• Mental Health
    • Relationship
    • Family Life
    • Personal Growth
    • Theraphy
    • Psychology
  • Story
  • Event
  • Featured
No Result
View All Result
No Result
View All Result
  • Mental Health
  • Story
  • Event
  • Featured

Waspada, Kenali 7 Tanda Fake People di Sekitar Kita!

by Syifa Salsabila Ramadhani
08 Aug 2021
in Fun Fact, Personality, Social Life
fake people

Photo by Min An on Pexels

585
SHARES
3.2k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Tanda fake people – Di depan, dia bilang A. Eh di belakang, dia bilang B. Nggak nyangka, ternyata dia nggak kayak yang terlihat, ya. Dasar fake!

Pernahkah kamu bertemu dengan orang yang terasa palsu? Orang yang memanipulasi sifat dan tingkah lakunya saat berhadapan dengan orang lain? Orang yang selau berpura-pura, menganggap dirinya adalah orang lain?

Jika iya, bisa jadi kamu telah bertemu dengan fake people. Waspada, kamu jangan sampai terlalu dekat dengannya. Sebab fake people bisa menjadi racun dalam kehidupanmu. Semakin lama kamu mengenalnya, kamu akan ikut menerima negative vibes yang ia berikan.

Related Post

ilustrasi wanita sebagai penjelasan psikologi kenapa sosial media membuat kita insecure

Penjelasan Psikologi Kenapa Sosial Media Membuat Insecure!

August 2, 2023
pertama kali ke Indonesia, sukses bikin fans jadi FOMO Coldplay

FOMO Coldplay? Yuk, Cari Tahu Siapa dan Cara Mengatasinya

May 24, 2023

Makanya, kamu harus bisa mendeteksi fake people sejak awal mengenal seseorang. Untuk mendeteksinya, kamu perlu tahu tanda-tanda fake people. Berikut ini Riliv telah merangkum 7 tanda-tanda fake people yang mungkin sering kamu temui di sekitarmu. Simak baik-baik, ya! 

1. Fake people susah mengekspresikan perasaannya

Fake people selalu hati-hati. Mereka tidak ingin menunjukkan wajah aslinya kepada orang lain. Mereka tidak akan mau membiarkan orang lain mengetahui emosinya. Bahkan sebenarnya bukan tidak mau, mereka tidak bisa.

Fake people tidak tahu cara mengatasi emosi mereka. Sebab, mereka tidak jujur pada diri sendiri. Seakan-akan, mereka memisahkan diri dengan perasaan terdalam mereka. Alih-alih berusaha menggali perasaan, mereka justru takut dengan apa yang akan ditemukan di lubuk hati terdalam. Alhasil, mereka sering bertindak agresif terhadap orang lain untuk menutupi perasaan sendiri.

2. Fake people haus perhatian, ingin banyak mata memandang

Biasanya, alasan utama seseorang menjadi fake person adalah karena ia ingin disukai. Ia mungkin merasa kepribadian aslinya tidak menarik, karena itulah ia menggunakan kepribadian orang lain sebagai kepribadiannya. Fake people selalu ingin memperoleh perhatian karena mereka tidak tahan untuk diabaikan.

Orang seperti ini tidak mengenal kata pamrih. Kebaikan atau keramahan yang ia lakukan terhadap orang lain biasanya disertai dengan alasan. Bahwa ia ingin diberi pengakuan dan kasih sayang dari orang lain.

3. Fake people senang pamer

Fake people sangat percaya diri. Namun sayangnya, kepercayaan diri yang mereka miliki terlalu berlebihan. Mereka menganggap diri mereka superior, lebih baik dari siapapun. Fake people selalu yakin mereka memiliki kelebihan yang tidak dimiliki orang lain.

Padahal sebenarnya, mereka juga punya kelemahan, seperti orang biasa. Namun, mereka membungkus kelemahan tersebut rapih-rapih agar orang tidak mengetahuinya. Karena itulah, banyak fake people yang takut jika ditanya tentang dirinya sendiri, sebab ia takut orang lain akan menemukan kebenaran yang disembunyikan.

4. Mereka seringkali tidak konsisten

Salah satu ciri penting dari fake people adalah kurangnya konsistensi. Menurut fake people, sulit sekali untuk tetap fokus di sebuah hal. Mereka bagaikan shuttlecock yang dioper ke sana kemari, terpental dari satu hal ke hal yang lain. Mereka mencoba banyak hal, tetapi tidak ada yang benar-benar berhasil.

Karena fake people hanya menghabiskan waktu sebentar untuk tiap hal yang mereka lakukan, umumnya mereka membuat kekacauan untuk orang lain. Mereka tidak pernah benar-benar selesai dalam suatu hal, yang ada justru mereka meminta orang lain untuk menyelesaikannya.

