pelatih, tapi kamu datang terlambat karena kamu sudah tidak mau melakukannya sejak awal.
Contoh Kedua:
Kamu sangat sering terlambat dan menunda pekerjaan, sehingga kamu berencana untuk bangun pagi. Tapi saat malam hari, kamu menoton hingga larut karena kamu beranggapan bisa bangun pagi untuk mengerjakan pekerjaan lainnya.
Kamu terbangun terlambat dan akhirnya berkata, “Tuh kan aku bukan morning person.”
Apa yang Bisa Kamu Simpulkan?
Contoh-contoh di atas menunjukkan bahwa perilaku kamu akan sesuai dengan apa yang kamu harapkan, meskipun kamu tahu kamu bisa mengubahnya.
Hal ini dikarenakan kurangnya self awareness sehingga kamu beranggapan hal yang terjadi ya terjadilah.
Dari segi psikologi, hal ini juga berkaitan dengan disonansi kognitif, yakni ketika kamu berusaha untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginanmu, maka kamu akan merasa tidak nyaman.
Sehingga tanpa sadar kamu berusaha untuk mengembalikannya sesuai dengan kondisimu, yakni menunjukkan bahwa kamu tidak bisa mencapai tujuan itu.
Bentuk-bentuk Self Sabotage
Selain contoh di atas, berikut adalah bentuk yang sangat umum:
Prokrastinasi
Hayo, siapa yang sering sekali melakukan ini? Ternyata dari segi psikologi, hal ini dikarenakan kamu mungkin takut untuk gagal atau mengecewakan orang lain sehingga kamu memilih tidak melakukannya
Perfeksionis
Tanpa disadari, menjadi seorang perfeksionis justru merupakan bentuk penghambatan diri yang cukup sering ditemui. Kamu tidak akan menyelesaikan tugas atau menolaknya jika hal tersebut belum sesuai standarmu, bukan?
Apalagi jika hal buruk terjadi, kamu memilih untuk melepas tanggung jawab itu dan akhirnya bisa saja justru kecewa dan menolak melakukannya lagi.
Mengonsumsi Obat dan Zat Adiktif
Banyak orang memilih merokok, mengonsumsi obat-obatan terlarang, dan alkohol karena merasa bahwa dunia tidak adil dan dirinya tidak akan pernah bisa sukses.
Hal ini akhirnya dilarikan dengan mengonsumsi zat adiktif yang membuat mereka lebih baik.
Padahal belum tentu kondisi juga membaik, bukan?
Yuk, Simak Cara Berhenti Self Sabotage Agar Hidup Lebih Segar dan Sehat!
Mencari Aktivasi Untuk Berhenti Prokrastinasi
Prokrastinasi biasanya dilakukan karena tidak ingin mencapai tujuan untuk menghindari gagal.
Namun selain itu ada pula kebebasan untuk melakukan atau tidak melakukan, seperti tenggat waktu yang lama sehingga kamu merasa tidak perlu buru-buru mengerjakan.
Saat seperti ini, kamu bisa mencoba mencari aktivasi, yakni kegiatan ‘pemanasan’ sebelum bekerja langsung ke tugas yang besar.
Mulai dari menyiapkan meja kerja yang nyaman, menyeduh es teh untuk menemani bekerja, hingga stretching.
Ya, prokrastinasi biasanya muncul karena kamu juga tidak melakukan apapun, sehingga dengan memulai sesuatu yang kecil, kamu bisa terdorong untuk mencoba hal yang lebih besar.
Terima Kesalahan atau Ketidaksempurnaan Sebagai Proses
Salah satu bentuk sabotase diri adalah segera menyimpulkan bahwa kamu gagal atau tidak pantas saat muncul kesalahan pertama.
Ini merupakan tanda perfeksionisme karena kamu mungkin seringkali melihat kesuksesan orang lain dan menjadikannya tolak ukurmu.
Itu hal baik, tapi bahkan orang yang sukses pun juga memulai dari 0, bukan?
Karena itu, percayalah bahwa kamu bisa mencapainya secara perlahan, dimulai dari langkah sekecil apapun itu.
Bergeraklah Bersama Psikolog Profesional
Menghadapi self sabotage memang tidak mudah! Karena itu sangat disarankan untuk menemui psikolog profesional bila hal ini sudah menghambatmu dari berbagai situasi.
Kamu akan diajak untuk:
- Mengenali sumber masalah dan juga pikiran disfungsional yang menyebabkan kamu mengulanginya
- Menemukan cara paling tepat sesuai kebutuhanmu
- Teman diskusi dan juga mengamati perkembanganmu
- Tentunya, tanpa dihakimi!
Tertarik untuk mencoba? Kamu bisa melakukannya sekarang, tanpa perlu menunda lagi bersama psikolog online Riliv.
Sumber:
- https://www.verywellmind.com/why-people-self-sabotage-and-how-to-stop-it-5207635
- https://www.psychologytoday.com/intl/basics/self-sabotage
- https://www.betterup.com/blog/how-to-stop-self-sabotaging