Ketika orang tuamu bercerai, banyak hal yang berubah. Ayah dan ibu sudah nggak bersama lagi. Anak harus memilih tinggal dengan siapa, dan kamu harus belajar menerima keadaan. Tentunya, kejadian besar seperti ini berpengaruh dalam pembentukan sifat anak broken home.
Tapi, meskipun broken home itu sulit, apa benar itu akan membentuk sifat negatif? Tidak juga! Simak sifat-sifat positifnya berikut ini ya!
Konflik keluarga nggak selalu mempengaruhi harga diri mereka
Ada persepsi di masyarakat yang bilang kalau sifat self-esteem anak yang orang tuanya bercerai turun, karena konflik keluarga. Tapi ternyata, ini tidak benar, Dear. Studi menunjukkan kalau perceraian orangtua tidak serta merta membuat harga diri anak turun.
Ternyata perempuan lebih tegar daripada laki-laki, lho!
Hal ini menarik, Dear. Ada penelitian yang menunjukkan bahwa anak perempuan lebih cepat beradaptasi, dan menerima keadaan keluarga yang tidak utuh lagi.
Mulanya, anak laki-laki dan perempuan sama-sama terkena dampak dari perceraian. Bedanya, di tahun berikutnya, anak perempuan lebih cepat re-cover. Tapi jangan khawatir, lima tahun kemudian, baik anak perempuan maupun laki-laki, notabene sudah bisa move on, kok.
Sifat empati anak broken home meningkat
Karena mereka pernah melalui fase sulit dalam hidup, mereka cenderung lebih peka dan dapat berempati dengan orang lain.
Mereka memahami bagaimana sulitnya ketika orang tua mereka bercerai. Maka dari itu, ketika ada orang di sekitarnya yang kesulitan, mereka cenderung lebih peka dan paham akan perasaan orang lain.
Resilien: sifat anak broken home yang paling utama
Sifat tegar itu sudah pasti untuk anak broken home. Konflik keluarga dan proses perceraian pasti membuat anak lelah.
Resiliensi anak tumbuh ketika mereka berhasil menemukan coping strategy atau strategi menangani masalah dan situasi-situasi sulit. Sifat ini berkembang karena mereka sudah menemukan strategi bertahan ketika orangtua mereka bercerai.
Nah, itu tadi sifat-sifat positifnya, Dear. Gimana? Sudah paham, kan, kalau perceraian orang tua nggak selalu menimbulkan sifat negatif pada anak?
Referensi:
- https://www.canadianliving.com/life-and-relationships/relationships/article/5-positive-lessons-children-learn-from-divorce
- Bennett, Kymberley K. (2001). “Divorce in the family: how does it affect personality and views of love and marriage?” Modern Psychological Studies Vol. 7 No. 1, Article 3
- https://justice.gc.ca/eng/rp-pr/fl-lf/divorce/wd98_2-dt98_2/p3.html
Ditulis oleh Fida Aifiya Chusna.