5. Fake people, fake smile

Saat fake people tersenyum, sebenarnya ia tidak benar-benar merasa senang atau bahagia. Jauh di dalam hatinya, ia justru menyimpan kebencian dan kemarahan kepada orang-orang di sekitarnya.

Hal ini memang merupakan masalah besar bagi fake people. Sulit bagi mereka untuk merasa bahagia. Sebab, mereka selalu melihat dunia dari kacamata kebencian dan sarkasme. Mereka sering menjatuhkan orang lain melakukan sindiran kasar atau joke yang sifatnya sarkas. 

6. Fake people tidak mau belajar dari kesalahan

Setiap orang punya kekurangan, begitu pula dengan fake people. Namun daripada berusaha memperbaiki kekurangan tersebut, fake people lebih memilih untuk tidak mengakuinya. Mereka hanya fokus membuat diri mereka terlihat baik di khalayak ramai.

Karena tidak mengakui kekurangan yang ada padanya itulah, fake people tidak pernah belajar dari kesalahan. Mereka selalu menganggap dirinya sempurna. Jika membuat kesalahan, fake people tidak akan pernah mengakui dirinya telah membuat kesalahan itu. Ia justru melimpahkan kesalahan pada orang lain.

7. Terakhir, fake people umumnya manipulatif dan judgmental

tanda fake people
Photo by Daria Shevtsova on Pexels

Tidak ada yang lebih manipulatif daripada fake people. Mereka selalu berusaha mengontrol semua orang dengan bersikap demikian. Apapun yang mereka inginkan, mereka akan mencari cara untuk mendapatkannya. Bahkan, meskipun itu harus memanipulasi orang lain.

Selain itu, fake people juga terbiasa menghakimi orang lain. Apapun yang kamu lakukan, mereka akan menghakiminya dengan seenak hati. Tampaknya, fake people hanya menghabiskan waktu untuk menghancurkan orang lain, ya.

Itulah 7 tanda-tanda fake people yang wajib kamu waspadai. Apa kamu pernah menemui beberapa tanda-tandanya di lingkungan sekitarmu? Kalau iya, tetap berhati-hati, ya!

Beberapa dari kamu mungkin juga berpikir. Bagaimana kalau ternyata kamu memiliki beberapa tanda-tandanya? Apakah kamu fake people? Hm, belum tentu! Jangan menyimpulkan terlalu cepat. Supaya kamu tidak bingung, kamu bisa melakukan konsultasi online melalui aplikasi Riliv. Psikolog online dari Riliv akan membantumu memahami pikiran yang berkecamuk di benakmu.

Referensi:

  1. Lyons, Daniel. (2020). Portraying a False Self: Perfectionism and Inauthenticity. https://www.psychologytoday.com/intl/blog/the-costs-perfectionism/202001/portraying-false-self-perfectionism-and-inauthenticity
  2. Patel, Deep. (2018). 9 Telltale Signs You’re Dealing With an Inauthentic Person. https://www.entrepreneur.com/article/313268

Ditulis oleh Syifa Salsabila Ramadhani

Baca juga:

Sama-sama manusia, Inilah 5 Cara Bedain Genuine People dan Fake People

Ciri-Ciri Sahabat Palsu Ini Harus Kamu Waspadai!

Punya Teman Bermuka Dua? Yuk Simak Cara Menghadapinya!

Tags: ciri fake peopleFakefake peopletanda fake people
Share234Tweet146Send
Syifa Salsabila Ramadhani

Syifa Salsabila Ramadhani

Related Stories

ilustrasi wanita sebagai penjelasan psikologi kenapa sosial media membuat kita insecure

Penjelasan Psikologi Kenapa Sosial Media Membuat Insecure!

by Radyastuti Soebroto
August 2, 2023
0

Insecure Akibat Sosial Media - Buat yang sering insecure sendiri...

pertama kali ke Indonesia, sukses bikin fans jadi FOMO Coldplay

FOMO Coldplay? Yuk, Cari Tahu Siapa dan Cara Mengatasinya

by Radyastuti Soebroto
May 24, 2023
0

Tiket Coldplay - "Kalau FOMO, nggak usah ikut nge-war tiket...

penipuan tiket konser banyak terjadi

Waspada Penipuan Tiket Konser, Ini Fakta Psikologinya!

by Neraca Cinta Dzilhaq, M.Psi., Psikolog
May 5, 2023
0

Penipuan Tiket Konser - Tidak dipungkiri bahwa Indonesia menjadi salah...

kepribadian big five

Mengenal Kepribadian Big Five Menurut Psikologi

by Neraca Cinta Dzilhaq, M.Psi., Psikolog
April 15, 2023
0

Kepribadian Big Five - Setelah sebelumnya kita membahas tentang teori...

Load More

PT. RIliv Psikologi Indonesia

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

  • Mental Health
    • Relationship
    • Family Life
    • Personal Growth
    • Theraphy
    • Psychology
  • Story
  • Event
  • Featured

PT. RIliv Psikologi Indonesia