Bagi para pekerja, di kantor, kamu mungkin diberi pekerjaan teknis yang banyak yang kadang menuntutmu untuk lembur. Kamu juga masih dipusingkan dengan lingkungan kerja, seperti rekan kerja dan atasan. Hal-hal tersebut yang terkadang membuatmu menjadi stres. Stres sudah seperti bagian yang tidak terpisah dari kehidupan. Jadi, daripada terus menerus mengeluh, yuk kita gali lebih dalam tentang stres kerja pada karyawan dan apa pengaruhnya!
Bagaimana mendeteksi stres kerja pada karyawan?
- Secara fisik, wajah tampak seperti kurang tidur, pucat, kantung mata terlihat jelas, dan lesu.
- Emosinya mulai tidak stabil dan tidak seperti biasanya, seperti lebih mudah marah dan tersinggung terhadap candaan rekan kerja
- Produktivitas menurun secara konsisten
- Pada sektor pekerjaan yang bergerak di bidang jasa, banyak klien mulai mengeluh tentang pelayanan yang diberikan oleh karyawan
- Kehadiran di kantor mulai menurun
- Menarik diri dari pergaulan di kantor
Apa penyebabnya?
- Ekspektasi yang tinggi terhadap diri sendiri
Idealisme memang kental pada pekerja baru, Dear. Fresh graduate cenderung memiliki motivasi yang masih fresh, idealis, dan selalu terdorong untuk memberi lebih dari apa yang ditugaskan. Hal ini wajar mengingat mereka ingin mendapat pengakuan dan diterima di lingkungan kerjanya, dan termotivasi untuk membuktikan kualitas dirinya lewat hasil pekerjaan yang memuaskan.
Nah, cara pandang ini tidak salah. Hanya saja, beberapa orang cukup kaku, sehingga mereka tidak mampu memberikan ruang untuk kesalahan. Kebayang kan, kalau akhirnya mereka melakukan sedikit kekeliruan? Mereka bisa kecewa dan menganggap diri mereka tidak mampu. Jika perasaan ini tidak bisa teratasi, bukan tidak mungkin stres akan mudah menghampiri.
- Tidak mendapat feedback dari atasan
Semua pekerja tentu akan merasa berharga jika dapat berkontribusi untuk kemajuan perusahaan. Nah, feedback adalah komponen penting untuk karyawan. Banyak yang mengartikan feedback sebagai bentuk konfirmasi dari kemampuan dan prestasinya.
Karyawan juga kerap merasa dihargai secara personal atas feedback yang diberikan. Jadi, jika karyawan tidak pernah mendapat feedback yang sifatnya evaluatif dan spesifik (baca: selalu mendapat feedback yang oke oke saja), maka hal itu akan mempengaruhi pikiran dan emosi si karyawan.
- Merasa jenuh
Jenuh disini dapat diartikan pada banyak keadaan. Pertama, sebagai kondisi stagnan bagi jenjang karir si pekerja. Pada beberapa perusahaan, promosi jabatan dalam perusahaan tidak banyak dilakukan.
Nah, tentu perasaan jenuh ini sering menghinggapi mereka yang sudah mengabdikan diri lama di perusahaan. Biaya hidup yang semakin meningkat, namun pertumbuhan gaji mereka dirasa tidak signifikan, mereka akan mudah stres dan punya pikiran untuk mencari pekerjaan lain.
Kedua, sebagai kondisi dimana pekerjaan tak lagi dianggap menantang. Hal ini terjadi ketika karyawan sudah mulai ahli dalam menyelesaikan pekerjaannya, namun ia tidak kunjung mendapat pekerjaan yang level kesulitannya meningkat, sehingga ia menjadi bosan.
Bagaimana pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan?
Kenyataannya, stres tidak selalu buruk, Dear. Stres dengan kadar yang cukup, malah berguna meningkatkan produktivitas karyawan, lho. Stres yang sedang bisa membuatmu tetap fokus mengawasi dan mengontrol pekerjaanmu.
Stres berdampak buruk pada kinerja karyawan jika tingkat stres yang dialami terlalu rendah atau terlalu tinggi. Stres secara jelas menyebabkan karyawan dapat mengalami gangguan fisik dan kesehatan mental.
Stres yang berkepanjangan dapat menyebabkan sistem imun menjadi semakin lemah dan tekanan darah tinggi. Depresi dan gangguan kecemasan pun tak luput dari mereka yang kesulitan menghilangkan stres dalam lingkungan kerja.
Efek yang kemudian sangat mengkhawatirkan adalah jika karyawan berusaha menangani stres dengan cara yang tidak sehat, seperti merokok, mengonsumsi alkohol, atau makan berlebihan (over eating).
Bagaimana menyiasati stres kerja pada karyawan?
Yuk, simak beberapa cara untuk meredakan stres:
- Menyelesaikan tanggungan pekerjaan di kantor
- Mengembangkan solusi yang lebih sehat, seperti dengan yoga, berolahraga, meditasi, dan meluangkan waktu untuk melakukan hobi dan hal-hal yang menyenangkan
- Meminta dukungan sosial dari orang-orang yang bisa diandalkan. Luangkan waktu untuk curhat pada orang-orang yang kamu percayai. Jika hal tersebut tidak memungkinkan, maka konseling ke psikolog menjadi cara yang bisa dipilih.
Disadur dari:
- https://www.headspace.com/blog/2018/02/06/5-ways-to-tell-employees-are-stressed/
- https://www.apa.org/helpcenter/work-stress
Written by Elvira.