People pleaser – Sering dengar istilah ini? Ya, ini identik sama perilaku buat selalu menyenangkan orang lain. Misalnya berusaha mewujudkan keinginan orang lain, selalu mengikuti apa kata orang supaya bisa tetap punya hubungan baik, dan lainnya. Sekilas, memang terkesan positif tapi kalau dilihat lebih dalam lagi, punya beberapa dampak sama kesehatan mental. Mau tau dampaknya apa aja? Yuk, simak artikelnya!
Apa Itu People Pleaser?
Sebelum cari tau lebih jauh soal dampak, kita cek dulu definisinya, ya. Dalam artikel Verywell Mind istilah ini mengacu pada orang yang menempatkan kebutuhannya dibawah kebutuhan orang lain. Mereka sekilas terlihat suka menolong, baik, dan menyenangkan. Tapi sebetulnya mereka susah buat membela diri sendiri dan menolak permintaan orang lain. Mereka juga mungkin setuju sama hal-hal yang nggak diinginkan atau nggak mampu dilakukan. Pada akhirnya, perilaku tersebut mengarah ke pengorbanan atau pengabaian diri yang berbahaya.
Mungkin sekarang kamu bertanya sama diri sendiri,
“Kalau aku emang cuma mau bikin orang sekitarku bahagia, gimana? Apa termasuk people pleaser?”
Well, buat cari tau hal ini, kita harus cek dulu beberapa tandanya. Dari artikel Psychological Today, ada sepuluh tanda yaitu:
- Pura-pura setuju sama orang lain.
- Merasa bertanggung jawab sama perasaan orang lain.
- Terlalu sering minta maaf.
- Merasa terbebani sama hal-hal yang harus dilakukan.
- Susah buat menolak permintaan.
- Merasa nggak nyaman kalau ada orang yang marah sama kamu. Padahal, ketika ada orang yang marah bukan berarti kamu melakukan hal yang salah.
- Susah buat jadi diri sendiri dan cenderung mengikuti orang lain.
- Butuh pujian buat merasa jadi lebih baik.
- Berusaha buat menghindari konflik.
- Takut buat mengakui kalau perasaannya terluka supaya tetap menjaga hubungannya baik-baik aja sama orang lain.
Ada 7 Penyebabnya: Mulai dari Self Esteem sampai Trauma
Tentu, hal ini terjadi karena ada penyebabnya. Dalam Medical News Today, ada tujuh hal yang bisa bikin seseorang punya perilaku seperti ini.
- Low self-esteem: Disebut juga harga diri atau batasan diri. Orang seperti ini merasa kalau kebutuhannya itu nggak lebih penting dari kebutuhan orang lain. Karena mereka kurang menyadari dan menghargai apa yang sebenarnya mereka butuh dan inginkan.
- Kecemasan: Beberapa orang mungkin menyenangkan orang lain karena merasa khawatir bakalan ditolak.
- Menghindari konflik: Biasanya people pleaser cenderung melakukan hal ini dan menggunakan kesenangan orang lain sebagai cara buat mencegah adanya perselisihan.
- Budaya dan sosialisasi: Maksudnya yaitu budaya dari keluarga, komunitas, atau sebuah negara bisa mempengaruhi cara pandang seseorang tentang kewajiban mereka terhadap orang lain dan diri sendiri.
- Ketidaksetaraan: Penyebab lainnya yaitu adanya ketidakadilan yang bisa memperkuat gagasan tentang tugas buat menjaga orang lain.
- Gangguan kepribadian: Hal ini punya peran besar dalam mempengaruhi seseorang bisa jadi people pleaser atau nggak. Hal ini diartikan juga sebagai kondisi kesehatan mental jangka panjang yang di antaranya bisa bikin seseorang selalu berusaha buat menyenangkan orang lain.
- Trauma: Beberapa orang menjadi people pleaser sebagai wujud dari trauma masa lalu.
Apakah Jadi People Pleaser Itu Buruk?
Masih ingat, diawal artikel kita sempat menyebut tentang dampak hal ini terhadap kesehatan mental? Ya, tentu perilaku ini punya dampaknya, baik secara langsung ataupun nggak. Dalam Medical News Today disebutkan misalnya stres, kelelahan, menelantarkan diri sendiri, benci sama diri sendiri, masalah dalam menjalin hubungan, kehilangan identitas, dan bisa menyakiti orang lain. Buat mencegah hal-hal ini terjadi, ada beberapa acara yang bisa dicoba. Yuk kita simak!
- Kerjakan satu tugas pada satu waktu: Kamu bisa coba komitmen buat memenuhi satu kebutuhan pada satu waktu aja . Misalnya, di hari ini kamu mau fokus membantu ibu beres-beres dapur. Terus besok baru main sama teman.
- Berpikir sebelum menjawab: Ketika ada orang yang minta tolong, mungkin selama ini kamu akan langsung kasih jawabannya. Tapi sebetulnya kamu bisa lho, minta waktu buat memikirkannya dulu. Misalnya, ada temanmu yang mendadak minta ditemenin cari kado buat pacarnya besok. Padahal kamu masih proses menyusun to-do-list buat besok. Di situasi ini, kamu bisa minta waktu ke dia buat memikirkan jawabannya.
- Menetapkan batas waktu: Saat kamu bilang “iya” buat sesuatu, kasih tau juga batas waktunya. Misalnya, ada teman yang minta bantuan dan nggak terlalu mendesak. Di sisi lain, kamu juga punya tumpukan pekerjaan dari kantor. Di situasi ini, kamu bisa coba komunikasikan batasan waktu buat mengerjakan permintaan dia.
- Time blocking: Selain beberapa hal tadi, coba bikin jadwal tertentu buat menolak permintaan orang. Hal ini bisa dilakukan in real life atau menggunakan jadwal kalender otomatis buat beberapa pertemuan online.
- Latihan buat menolak: Ada banyak cara buat menolak sesuatu tanpa menyakiti perasaan orang lain kok. Jadi kamu nggak perlu khawatir buat bilang “nggak” sama permintaan orang lain.
- Ketahui yang kamu mau: Ketika tau apa yang kamu mau, maka kamu punya batasan sama orang lain dan nggak menuruti semua permintaan. Buat tau apa yang kamu mau, bisa coba dengan meditasi rutin 10 menit setiap hari. Kalau kamu belum pernah melakukannya, bisa coba pakai aplikasi Riliv karena ada banyak pilihan konten meditasi yang membantu kamu lebih kenal sama diri sendiri.
Beberapa cara tadi bisa membantu buat berhenti jadi people pleaser tapi kalau dirasa belum cukup ampuh, coba konsultasikan sama psikolog, ya! Tenang aja, kamu nggak perlu takut di judge atau ceritamu tersebar, karena psikolog siap mendengar dan menjaga rahasiamu. Saat ini ada banyak layanan konsultasi bahkan bisa secara online, misalnya Riliv. Jadi, nggak perlu bingung lagi harus cerita ke siapa ketika kamu merasa terbebani saat merasakan tanda-tanda people pleaser tadi.
Membantu orang lain itu baik tapi kebahagiaannya bukan jadi tanggung jawabmu juga. Tetap jaga kesehatan mentalmu, karena itulah yang utama.
Referensi:
People pleaser: What it means and how to stop. medicalnewstoday.com
10 Signs You’re a People-Pleaser. psychologytoday.com
How to Stop Being a People-Pleaser. verywellmind.com