Dear, apakah kamu sering mengiyakan apapun ajakan orang lain? Ajakan yang sebenarnya tidak ingin kamu lakukan dan berujung menyusahkan dirimu sendiri. Apakah kamu memilih berkata “maaf” walaupun kamu sadar itu bukanlah salahmu? Jika iya, kamu mungkin memiliki sifat people pleaser!
Menurut Dr. Susan Newman, seorang people pleaser akan melakukan segala cara untuk membahagiakan orang di sekitarnya, termasuk merusak kebahagiaannya sendiri. Jangan salah, people pleaser itu berbeda dengan sifat helpful, lho!
Jika kamu menolong orang sesuai dengan kemampuanmu dan melakukannya dengan senang hati, maka tidak ada salahnya untuk menolong.
Namun, jika kamu terpaksa dan di luar kemampuanmu namun tidak bisa berkata “tidak,” sebaiknya kamu belajar untuk menghilangkan sifat tersebut. Sifat ini hanya akan merugikan dirimu dan memicu toxic relationship dengan teman-teman dan orang di sekitarmu.
Walaupun bukan termasuk mental illness, namun isu ini dapat dialami siapa saja termasuk penderita mental illness.
Oleh karena itu, berikut adalah 3 cara yang Riliv sajikan yang dapat kamu lakukan untuk melatih dirimu menghilangkan sifat people plaser. Yuk, disimak dan jadilah pahlawan untuk dirimu sendiri!
1. Tentukan prioritasmu
Cara pertama untuk menghilangkan sifat people pleaser adalah dengan mengubah persepsimu. Tidak salah kok, untuk menolak tawaran dan permintaan orang lain. Tidak salah juga untuk mengungkapkan apa keinginanmu.
Karena, kalau mereka berhak mengutarakannya, kenapa kamu tidak? Mulailah memprioritaskan kebutuhanmu di atas kebutuhan orang lain. Dengan begitu, kamu akan terus teringat prinsip ini dan dapat berpikir lebih rasional ketika berhadapan dengan orang lain.
Dengan menyadari prioritasmu, kamu menjadi lebih tegas sehingga kamu tidak akan mudah diremehkan dan dimanfaatkan orang lain. Don’t feel guilty, because we live for ourselves!
2. Beri dirimu waktu dengan berkata, “Aku pikir-pikir dulu ya!”
Photo by Jopwell from Pexels
Daripada langsung berkata “iya” secara spontan dan berujung penyesalan, kamu dapat menunda jawaban dan memberi waktu untuk dirimu mempertimbangkan tawaran orang lain.
Dengan mengatakan “aku pikir-pikir dulu, ya!” memberi ruang bagimu untuk berpikir sendiri tanpa terpengaruhi orang lain, dan memberi kesempatan untukmu menolak jika memang di luar kemauan dan kemampuanmu.
Pikirkan baik-baik, “Worth it nggak sih aku ngelakuin ini?” “Apa aku masih banyak kerjaan lain juga, nggak dia doang?” “Kayaknya dia juga bisa deh, ngelakuin ini. Kenapa harus aku ya?”
Dengan begitu, kamu dapat mencegah dimanfaatkan orang lain dan menjauhi diri dari toxic people. So, jangan lupa untuk memikirkan dirimu juga, ya!
3. Mengurangi sifat people pleaser dengan belajar menolak tanpa menyinggung orang lain, bisa kok!
Penyebab umum sifat people pleaser adalah tidak tahu bagaimana cara menolak dengan yakin dan percaya diri. Kamu mungkin kesulitan berkata ‘tidak’ karena tidak ingin terlihat tidak sopan.
Nah, berikut adalah beberapa contoh cara menolak dengan baik dan halus tanpa harus merasa bersalah:
- “Aku juga lagi banyak kerjaan nih, nggak bisa selesai kalau minggu ini.”
- “Terima kasih ya, tawarannya. Maaf, tapi aku lagi nggak bisa kalau sekarang.”
- “Aku sekarang lagi sibuk nih, tapi nanti kasih tahu aja gimana hasilnya ya.”
- “Tidak, terima kasih. Tapi itu ide yang bagus, kok!”
- “Sebenarnya, aku nggak bisa makan sushi, gimana kalau ke restoran yang kemarin?”
Nah, dengan begitu, kamu dapat menolak permintaan orang lain tanpa menghilangkan apresiasi untuk mereka. Jadi, jangan pernah lupa untuk memikirkan dirimu ya, karena kamu juga berhak bahagia!
Sumber:
- https://www.talkspace.com/blog/people-pleasing-negatively-affect-mental-health/?
- https://tinybuddha.com/blog/5-practices-helped-me-stop-being-a-people-pleaser/
- https://www.scienceofpeople.com/people-pleaser/